Adalah sebuah cerita dari Bengkulu. Seorang Pangeran dikutuk menjadi seekor ular namun bisa kembali menjadi manusia setelah ada seorang gadis bersedia untuk dinikahinya. Ular nDaung namanya. Beginilah ceritanya:

Dahulu kala, di sebuah desa yang berada di kaki gunung, hiduplah seorang ibu bersama tiga orang anak gadisnya. Hidup mereka sangat miskin karena hanya bergantung pada hasil ladang yang luasnya tak seberapa.   Pada suatu ketika sang ibu jatuh sakit yang tak kunjung sembuh.

[iklan]

Hal ini membuat ketiga anaknya menjadi sangat sedih dan bingung. Oleh orang pintar di desa disarankan agar ibu mereka yang sakit itu diobati dengan dedaunan khusus yang hanya ada di puncak gunung. Daun-daunan tersebut harus direbus dengan Bara Ajaib yang hanya ada di dalam sebuah goa di puncak gunung yang sama. Di dalam gua tersebut hidup seekor ular sakti bernama ular nDaung. Menurut para sesepuh desa, ular nDaung penunggu goa itu akan memakan siapa saja orang yang berada di puncak gunung. Ketiga anak-anak ibu tersebut tentu saja tidak berani pergi ke puncak gunung untuk mengambil Daun Obat dan Bara Ajaib yang dimaksud. Akan tetapi, demi kesembuhan sang ibu, si Bungsu dari tiga bersaudara itu memberanikan diri dan rela untuk pergi ke puncak gunung yang dimaksudkan oleh orang pintar di desa itu

“Aku akan pergi ke puncak gunung untuk mengambil Daun Obat dan Bara Ajaib untuk mengobati penyakit ibu kita,” kata si Bungsu pada kedua kakaknya.

“Jangan adik, di puncak gunung itu ada ular nDaung. Bisa-bisa nanti kamu dimakan oleh ular yang sakti itu,” kata kakak si Bungsu.

“Kasihan ibu, kak. Kalau memang tak ada cara lain untuk menyembuhkan ibu selain Daun Obat dan Bara Ajaib itu, aku rela melakukan apa saja demi ibu kita.” kata si Bungsu. Sang kakak tak bisa menahan keinginan adik mereka untuk mendapatkan obat bagi ibu mereka. Si Bungsu lalu pergi ke orang pintar yang memeriksa sakit ibunya untuk minta petunjuk.

“Hati-hatilah kau nak, ular nDaung akan memakan siapapun yang berada di puncak gunung. Kami hanya bisa mendoakanmu.” kata orang pintar di desa tersebut.

Setelah mendapat petunjuk, si Bungsu segera pergi untuk mengambil Daun Obat dan Bara Ajaib di puncak gunung. Sesampainya di puncak gunung, suasana mengerikan mulai terlihat. Di tempat tersebut tumbuh pohon-pohon besar sangat menakutkan. Tiba-tiba saja terdengar suara ular mendesis yang sangat mengerikan. Si Bungsu ketakutan setengah mati. Cepat-cepat ia mencari tempat sembunyi di balik pepohonan. Belum sempat ia mendapatkan tempat untuk bersembunyi, ular nDaung sudah berada tepat di hadapannya. Ular tersebut menatapnya dengan tatapan tajam. Lidahnya menjulur keluar.

“Hei, anak manusia.  Berani benar kau datang ke puncak gunung ini. Aku akan memakanmu sekarang.” kata ular nDaung, suaranya mendesis sungguh mengerikan.

“Tolonglah aku wahai ular sakti. Ibuku sedang sakit keras. Aku kemari hendak mencari Daun Obat dan meminta Bara Ajaib untuk mengobati ibuku.” Si Bungsu bersimpuh sambil menangis di hadapan ular sakti.

“Shsssssh….Jadi engkau berani mengambil resiko datang kemari hanya untuk mengobati ibumu?” tanya Ular nDaung.

“Benar wahai ular sakti, demi cintaku pada ibu, aku siap melakukan apa saja. Tolonglah aku,” pinta si Bungsu.

Ular Sakti itu mendesis, lalu berkata: “Baiklah, aku akan memberikan Daun Obat dan Bara Ajaib kepadamu, tapi dengan satu syarat. Engkau harus bersedia menjadi istriku,” kata ular nDaung.

Demi kesembuhan ibu tercinta, tanpa pikir panjang lagi, ia mengangguk tanda setuju. Kepada si Bungsu, ular nDaung kemudian memberikan Daun Obat dan Bara Ajaib yang dicari oleh si Bungsu.

“Terimakasih ular sakti. Ijinkan aku pulang sebentar untuk memberikan Daun Obat dan Bara Ajaib ini kepada keluargaku. Aku akan kembali untuk memenuhi janjiku.” kata si Bungsu.

Si Bungsu kemudian pulang mengantarkan Daun Obat dan Bara Ajaib kepada kedua kakaknya, setelah itu ia segera kembali ke puncak gunung untuk menikah dengan ular nDaung. Namun sebuah keanehan terjadi. Beberapa saat setelah pernikahan selesai dilaksanakan, tiba-tiba saja ular nDaung berubah menjadi seorang pemuda tampan yang gagah perkasa. Ternyata ular nDaung itu sebenarnya adalah Pangeran Abdul Rahman Alamsyah. Sang pangeran yang terkena sebuah kutukan.

Sementara itu, di kaki gunung, kedua kakak si bungsu merasa curiga kenapa si bungsu kembali ke puncak gunung setelah mengantarkan Daun Obat dan Bara Ajaib. Mereka berdua kemudian menyusul ke puncak gunung karena penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.

Betapa terkejutnya mereka ketika sampai di puncak gunung melihat si adik sedang berduaan dengan seorang pria yang sangat tampan. Mereka jadi iri melihat adiknya, sehingga timbulah niat jahat untuk memfitnah adiknya. Mereka memasuki goa, kemudian membakar kulit ular. Maksudnya agar si pemuda tampan menyangka bahwa si Bungsulah pelakunya. Mereka berharap Sang Pangeran akan mengusir si Bungsu, namun yang terjadi justru sebaliknya. Pangeran Abdul Rahman Alamsyah merasa gembira karena dengan dibakarnya kulit ular tersebut maka kutukannya hilang selamanya. Akhirnya Pangeran tampan Abdul Rahman Alamsyah, bisa hidup bahagia selama-lamanya bersama si Bungsu.

Dapoer Sastra Tjisaoek, April 2020
Cerita Rakyat Bengkulu
Diceritakan kembali oleh: Abah Yoyok

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *