Sampai saat ini, Juni 2020, Pandemi Covid-19 masih berlangsung di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Protokol kesehatan pencegah penularan Virus Corona Covid-19 terus didengungkan agar senantiasa dilaksanakan oleh masyarakat luas, yaitu: Tinggal di rumah, Bekerja dari rumah, Jaga jarak sekitar 1,5 m antar sesama manusia, Tidak berkumpul-kumpul, Selalu memakai masker, Senantiasa cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, dan Menjaga stamina kesehatan badan.

Selama musim pandemi, tempat tempat wisata ditutup, begitu juga beberapa tempat ibadah. Lokasi yang selalu terbuka untuk setiap orang adalah rumah masing-masing, kecuali bagi penghuni yang terpapar positif terjangkit Corona, harus diisolasi di rumah sakit khusus penanganan pasien Corona.

Bagi yang sehat, bekerja sehari-hari di rumah, memang bisa bertemu keluarga di sela-sela waktu bekerja. Namun demikian adakalanya perlu hiburan selingan untuk melepas penat setelah sekian lama bekerja di rumah, yang kadang sambil diselingi melakukan kegiatan urusan rumah sehari-hari, seperti menjaga kebersihan rumah, kerapihan pakaian, membantu urusan dapur, dan tentu saja sesekali menemani anak-anak belajar di rumah.

[iklan]

Satu di antara hiburan alternatif yang bisa dilakukan di rumah adalah menyalurkan hobi yang bisa dilakukan di rumah, misalnya berkreasi menanam bonsai, khususnya bagi yang hobi seni sekaligus bisa meningkatkan kepedulian pada alam, terutama dunia tanam-tanaman. Berkreasi Seni Bonsai serasa menghadirkan suasana alam yang sesungguhnya, berada di sekitar rumah, bahkan bisa masuk ke dalam rumah. Bonsai mempunyai berbagai ukuran, mulai yang paling kecil sekitar sebesar jari jempol, sampai setinggi 1,5m.

Untuk meningkatkan minat berkreasi bonsai, memang sudah selayaknya jika terlebih dahulu mengenal apa itu bonsai. Bonsai berasal dari bahasa Jepang yang berarti tanaman kerdil yang ditanam di pot dangkal. Tanaman kerdil ini seolah menjadi miniatur tanaman sesungguhnya di alam raya, sehingga profilnya pun tidak jauh berbeda dengan tanaman yang tumbuh di alam, mulai dari tampak akar, batang, cabang, ranting, daun, bunga sampai buah.

BAGAIMANA MEMULAI BERKREASI BONSAI?
Bagi pemula atau bagi yang belum pernah berkreasi bonsai, langkah persiapan sampai dengan penaman, dan pemeliharaan bonsai perlu diketahui, lebih-lebih jika kreasi bonsainya berawal dari penanaman bahan calon bonsai sampai menjadi bonsai.

Persiapan Bahan Calon Bonsai
Pada dasarnya semua tanaman bisa dibikin bonsai, tetapi para pakar sekaligus seniman bonsai menyarankan adanya beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar tanaman bisa dibuat bonsai sebaik-baiknya. Persyaratan tersebut antara lain :

  • Berbatang keras dan berkayu
  • Berpotensi hidup puluhan sampai ratusan tahun
  • Pertumbuhannya lambat
  • Daun kecil dan tahan lama di ranting.
  • Tahan dibengkokkan, dan tidak mudah patah.

Beberapa jenis tanaman yang memenuhi persyaratan tersebut antara lain adalah pohon : Asam Jawa (Tamarindus indica), Asam Belanda (Pithecellobium dulce), Jeruk Brasil (Citrus Sp.), Sancang (Premna Microphylla), Lohansung (Podocarpus macrophyllus), Beringin Kimeng ( Ficus Microcarpa), Beringin Garuda (Ficus Benjamina), Beringin Korea (Ficus Longisland), Sianchi (Barbados cherry), Dewandaru (eugenia uniflora), Seligi (Phyllanthus buxifolius), Buah ajaib (Synsepalum dulcificum), Beach cherry, Hokianti (carmona retusa), Jamblang/Duwet (Syzygium cumini), Anggur brasil (Jaboticaba), Hingkip (serissa foetida), dan Serut  (Streblus asper).

Persiapan bahan bakalan bonsai (babon) bisa berasal dari tanaman hasil cangkok, semai biji, stek batang, maupun dongkelan tanaman dari kebun atau pun tanaman liar di alam bebas. Untuk tanaman liar di alam bebas, ketika pelaksanaan pendongkelan serta pasca pendongkelan sebaiknya tetap menjaga kelestarian lingkungan di sekitar lokasi pendongkelan.

Setelah persiapan tanaman dirasa cukup, yakni ketika tanaman tampak sehat, selanjutnya disiapkan kawat atau kabel alumunium sebagai alat bantu untuk membentuk tanaman babon menjadi bentuk bonsai yang telah direncanakan. Ukuran kawat disesuaikan dengan besar kecilnya batang, cabang, maupun ranting yang akan dililit kawat pembentuk babon.

Pada saat melilitkan kawat ke cabang pohon, perlu tindakan hati hati, jangan terlalu kuat melilit, agar cabang tidak terluka karena lilitan. Sebab luka di cabang bisa mengakibatkan cabang menjadi sakit, dan bisa berujung kematian cabang, bahkan sampai kematian tanaman babon tersebut.

Adapun berbagai ukuran kawat Alumunium untuk bonsai seperti gambar 2.

Sedangkan bentuk bonsai ada berbagai macam, beberapa diantaranya seperti terlihat di gambar 3.

Selesai pembentukan, Babon boleh ditanam di Pot Dalam, bukan Pot Dangkal, hal ini untuk pembesaran batang, cabang dan ranting, selanjutnya pohon dijaga agar tetap pendek. Disamping itu, babon juga bisa ditanam padu-padan dengan batu karang laut, karang gunung, maupun batu kreasi dari semen.

Media tanam untuk pembesaran batang bisa menggunakan media tanam campuran yang terdiri dari : kompos dari sekam limbah ternak ayam potong, kompos sampah organik, pasir, dan tanah merah. Pada umumnya menggunakan komposisi masing masing satu bagian, atau pun tergantung jenis tanaman babon.

Pemupukan bisa memanfaatkan pupuk NPK, maupun pupuk yang lambat terurai. Tentu penyiraman dengan air bersih tidak boleh dilupakan. Air juga merupakan kebutuhan pokok babon. Periode penyiraman disesuaikan dengan keperluan babon, misalnya tiga hari sekali atau tergantung kebutuhan.

Babon yang sudah siap, untuk sementara ditaruh di tempat temaram terlindung dari paparan langsung sinar matahari. Setelah sekitar satu pekan, boleh dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari penuh.

Seiring pertumbuhan babon, tentu pergantian media tanam dan pemotongan ranting serta akar perlu dilakukan. Untuk penggantian media tanam sekaligus pemotongan atau pengurangan akar setidaknya dilakukan satu tahun sekali. Selanjutnya Pot dangkal sudah bisa digunakan sebagai pengganti pot dalam, dan babon pun bersiap menuju bentuk bonsai yang sesungguhnya.

CONTOH BAKALAN BOSAI
Beberapa contoh babon hasil kreasi rumah tanaman hias, Man Atek Collection, di Rumpin, Kab. Bogor, Jawa Barat, Indonesia, seperti gambar di bawah ini.

CONTOH BONSAI
Beberapa jenis tanaman yang sudah menjadi bonsai, hasil kreasi Man Atek Collection, contohnya di bawah ini.

Bonsai memang merupakan seni alami yang hidup, perlu dikreasi terus menerus sepanjang bonsai tersebut masih hidup. Jadi hobi bonsai pada dasarnya hobi berkelanjutan tidak pernah putus. Kreatifitas kehidupan tiada henti. Di sisi lain, memelihara bonsai ibarat investasi jangka panjang: investasi waktu, tenaga, rasa seni, dan biaya. Hasilnya seringkali tak terduga dan harganya pun menarik, di luar prediksi ketika baru memulai persiapan dari sebatang babon. Bisa dikatakan bahwa berkreasi bonsai itu merupakan penyaluran hobi yang bisa mendatangkan uang. Semoga!

Atik Bintoro

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *