Pandemi. Sampai hari ini masih saja menjadi misteri, menggerayangi muka bumi. Segala cara telah ditempuh untuk memerangi. Mulai dari pola tradisi, herbal sampai teknologi canggih dikerahkan. Dan pandemi tetap menjadi misteri. Informasi simpang siur, kabar angin merajalela. Was-was menggerogoti setiap hati. Tata kehidupan tergiring ke sebuah dunia antah berantah, dunia tanpa energi Illahi. Sungguh memprihatinkan. Teknologi tak lagi sakti,
begitu juga informasi mulai mati suri
Begitu kata Penyair Atik Bintoro.
Pandemi bisa menjadi apa saja, terserah.
Pilih yang baik di saat yang bagus hm…
Selengkapnya, silahkan nikmati puisi-puisi berikut ini (Redaksi)
BERANDA SUKA SUKA
Temaram pulsa mengendus sarung sampai menembus jejaring sinyal.
Tak lagi mengglobal seperti cita cita sedia kala.
Runtuh diterjang senyap.
Satu persatu dirayapi pikir yang mulai pandir, bagaimana menghalau pandemi
atau memperkuat diri.
Teknologi tak lagi sakti, begitu juga informasi mulai mati suri.
Hanya konsep hanya konsep, berkompetisi kembali ke diri sendiri, sambil memakai peci.
Bukan takut dirudapaksa, bukan juga takut terkena dusta.
Sinyal kuat melompat berlipat, tenaga penuh rangkap berganda, pulsa pun luber.
Semua tak berguna jika tiada lagi yang sudi membaca: K
onsepmu mana
BIM BENAR BIM IBUKADABRA
Roket bim bim bim
meluncur kilat menghalau logika mendulang nestapa.
Ada yang bergembira
sorak sorai dalam damai.
Aerodinamika berbilang angka, menjelajah aksara membuka koding koding rahasia.
Tanpa bayu tak lagi bisa merayu.
Suara angin lebih disuka dari pada gelegar batuk.
Jaman telah kembali pada budi, bukan lagi hanya untung rugi.
Pandemi menggerogoti menang sendiri.
Ayo berbagi.
bim bim ibukadabra…
PANDEMI SETENGAH JALAN
Mau berhenti, tanggung.
sudah jalan terlalu jauh
Terus, kawatir tak sampai
Pandemi bisa menjadi apa saja, terserah :
pilih yang baik
di saat yang bagus. hm…
Rumpin, 21 Mei 2021
Atik Bintoro atau biasa dipanggil Kek Atek/Kakek Atek adalah penggemar Sastra. Sehari hari tinggal di Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Di mbludus.com bersama tim redaksi yang lain menjadi penjaga gawang rubrik Puisi dan Sains & Teknologi.
