
Mata yang Kering
Kulihat mata bening
Di tengah hutan dalam sungai yang kering
Daun-daun menguning
Air mata itu belum sempat jatuh di tebing pipinya yang coklat
Kakinya yang kokoh berurat
Menjejak tangga-tangga tebing tanpa henti
Memberikan tauladan bagi tunas berbudi
Aku melihat kesedihan di matanya
ketika alam kau nodai
Tapi tangan, kaki dan hatinya terlalu lembut untuk mengutuk sesama
Ia tanam lagi biji, kayu, dan tunas-tunas baru
Bukit menghijau sejengkal demi sejengkal di bumi hati
Meluaplah bahagia di raut wajahnya yang tirus
Ia bawa potret alam dalam pesan tersirat
Tertulis di daun-daun yang mengayun
Bunga-bunga mekar menanti bakal buah
Di ujung ranting
Seperti harapnya yang disimpan dalam dada doa
Lalu dilambungkan ke langit
dalam istigfar setiap tumbuh
akar-akar baru yang menguatkan pohon-pohon
Di hutan impiannya
Ruang Kerja Pribadi, 8 Desember 2023
Perempuan yang Tertembak Hatinya
Seorang Perempuan meringkuk di kolong sunyi
Hatinya tertembak pejuang cinta
Darahnya menjadi puisi di dalam catatan harian
Dadanya terluka sebesar lubang peluru
Di situ selalu merembes air rindu
Membentuk lukisan gambar waru
Berwarna biru setengah lebam
Lubang luka itu membuat jalan menuju jantung
Di situlah setiap putaran darah, degupnya melukis renjana
Bukit Nuris, 2023
Sudah Kutanam
Aku telah tanam cintaku
Dalam batang pohon-pohon
Yang kau rawat di bukit itu
Jika nanti akar-akarnya menembus mata air
Lalu di suatu musim berbuah
Berarti di situlah hatiku dan hatimu
Bertemu
Malang, 6 Desember 2023
Riami. Mengajar di SMPN 2 Pakisaji. Tinggal di Malang. Bergiat di COMPETER, di Kelas Menulis Daring Elipsis. Menulis beberapa buku antara lain “Sajak Biru, Tentang Matahari” Menulis di Kompasiana. Com, majalah Elipsis, HOMAGI. Cernaknya pernah dimuat di Nusantara Bertutur, Kedaulatan Rakyat Jogja dan majalah Elipsis.
Terima kasih kak redaktur
Terima kasih kak redaktur. Salam puisi dari hati ke hati
Keren kak Riami. Lanjutkan ????????
Siap kak Dilla, terima kasih
Keren kak Riami. Lanjutkan ????????
Tak perlu diseka air mata yang jatuh , seiting waktu mengering tetapi tetap basah, penyubur rasa… Penambah dahaga …. Penambah syukur… Penambah Kuwat rasa …pelahir kekuwatan … Sang Khalik tak pernah tidur… Kan tersemai segala kebaikan menurutNya
Iya mbk Anis yakin hakkul yakin
Semangat berkarya bu Riami ????????