
CERITA DEWASA
konon, hidup ini
adalah sebuah cerita
dari ada menuju tiada
bahkan proses kita ada pun
juga sering diceritakan
kita sebagai kanak
mungkin abadi
sebab hidup adalah
rindu cerita kasih sayang
rindu yang menggebu seolah ingin
menjadi dewasa
dan ber ini itu anu
tanpa menyadari
segala sesuatu ada risikonya
kadang tak disadari
bahwa hidup itu adalah cerita
yang tidak layak diceritakan
di sudut-sudut warung kopi
yang remang
maupun diperkumpulan
ruang sebuah instansi
Bojonegoro, 17/08/2022
MALAM
malam ini puisi berusaha
menarik-narik tanganku
agar menjamah tubuhnya
menjadi sempurna
padahal
malam ini
ingin kuberpagut dengan kasihku
di balik selimut
sambil meniadakan resah
beban kerja seharian
malam ini juga malam selanjutnya
kupagut kasihku
dan kujamah tubuh puisi
di balik selimut angan-angan
di atas dipan yang sesekali bergoyang
berderak di antara bunyi-bunyi serak
hasil percintaan
Bojonegoro, 18/09/2022
SESUNGGUHNYA
sesungguhnya
orang tua menyayangi kita
dengan segalanya
sesungguhnya
kita adalah kanak abadi
dalam semestanya
sesungguhnya
mertua menyayangi kita
dengan menyerahkan
semestanya
kepada kita
Bojonegoro, 19/08/2022
SESUNGGUHNYA (2)
sesungguhnya
semesta apakah ini?
yang memberi
pada kita segalanya
hingga kita bersuka
dan menjadi tidak terasa
ketika menginjak kaki
teman berdansa
sesungguhnya
naluri apakah ini?
yang memandang terkesima
pada dada dan paha yang terbuka
dalam dingin malam pada semesta
sesungguhnya
diri apakah ini?
yang hidup dalam semesta yang maha
dengan denyut-denyut kekhawatiran
yang nyata dalam hal yang fana
Bojonegoro, 19/08/2022
MEMATIKAN LAMPU BERANDA
dulu sering kami lakukan
mematikan lampu beranda depan
ketika purnama sedang benderang
di bawah pohon sawo
di atas amben kayu yang telah
banyak melewati waktu
kami bercengkrama
tentang indahnya dunia
kepak kelelawar hanya mengejutkan sebentar
karena kami lebih asyik
mendengar cerita-cerita bapak tentang masa lalu
sambil kami menganyam angan-angan
terbayang malam itu kesederhanaan
yang lebih mewah daripada kemewahan itu sendiri
angin dingin dan gigit nyamuk tak terasa
anyaman angan-angan menjadi pudar
ketika kami bersua dunia sebenar
yang telah dicengkeram
berita-berita ketakutan akan langkanya
lapangan pekerjaan, harga bbm
dan lawakan politik yang menggelitik
Bojonegoro, 20/08/2022
Safandi Mardinata, lahir di Tuban pada 29 Juni 1983. Karya tulisnya berupa puisi, cerpen, geguritan, serta cerkak telah termuat di beberapa media cetak, media daring, dan buku-buku antologi bersama. Buku-bukunya yang telah terbit; Titip Kangen (MNC, 2016), Cethik Geni (Temalitera, 2018), Jalanidhi (Temalitera, 2020), Sastra Jawa Modern dan Seksualitas Perempuan (Lensa Publishing, 2022). Sejak 2011 berdomisili di Kabupaten Bojonegoro dan bergiat di Sanggar Interlude.