Ngadulag – Tradisi Nabuh Bedug

Ngadulag, nabuh bedug, atau seni  mukul bedug adalah salah satu tradisi yang sudah ada sejak lama di Jawa Barat, dan masih ada hingga sekarang.

Di Jawa Barat, masjid atau mushola yang ada di pedesaan umumnya memiliki Dulag atau Bedug yang berfungsi sebagai penanda telah tiba waktu sholat. Setelah bedug dipukul, Muazin segera mengumandangkan azan, panggilan sholat untuk umat muslim di sekitar masjid atau mushola.

Di bulan Ramadhan, bedug tak hanya dibunyikan ketika masuk waktu sholat saja. Ngadulag, nabuh bedug, menjadi hiburan tersendiri yang murah meriah bagi anak-anak sampai orang dewasa di desa-desa.  Ngadulag biasanya dilakukan seusai sholat Taraweh sampai menjelang waktu Sahur.

[iklan]

Bedug atau dulag bisa menjadi daya tarik sebuah mesjid di bulan Ramadan. Anak-anak yang akan Taraweh suka memilih mesjid atau mushola yang memiliki bedug besar dan bagus. Semakin mudah akses untuk memainkan bedug, akan semakin banyak anak dan remaja yang ke mesjid. Anak-anak akan datang ke masjid/mushola buru-buru setelah berbuka, dan menunggu sholat isya dan taraweh. Menunggu sholat Isya dan taraweh menjadi tak terasa dengan ngadulag.

Nabuh bedug kelihatannya gampang, tapi nyata tak semudah yang kita pikirkan. Memukul atau menabuh bedug bisa dibilang sebuah seni tersendiri. Tidak sembarang pukul, asal bunyi dug dag dug dag. Tidak sembarang orang bisa memukul bedug dengan merdu dan irama yang enak di dengar berlama-lama. Anak-anak sering rebutan memukul bedug, tapi pukulannya asal-asalan saja, sehingga kurang asyik di dengarnya. Kalau ada yang mampu memukul bedug berlama-lama dan enak didengar, itu pasti orang dewasa atau anak-anak remaja. Anak-anak, dan yang lainnya bersama anak-anak tingga menambahkan dengan memukul kentongan, kaleng, atau apa saja sebagai penambah semaraknya bunyi irama bedug. Jadilah musik perkusi yang mengasyikan.

Dulu, ngadulag atau memukul bedug  itu ada aturannya. Supaya bunyi bedug terdengar merdu, tenaga pukulan harus diatur, rasa dipanteng, dan penabuh harus merasakan nikmatnya pukulan. Begitulah kira-kira. Konon kabarnya, pada jaman baheula , bunyi bedugg selepas shalat tarawih, selepas tadarus, atau menjelang sahur akan terdengar berbeda.

Selain sebagai hiburan yang murah meriah di bulan Ramadhan, ngadulag juga dilakukan keliling kampung atau komplek untuk membangunkan Sahur. Suara tabuhan bedug juga terdengar mengiringi suara takbiran di malam lebaran. Menariknya, ngadulag atau tradisi menabuh bedug ini, tidak lekang oleh waktu. Selalu ada setiap di setiap bulan Ramadhan dam malam Takbiran. Kegiatan ini hampir ada si seantero Nusantara tercinta.  Ngadulag yuk! (AY)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *