
MENGENAL TEKNOLOGI SATELIT
Hampir semua diantara kita sudah akrab dengan istilah satelit, baik mengenai satelitnya sendiri maupun produk yang dihasilkan oleh satelit, misal foto permukaan bumi yang berhubungan dengan bencana alam, sumber daya alam, foto pemetaan wilayah, maupun sistem telekomunikasi berupa : siaran TV, internet dan Hand Phone.
Menurut Brij N. Agrawal, Ilmuwan Satelit dari India di dalam bukunya Design of Geosynchronous Spacecraft (1986) mengatakan bahwa konsep kendaraan antariksa diusulkan oleh Arthur Clark di artikel tahun 1945, kemudian direalisasikan tahun 1965 dalam peluncuran dan pengoperasian satelit geosinkron pertama untuk komunikasi Internasional, yaitu satelit Early Bird.
Satelit ini sukses diluncurkan dari Amerika Serikat pada 06 April 1965.
Sejak saat itu teknologi satelit komunikasi geosinkron berkembang pesat, terutama untuk pemanfaatan bidang komunikasi internasional, domestik, militer, maritim, siaran TV, pemotretan pergerakan awan untuk prediksi cuaca, membantu navigasi pesawat terbang dan kapal laut.
[iklan]
Kesuksesan peluncuran dan operasional Satelit Early Bird memacu perkembangan teknologi Satelit pada generasi berikutnya.
Sampai saat ini telah dihasilkan berbagai bentuk dan ukuran serta fungsi satelit dari negara negara penghasil Satelit. Indonesia termasuk negara yang telah memiliki banyak Satelit terutama Satelit Komunikasi, disamping itu juga telah mampu membuat Satelit, dalam hal ini dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Beberapa satelit komunikasi milik Indonesia, diantaranya adalah :
Gambar 2 : Beberapa Satelit milik Indonesia
Adapun Satelit buatan LAPAN adalah sebagai berikut:
Pada dasarnya Satelit adalah benda langit buatan manusia yang berputar mengikuti rotasi bumi. Ada tiga macam posisi satelit pada orbitnya, yaitu:
- Low Earth Orbit (LEO): 500-2.000 km di atas permukaan bumi.
- Medium Earth Orbit (MEO): 8.000-20.000 km di atas permukaan bumi.
- Geosynchronous Orbit (GEO): 35.786 km di atas permukaan bumi.
Ada beberapa jenis satelit, diantaranya yaitu :
- Satelit Astronomi
Satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
- Satelit Komunikasi
Satelit yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah.
- Satelit Pengamat Bumi
Satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit, seperti Satelit Reconnaissance tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta,
- Satelit Navigasi
Satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi.
- Stasiun Angkasa
Struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa.
- Satelit Cuaca
Satelit yang digunakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi.
- Satelit Miniatur
Satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini, antara lain: satelit mini (500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).
Tim Riset CNBC Indonesia di situs ww.cnbcindonesia.com menyampaikan ada 25 Satelit Indonesia, yaitu :
Tentunya jumlah dan jenis Satelit milik Indonesia tersebut semakin tahun akan semakin bertambah, baik jumlah maupun kualitasnya, sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia.
(Tulisan ini diserap dari berbagai sumber ./AB)