Jelangkung-Jelangkung
Di sini ada pesta
Pestanya kecil-kecilan
Datang tak dijemput
Pulang tak diantar
Eits… jangan berhenti baca! Baiknya lanjut bacanya sampai selesai. Apa artinya takut, kalau nggak tahu tentang Jelangkung atau Jaelangkung yang tak lain adalah jenis permainan tradisional yang ngeri-ngeri sedap. Jelangkung adalah satu di antara jenis permainan untuk memanggil hantu yang ada di sekitar kita. Dalam permainan memanggil hantu ini biasanya menggunakan media berupa boneka Batok Kelapa yang didandani layaknya manusia. Di bagian tangannya dikasih alat tulis yang gunanya sebagai media komunikasi arwah di dalam Boneka Jelangkung.
Permainan ini dilakukan oleh beberapa orang dan mengucapkan mantra berkali-kali sampai Boneka Jelangkung benar-benar dimasuki arwah gentayangan. Mantranya seperti yang ditulis di atas. Setelah boneka jelangkung terisi arwah gentayangan, maka boneka alias arwah itu akan melakukan komunikasi dengan kita. Komunikasi itu nantinya berupa tanya jawab, di mana para pemain bisa menanyakan berbagai pertanyaan, dan si arwah itu akan menjawab apa yang bisa dijawab melalui tulisan. Si boneka Jelangkung akan menjawab pertanyaan melalui tulisan dengan kapur/alat tulis yang ada di tangannya ke atas kertas atau papan tulis yang sudah disediakan.
[iklan]
Sejarahnya Permainan Jelangkung
Percuma kalau kita cuma ngerti aja, tanpa mengetahui bagaimana latar belakang dan sejarah dari permainan jelangkung itu sendiri. Kalau ditelisik berdasarkan beberapa sumber, permainan ini sebenarnya merupakan permainan kuno yang dimainkan oleh orang-orang Tiongkok, yang mana diberi nama ‘cay lan kong’. Nah, kenapa bisa masuk ke nusantara? Mungkin sebabnya karena adanya hubungan perdagangan antara Tiongkok dengan Nusantara.
Yang terjadi, lama-kelamaan permainan ini menjadi populer di tanah air. Padahal kalau dilihat sampai sekarang, di Tiongkok sendiri permainan cay lan kong atau jelangkung ini sudah hampir tidak pernah dimainkan lagi. Karena pada dasarnya dulu, permainan ini hanya dimainkan oleh anak-anak dengan tujuan kesenangan saja. Kesenangan itu tentu ditambah dengan rasa penasaran apakah benar makhluk halus bisa masuk ke boneka jelangkung.
Berbagai Versi Permainan Jelangkung di Tanah Air
Semakin populer, permainan Jelangkung mulai tersebar ke seluruh penjuru tanah air. Bahkan di pulau Jawa sendiri juga ada istilah lain dari permainan seperti jelangkung yaitu ‘Nini Thowok’. Permainan ini bukan dilakukan oleh anak-anak yang dimainkan sama seperti permainan Jelangkung, melainkan dimainkan oleh para orang tua untuk meminta keselamatan dan menolak bala di desa.
Tak hanya di pulau Jawa, di Minangkabau sendiri juga terdapat permainan yang serupa dengan permainan jelangkung, yang bernama ‘Lukah Gilo’. Bedanya, permainan ini hanya dimainkan oleh seorang pawang. Permainan ini diberi nama ‘Lukah Gilo’, karena media permainan menggunakan bambu penangkap ikan yang bernama ‘Lukah’.
Proses permainannya, Pawang akan membisikkan sebuah mantra, dan arwah akan masuk ke dalam boneka tersebut. Sama seperti jelangkung, pawang akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk dijawab.
Fungsi Permainan Jelangkung
Awalnya sih, permainan jelangkung hanya sekadar untuk senang-senang saja, itu sebabnya Jelangkung masuk kategori sebagai permainan. Namun seiring berjalannya waktu, permainan Jelangkung mulai disalahgunakan. Contohnya, dijadikan sebagai uji nyali, atau bahkan malah dijadikan sebagai pencari wangsit oleh para penjudi.
Beda halnya di Minangkabau, permainan ini juga dijadikan sebagai hiburan. Para pawang pun menjadi lakon dalam pertunjukan tersebut. Biasanya hiburan ini diadakan saat upacara pernikahan. Bahkan di beberapa daerah lain dijadikan sebagai alat menakut-nakuti orang. Jadi tak heran kalau stigma kita tentang Jelangkaung adalah KETAKUTAN.
Jelangkung dalam Budaya Indonesia
Sebenarnya Jelangkung sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Tak heran kalau Jelangkung tidak bisa hilang dalam pikiran masyarakat Indonesia. Apalagi masyarakat yang menyukai hal-hal mistis. Bahkan di era modern ini, orang cenderung melakukan hal yang lebih praktis, yaitu cukup menggunakan pensil dan kertas saja, dengan cara memegang pensil lalu membunyikan mantra berkali-kali. Tak heran kalau anak-anak di sekolah kini mulai memainkan permainan Jelangkung hanya dengan menggunakan alat seadanya tanpa perlu susah membuat bonekanya.
Tak hanya itu, mindset tentang Jelangkung di benak masyarakat Indonesia sulit hilangnya karena mulai adanya film dan cerita fiksi tentang Jelangkung. Kebanyakan ceritanya adalah tentang ketakutan orang. Di situlah budaya Jelangkung mulai melekat pada masyarakat Indonesia.
Jadi, bagaimana menurut kamu tentang Jelangkung? Apa kamu masih takut dengan Jelangkung? Atau mulai percaya bahwa sebenarnya ini hanya sebuah permainan? (HCL)