Dahulu kala di wilayah pegunungan tinggi terdapat seorang petapa yang sakti mandra guna dan hidup bersama putrinya yang sangat cantik jelita. Suatu ketika datanglah seorang pemuda yang ingin berguru kepada petapa tadi. Pemuda tersebut berasal dari kerajaan Masaran, anak seorang raja yang kaya raya ,  sangat terpandang dan penuh wibawa. Pemuda tersebut ingin mempunyai kesaktian dan ia memilih untuk berguru kepada seorang petapa tersebut. Setelah lama berguru dan setiap hari bertemu dengan gadis yang merupakan anak seorang petapa. Pemuda tersebut jatuh cinta kepada gadis itu.  Gadis itu pun juga mencintai si pemuda tampan tersebut.

Akhirnya mereka sama-sama mencintai tanpa memandang kasta dan harta. Namun, cinta mereka terhalang oleh restu orang tua. Sang pemuda berasal dari keluarga yang berkelimpahan harta. Orang tua mereka termasuk keluarga yang terpandang. Sedangkan si gadis berasal dari keluarga yang kurang berada atau dikatakan miskin walaupun ayah dari si gadis merupakan seoang petapa yang sakti mandra guna. Oleh sebab itu, perjalanan cinta mereka tentu saja mendapatkan hambatan, sebab orang tua dari pihak sang pemuda tidak menginginkan anaknya menikah dengan gadis miskin alias kekasih dari anaknya tersebut.

Namun, cinta mereka tetap berjalan meskipun bertemu secara diam-diam. Mereka melakukan pertemuan tanpa diketahui oleh orang tua mereka. Jika mereka diketahui oleh orang tua pihak si pemuda, sang ayah dari pihak si pemuda tidak segan memarahi bahkan akan menyuruh prajurit untuk menghancurkan kekasih anaknya. Sang ayah selalu mewanti-wanti anaknya agar tidak bertemu kembali dengan kekasih idamannya. Namun, sang anak tidak dapat mengingkari hatinya bahwa dia sangat mencintai si gadis.

“Ingatlah anakku, keluarga kita adalah keluarga kaya dan terpandang. Tidak mungkinlah langit menyatu dengan bumi. Jika kamu menikah dengan gadis itu, aku betul-betul tidak setuju!” kata sang ayah dari pemuda itu.

“Tapi ayah, aku sangat mencintainya. Apakah ayah tega jika nantinya aku menikah dengan gadis yang tidak aku cintai?” tanya sang pemuda dengan amarahnya.

“Tentu saja, aku akan menjodohkanmu dengan seorang gadis kaya yang akan menjadi istrimu, ia berasal dari kerajaan sebelah, sama cantiknya, dan penuh wibawa. Calon istrimu tentu saja sangat jauh lebih tinggi kedudukannya dibandingkan gadis yang miskin itu!” celetuk sang ayah.

Mendengar penjelasan ayahnya, sang pemuda merasa bagai disambar petir, ia memberontak dan pergi meninggalkan kerajaan. Ia menyadari bahwa ia ternyata telah dijodohkan dengan seorang gadis yang tidak dia ketahui bagaimana rupa dan wataknya. Apakah dia akan menuruti kehendak ayahnya? dia tidak tau. Akhirnya, secara diam-diam sang pemuda pergi menemui kekasihnya.

Setelah sampai menemui kekasihnya, sang pemuda memberitakan perihal bahwa dirinya akan dijodohkan oleh orang tuanya. Sang gadis bingung, dia hanya terdiam dan merenung.

“Kakanda, aku tau dari dulu bahwa orang tuamu tidak menyetujui hubungan kita. Aku paham bahwa kita memiliki perbedaan bagaikan langit dan bumi,” jelas sang gadis.

“Tapi aku tetap mencintaimu adinda,” sahut sang pemuda.

“Iya aku juga mencintaimu. Tapi kamu harus tau, kondisi kita memang tidak lagi memungkinkan,” Kata sang gadis.

Gadis itu pun sadar dia adalah orang yang miskin, akhirnya ia melarikan diri dari rumah, si pemuda mengetahui bahwa si gadis ingin melarikan diri, ia pun berusaha mengejar kekasihnya. Ternyata orang tua pemuda itu mengetahui bahwa anaknya mengejar gadis yang di anggapnya miskin itu, dia pun sangat marah melihat kelakuan anaknya dan sepasang kekasih itu dikutuk menjadi batu.

“Kurangajar! Akan ku kutuk mereka menjadi batu yang besar!” ucap marah ayah sang pemuda itu

Sebelum si gadis menjadi batu, dia sudah sampai di daerah Masaran dan pemuda itu masih di puncak bukit.

“Saya bersumpah, jika takdir saya menjadi batu maka jadikan batu yang berguna”. dengan suara yang lantang gadis itu berteriak.

Mendengar sumpah dari sang gadis, pemuda itu pun menghampiri sang gadis lalu berkata,

“Adinda, sebelum kutukan itu benar akan terjadi, apakah kita bisa menikah agar kita bisa hidup berdua selamanya?” tanya sang pemuda

“Kakanda, aku setuju. Tetapi bolehkan aku meminta satu persyaratan?” jawab sang gadis

“Buatkan selendang yang panjang sepanjang pulau jawa dan berwarna kuning, merah dan hijau” lanjut dari sang gadis.

“Baiklah adinda, aku akan membuatkan selendang tersebut” ucap sang pemuda menyetujui persyaratan dari sang gadis.

Kutukan tersebut pun akhirnya merubah sang pemuda yang sedang mencari bahan pembuatan selendang di daerah Pagedongan dan gadis itu pun sedang menunggu sang pemuda di daerah Masaran, tiba-tiba ia kelelahan dan tertidur. Sang gadis bermimpi jika ia menjadi batu yang besar seperti gunung. Mimpi sang gadis pun menjadi kenyataan.

Jelmaan gunung si gadis akhirnya di beri nama gunung Tampomas, sedangkan jelmaan si pemuda di beri nama gunung Lanang. Walaupun mereka sudah menjadi batu tapi mereka masih bisa saling berbicara.

Keinginan sang gadis pun terkabul, kini batu tersebut dijadikan sebagai tempat pertambangan yang menghasilkan batu besar. Selendang tersebut pun berubah menjadi sungai yang mengalir untuk kehidupan masyarakat setempat. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk meledakan gunung tampomas untuk diambil batu-batunya yang akan dijadikan bahan pembuatan PLTA Waduk Jendral Sudirman yang lebih dikenal dengan bendungan Mrica. Peledakan terjadi selama 5 tahun dan menghasilkan batu-batu yang banyak. Batu besar di bawa ke tempat pembuatan waduk tersebut. Kemudian sisa-sisa batu kecil dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk tambang batu tradisional.

Adapun dampak dari peledakan mengakibatkan rusaknya panorama gunung Tampomas dan menyebabkan lubang yang besar hingga menembus mata air dan terbentuk danau. Dari peristiwa tersebut masyarakat sekitar memanfaatkan sebagai objek wisata.

*) Cerita rakyat Legenda Tampomas berasal dari desa Masaran, Kec. Bawang, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah

Ayuni Eka Mulviani, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *