Selamat hari lebaran, minal aidin wal faizin. Mari bersalam-salaman, saling bermaaf-maafan.”

Nah, masih ingat dengan lirik lagu Gigi dengan judul Selamat Hari Lebaran? Ya, lagu ini walaupun sudah lama dirilis tetapi masih tetap asyik dan relevan untuk dinikmati di kala hari raya. Walaupun lebaran telah usai, tetapi ciri khas atau pun tradisinya masih tetap terasa sampai syawal berakhir.

Hari Raya dan Angpau

Menurut KBBI arti hari raya adalah hari yang dirayakan untuk memperingati sesuatu yang penting dan sebagainya. KBBI juga mengartikan hari raya sebagai hari besar atau idulfitri atau pun lebaran.

Minal aidin wal faidzin, kata yang sering terlontar di saat hari raya mempunyai makna: Semoga termasuk orang-orang yang kembali dan menang. Makna ucapan tersebut adalah memberikan ucapan selamat berhari raya, mendoakan semoga orang tersebut menang dengan banyak pahala, ampunan dan kemuliaan.

Ucapan lainnya saat hari raya, lebaran atau idulfitri yaitu taqobbalallahu minna wa minkum yang artinya semoga Allah menerima amal kebaikan kita semua. Ada juga ucapan yang biasa diungkapkan oleh orang arab ketika idulfitri antara lain IIdukum Mubarok artinya semoga hari rayanya penuh dengan keberkahan, atau IIdukum sa’iid, semoga hari rayanya penuh dengan kebahagiaan dan tak mengapa juga ketika diselipkan ucapan mohon maaf lahir dan batin.

Di Indonesia, tradisi saat lebaran atau hari raya atau idulfitri antara lain: mudik tujuannya untuk berkumpul bersama keluarga guna merayakan Idulfitri, ketupat dan opor sebagai sajian khas idulfitri, bagi angpau dan THR, halal bi halal dan sungkeman, baju baru, kue khas lebaran, takbiran

Nah, terkait angpau, menurut KBBI adalah amplop kecil untuk tempat uang sumbangan yang diberikan kepada orang yang punya hajat (perkawinan dan sebagainya) dalam adat Cina; hadiah atau pemberian uang (pada hari Tahun Baru Cina dan sebagainya. Di idulfitri, angpau sudah menjadi tradisi. Tak jarang anak kecil pun mendapatkan banyak sekali angpau hasil dari silaturahmi. Adakalanya anak-anak ketika mendapatkan uang yang banyak, mereka akan membeli mainan, jajanan yang sering sekali tidak terkontrol dalam membelanjakannya. Tepat sekali jika momen hari raya, idulfitri atau lebaran kita jadikan sebagai momen mengenalkan tentang apa itu literasi finansial.

Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

Literasi finansial sebagai salah satu literasi dasar (literasi dasar lainnya antara lain literasi baca tulis, numerasi, budaya dan kewargaan, digital, sains) menawarkan seperangkat pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif untuk kesejahteraan hidup sekaligus kebutuhan dasar bagi setiap orang untuk meminimalisasi, mencari solusi, dan membuat keputusan yang tepat dalam masalah keuangan.

Literasi finansial juga memberikan pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya sebagai amunisi untuk pembentukan dan penguatan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten, kompetitif, dan berintegritas dalam menghadapi persaingan di era globalisasi dan pasar bebas dan juga sebagai warga negara dan warga dunia yang bertanggung jawab dalam pelestarian alam dan lingkungan dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan kesejahteraan.

Mengenalkan literasi finansial untuk anak bisa mencakup beberapa kegiatan antara lain:

  1. Memberikan pengertian bahwa uang merupakan transaksi ekonomi dan beragam jenis praktiknya seperti sebagai alat tukar, barang, dan jasa
  2. Mengenalkan sumber daya ekonomi (earning). Bahwa uang bisa kita hasilkan dari:
  • Sumber daya alam (SDA). Potensi mengenali dan menggunakan SDA untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama
  • Sumber daya manusia (SDM). SDM untuk mata pencaharian/profesi untuk pemenuhan kebutuhan dasar
  1. Mengenalkan konsep belanja (spending) sebagai pemenuhan kebutuhan dasar
  • Skala prioritas, yakni kebutuhan primer, sekunder, dan tertier
  • Sosialisasi dan kampanye gaya hidup ugahari (moderasi)
  • Ilmu konsumen
  1. Mengenalkan konsep menyimpan (saving) dalam terminologi tradisional dan modern
  • Menabung bagi anak usia dini sampai SMA
  • Asuransi dan Investasi bisa dikenalkan sejak SMA
  1. Pengenalan konsep berbagi (sharing) dengan berbasis pada kearifan lokal, ajaran agama, dan Negara
  • Amal
  • Pajak
  1. Pengenalan konsep mengenai praktik tidak baik dan kejahatan finansial
  • Korupsi
  • Rasuah
  • Investasi bodong
  • Jenis kejahatan finansial lainnya

Literasi finansial merupakan kecakapan hidup abad XXI yang meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan taraf hidup sehingga dapat dijadikan penentu kemajuan sebuah bangsa. Strategi peningkatan kecakapan finansial perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh warga sekolah, keluarga, dan semua komponen masyarakat. Strategi ini perlu dirumuskan bersama dan disesuaikan dengan konteks kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat yang beragam. Sudah siap memberikan insight tentang literasi finansial pada anak?

Literasi finansial ini bisa diterapkan kepada anak-anak ketika di Hari Raya, saat anak-anak banyak kebanjiran angpau.

 Nur Fitri Agustin, S.Pd, merupakan Guru TKIT Ibnu Abbas di KAbupaten Cirebon.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *