Pandemi Corona setidaknya membawa hikmah untuk saya. Tak banyak waktu keluar rumah menghadiri ini itu. Saya ikut pola hidup sehat orang-orang tua jaman dahulu. Tidur sebelum pukul sepuluh malam dan sudah bangun jam 4 subuh. Ibadah keburu dan sudah turun ke dapur jam 6 pagi. Menyiapkan sarapan, merebus rempah dan pergi ke pasar.
Cerita makan siang dan ngopi di kafe atau masuk Mall adalah tinggal kenangan. Berbeda sekali gaya hidup saya sebelum dan setelah pandemi Corona. Rutinitas saya sehari hari adalah lebih sehat dan terprogram. Lebih banyak waktu untuk berkarya dan keluarga.
Ingin tahu rutinitas saya sehari-hari? Setiap pukul 4 subuh saya sudah bangun. Waktunya saya dengan Tuhan. Tahajud, subuh lalu diteruskan dengan dzikir harian. Kemudian saya turun ke dapur pada pukul 05.30. Saya langsung berbelanja. Saya punya pedagang sayur langganan. Warung komplit yang segala ada asalkan saya datang pagi-pagi. Murah dan bisa mengutang jika saya kekurangan uang. Semua selesai dalam satu jam. Lalu saya kembali ke rumah untuk siapkan sarapan. Sambil mencuci pakaian di mesin. Jujur… sebelumnya saya bahkan tak paham bagaimana cara kerja mesin cuci. Ternyata mudah karena tinggal sentuh jari. Masukan cucian. Pisahkan jika tak yakin dengan warna-warna pakaian yang akan luntur. Isi air lalu taburkan bubuk detergen dan putar tombol timer sesuai keinginan. 15 menit, 30 atau bahkan 45 menit. Saya hanya perlu 15 menit mencuci. 2×15 menit membilas dan 15 menit terakhir untuk pengharum pakaian.
Sambil mesin bekerja saya membuat sarapan. Apa yang ada saja. Nasi goreng atau membuat omelet dengan roti bakar. Sosis dengan kentang goreng. Teh dengan madu plus perasan jeruk nipis. Itu untuk anak-anak. Untuk saya? Simple. Segelas rempah. Cereal atau oat/gandum yang saya seduh air mendidih plus garam untuk rasa. Buah pepaya, melon atau pisang tergantung yang ada di rumah.
Selesai membuat sarapan biasanya acara mencuci pun beres. Selesai sarapan saya lanjutkan meracik untuk makan siang dan malam. Memasak itu mudah dan menyenangkan juga sehat tentu saja. Asalkan ada ayam maka semua itu beres. Soto ayam, ayam panggang atau ayam ungkep adalah pilihan menu. Tempe goreng. Ikan kembung pepes yang bisa dibuat banyak dan simpan di kulkas adalah tahan sebulan dan itu memudahkan. Makan siang harus selesai pukul 12 siang berbarengan dengan azan duhur. Selesai itu adalah giliran anak-anak mengambil alih tugas karena sekolah online mereka sudah pula beres pada jam-jam sekian. Merekalah yang akan membersihkan semua wadah bekas saya memasak di dapur plus membersihkan meja makan. Kadangkala mereka lanjut menyetrika. Percayalah… mengerjakan pekerjaan rumah tangga memang menjadi nyandu dan bersemangat. Selesai pekerjaan satu… biasanya kita jadi ingin kerjakan hal lainnya. Asisten rumah tangga? Ada. Mereka bagian mengurus halaman depan belakang. Mengepel lantai. Urus guguk dan kendaraan. Kebayang jika kami tak dibantu? Pasti kami juga akan pingsan.
Semua pekerjaan rumah biasanya sudah kelar pukul satu siang. Oh ya… anak-anak juga bagian membereskan lantai dua yaitu kamar-kamar. Biasanya selesai belajar online mereka akan membereskan semua kamar-kamar dan mengepel lantainya. Itu semua mereka kerjakan sebelum turun makan siang. Di saat saya naik ke atas dan masuk kamar? Tentu saja semua sudah bersih dan kinclong. Kamar yang ketika selepas subuh tadi saya tinggalkan? Sudah rapi ketika saya masuk kembali. Biasanya saya lalu mandi, duhur dan memulai pekerjaan. Menulis. Sesekali membuka medsos dan itu berlanjut hingga selesai ashar. Pukul 5 sore saya turun kembali ke bawah. Mengecek apapun dan siapkan makan malam. Saya sempatkan maghrib lalu kami makan malam bersama. Selesai makan malam? Kembali bagian anak-anak yang membereskan. Selepas Isya kami semua sudah rehat di kamar masing. Mengerjakan tugas-tugas atau sekedar main game. Saya akan kelelahan sebelum pukul sembilan malam. Tapi saya harus selesaikan pekerjaan. Menulis novel atau menulis hal lain. Salah satunya dengan menuliskan hal-hal seperti ini contohnya. (CBD)