Seekor anak ayam bertanya kepada induknya, “Mak, mengapa ya kita ini para anak ayam kok punya nama sama. Tidak seperti anak manusia namanya beda-beda. Sejak kecil sudah punya nama. Ada yang namanya Adang, Keyfin, Titis, Dewi, Nana, Cumoy, Tile, Mamet, dsb”

Mendengar pertanyaan dari anaknya itu, Induk Ayam terseyum. Setelah berkotek sebentar, ia berkata: “Anakku sayang, kamu nggak usah iri dengan mereka. Ketahuilah anakku, manusia yang masih hidup itu memang banyak dan masing-masing mempunyai nama yang berbeda. Akan tetapi nanti kalau mereka sudah mati namanya hanya satu, yaitu: Mayat! Beda dengan kita, bangsa Ayam. Kalau kita sudah mati barulah nama kita menjadi banyak. Ada yang namanya Ayam Goreng, Sate Ayam, Ayam Penyet, Ayam Bakar, Bubur Ayam, Opor Ayam, Ayam Kremes, Ayam Rica-rica, dan masih banyak lagi.”

“O, gitu ya Mak!”

“Ya iyalah anak-anakku sayang. Nggak boleh iri ya sama manusia. Mereka itu tak berguna kalau sudah mati, beda dengan kita bangsa Ayam. Kita masih bermanfaat walau sudah mati. Bisa ditempatkan diz mana saja, bisa di restaoran-restoran besar dan kecil, juga diwarung-warung makan. Kalau manusia mati tempatnya cuma satu… Kuburan!”

Renungan:
Manusia kalau sudah mati tidak ada artinya, tidak ada gunanya kecuali amal baik yang ia tinggalkan. Karena itu mari selalu berbuat baik, sekekecil apa pun, yang kita mampu, sekarang juga. (AY)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *