
Cuplikan Yang Lalu
Simak contoh berikut ini.
- Seseorang beraksi memencet bilah piano maka terjadi reaksi yakni bunyi denting.
- Seseorang mencubit orang lain maka reaksi orang yang dicubit dapat berupa: kaget atau berteriak mengaduh atau menanggapi dengan balas mencubit, maupun reaksi lainnya.
Contoh di atas menunjukkan dan atau mewakili pemahaman bahwa dalam kehidupan kita selalu berada dalam aksi dan reaksi.
Dengan kata lain, hidup terdiri dari aksi – reaksi yang berkesinambungan antara sesuatu dengan sesuatu lainnya.
Aksi reaksi terjadi dalam berbagai hal, beragam situasi dan kondisi: sedih-gembira, senang-susah, sakit–sehat, prihatin-bahagia, dan sebagainya.
Jadi, tidak identik / bukan hanya berupa konflik, pertentangan, perselisihan.
Kelanjutannya..
Sengaja disebut: sesuatu. Atau, boleh juga: sosok.
Sebab sesuatu atau sosok merupakan kata ganti dari berbagai unsur alam semesta: manusia, hewan, benda mati, benda hidup, langit, awan, udara,…..
dan sebagainya.
Semua / segala unsur di alam semesta menjalani proses aksi reaksi: antar manusia, antar manusia dengan hewan, dengan tumbuhan, dengan cuaca, hewan dengan tumbuhan, tumbuhan dengan cuaca, demikian seterusnya.Aksi reaksi antara sesuatu dengan sesuatu disebut: interaksi.
[iklan]
Aksi reaksi berlangsung timbal balik – demikian seterusnya.
Dengan kata lain aksi reaksi atau interaksi merupakan proses yang berkaitan erat dengan sebab-akibat atau kausalitas. Aksi sebagai penyebab dan reaksi sebagai akibat.
Aksi reaksi berlangsung dalam proses sebab akibat yang ber-kesinambungan. Antara sesuatu dengan sesuatu, masing-masing dapat menjadi penyebab dan kemudian dapat pula menjadi akibat.
Kausalitas
Sebab akibat disebut azas kausalitas, yang dapat dijadikan metode pendekatan terhadap berbagai hal.
Dalam drama dinyatakan dengan sebutan : karena… maka…
Contoh :
Ketika Anda sedang membaca buku, berarti Anda sedang berinteraksi dengan buku tersebut.
Ketika minum berinteraksi dengan air ( + gelas, bambu, daun, dll),
Ketika makan berinteraksi dengan penganan/hidangan (+ piring, kertas, daun, plastik, dll), dan sebagainya.
Ulangi :
Dengan demikian sebab-akibat dapat dinyatakan juga :
karena (sesuatu) maka (sesuatu) terjadi
Karena Anda membaca buku maka isi buku terbaca dan pengetahuan Anda bertambah.
Karena Anda minum maka haus Anda terobati, karena Anda makan maka perut Anda kenyang, dan sebagainya.
Proses aksi reaksi adalah juga timbal balik antara sebab dan akibat ataupun
antara subjek dan objek.
Agar wawasan bertambah luas mari kita membuka khasanah kebahasaan untuk menemukan 3 (tiga) sebutan SPO, yakni:
Subjek (S) = kata yang menyatakan sebagai Pelaku
Predikat (P) = kata yang menyatakan apa yang sedang ia lakukan
Objek (O) = objek/sosok/benda yang terlibat dalam aktivitas tersebut
Contoh :
“Montir membetulkan mobil”
Subjek (S) adalah montir karena ia “sosok” yang melakukan
Predikat (P) adalah “membetulkan” karena menunjukkan kegiatan/aktivitas
Objek (O) adalah “mobil” karena menjadi tujuan dalam kegiatan/ aktivitas tersebut
Perhatikan, bahwa sesuatu yang awalnya subjek setelah beraksi terhadap objek dan kemudian objek bereaksi pula, maka subjek berubah menjadi objek – demikian pula sebaliknya, dan seterusnya.
Buku yang awalnya menjadi objek Anda dalam prosesnya kemudian berubah menjadi subjek yang menambah pengetahuan Anda.
Air yang tadinya objek berubah menjadi subjek yang menjadikan Anda tak haus lagi, demikian pula dengan makan, dan lain-lainnya.
Aksi-reaksi berlangsung secara berantai, berkesinambungan, terus-menerus…
(bersambung : tunggu kelanjutannya)
Cuplikan dari manuskrip BEDAH AKTING, karya Uki Bayu Sedjati, tahun 2013,
(belum diterbitkan)