Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Mbludus.com
    • Beranda
    • Berita
    • Humaniora
      • Sosial Politik
      • Sosialita
      • Pendidikan
      • Tradisi
      • Lingkungan
    • Sains
    • Sastra
      • Cerbung
      • Cerpen
      • Dongeng
      • Drama
      • Kritik Sastra
      • Puisi
    • Kreasi
      • Bisnis
      • Musik
      • Sinematografi
    • Merchandise
      • Buku
      • Baju
      • Kerajinan Tangan
    • Lainnya
      • Profil Redaksi
      • Penerimaan Naskah Mbludus.com
    Mbludus.com
    You are at:Home » Puisi » Syair Cinta
    Puisi

    Syair Cinta

    12 Januari 2020Tidak ada komentar5 Mins Read62 Views
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    syair cinta
    Share
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp

    Mengungkapkan perasaan hati sepertinya tidak hanya melalui dengan tangisan, tawa, atau teriakan. Puisi memiliki cara khusus untuk mengungkapkan perasaan dalam hati. Perasaan itu bisa saja meliputi rasa cinta kepada sesama, bahkan Tuhan. Seperti yang dilakukan oleh seorang sufi di masa lampau, mereka mengungkapkan rasa cinta kepada Tuhan melalui puisi, dengan puisi kedekatannya semakin terasa. (Redaksi)

    [iklan]

    Syair Cinta Rabi’ah Al-Adawiyah

    I
    Alangkah sedihnya perasaan dimabuk cinta
    Hatinya menggelepar menahan dahaga rindu
    Cinta digenggam walau apapun terjadi
    Tatkala terputus, ia sambung seperti mula
    Lika-liku cinta, terkadang bertemu surge
    Menikmati pertemuan indah dan abadi
    Tapi tak jarang bertemu neraka
    Dalam pertarungan yang tiada berpantai

    II
    Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
    Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
    Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
    Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir
    Hingga Engkau ku lihat
    Baik untuk ini maupun untuk itu
    Pujian bukanlah bagiku
    Bagi-Mu pujian untuk semua itu

    III
    Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu
    Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpa-Mu
    Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
    Manusia terlena dalam buai tidur lelap
    Pintu pintu istana pun telah rapat
    Tuhanku, demikian malam pun berlalau
    Dan inilah siang datang menjelang
    Aku menjadi resah gelisah
    Apakah persembahan malamku, Engkau terima
    Hingga aku berhak mereguk bahagia
    Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
    Demi kemahakuasaan-Mu
    Inilah yang akan selalau ku lakukan
    Selama Kau beri aku kehidupan
    Demi kemanusian-Mu,
    Andai Kau usir aku dari pintu-Mu
    Aku tak akan pergi berlalu
    Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu

    IV
    Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
    Karuniakan kepadaku di dunia ini,
    Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu
    Dan apa pun yang akan Engkau
    Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
    Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu
    Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

    V
    Aku mengabdi kepada Tuhan
    bukan karena takut neraka
    Bukan pula karena mengharap masuk surga
    Tetapi aku mengabdi,
    Karena cintaku pada-Nya
    Ya Allah, jika aku menyembah-Mu
    karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
    Dan jika aku menyembah-Mu
    karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
    Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,
    Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu
    yang abadi padaku

    VI
    Alangkah buruknya,
    Orang yang menyembah Allah
    Lantaran mengharap surga
    Dan ingin diselamatkan dari api neraka
    Seandainya surga dan neraka tak ada
    Apakah engkau tidak akan menyembah-Nya?

    Aku menyembah Allah
    Lantaran mengharap ridha-Nya
    Nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya
    Sudah cukup menggerakkan hatiku
    Untuk menyembah-Mu

    VII
    Sulit menjelaskan apa hakikat cinta
    Ia kerinduan dari gambaran perasaan
    Hanya orang
    yang merasakan dan mengetahui
    Bagaimana mungkin
    Engkau dapat menggambarkan
    Sesuatu yang engkau sendiri bagai hilang
    dari hadapan-Nya, walau ujudmu
    Masih ada karena hatimu gembira yang
    Membuat lidahmu kelu

    VIII
    Andai cintaku
    Di sisimu sesuai dengan apa
    Yang kulihat dalam mimpi
    Berarti umurku telah terlewati
    Tanpa sedikit pun memberi makna

    IX
    Tuhan, semua yang aku dengar
    di alam raya ini, dari ciptaan-Mu
    Kicauan burung, desiran dedaunan
    Gemericik air pancuran
    Senandung burung tekukur
    Sepoian angin, gelegar guruh
    Dan kilat yang berkejaran
    Kini
    Aku pahami sebagai pertanda
    Atas keagungan-Mu
    Sebagai saksi abadi, atas keesaan-Mu
    dan
    Sebagai kabar berita bagi manusia
    Bahwa tak satu pun ada
    Yang menandingi dan menyekutui-Mu

    X
    Bekalku memang masih sedikit
    Sedang aku belum melihat tujuanku
    Apakah aku meratapi nasibku
    Karena bekalku yang masih kurang
    Atau karena jauh di jalan yang ‘kan kutempuh
    Apakah Engkau akan membakarku
    O, tujuan hidupku
    Di mana lagi tumpuan harapanku pada-Mu
    Kepada siapa lagi aku mengadu?

    XI
    Ya Allah
    Semua jerih payahku
    Dan semua hasratku di antara segala
    kesenangan-kesenangan
    Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
    Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan
    Adalah untuk berjumpa dengan-Mu
    Begitu halnya dengan diriku
    Seperti yang telah Kau katakana
    Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki

    XII
    Ya Tuhan, lenganku telah patah
    Aku merasa penderitaan yang hebat atas segala
    yang telah menimpaku
    Aku akan menghadapi segala penderitaan itu dengan sabar
    Namun aku masih bertanya-tanya
    Dan mencari-cari jawabannya
    Apakah Engkau ridha akan aku
    Ya, Ya Allah
    O Tuhan, inilah yang selalu mengganggu langit pikiranku

    XIII
    Ya Allah
    Aku berlindung pada Engkau
    Dari hal-hal yang memalingkan aku dari Engkau
    Dan dari setiap hambatan
    Yang akan menghalangi Engkau
    Dari aku

    XIV
    Ya Illahi Rabbi
    Malam telah berlalu
    Dan siang datang menghampiri
    Oh andaikan malam selalu datang
    Tentu aku akan bahagia
    Demi keagungan-Mu
    Walau Kau tolak aku mengetuk pintu-Mu
    Aku akan tetap menanti di depannya
    Karena hatiku telah terpaut pada-Mu

    XV
    Tuhanku
    Tenggelamkan diriku ke dalam lautan
    Keikhlasan mencintai-Mu
    Hingga tak ada sesuatu yang menyibukkanku
    Selain berdzikir kepada-Mu

    *****

    Rabiah Al-Adawiyah, adalah seorang sufi wanita yang dikenal karena kesucian dan dan kecintaannya kepada Allah. Ia dikenal sebagai seorang sufi wanita yang zuhud, yaitu tidak tertarik kepada kehidupan duniawi, sehingga ia mengabdikan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Rabiah diperkirakan lahir antara tahun 713 – 717 Masehi, atau 95 – 99 Hijriah, di kota Basrah, Irak dan meninggal sekitar tahun 801 Masehi/185 Hijriah. Rabiah Al-Adawiyah dijuluki sebagai “The Mother of the Grand Master” atau Ibu Para Sufi Besar karena kezuhudannya. Ia juga menjadi panutan para ahli sufi lain.

    Puisi Cinta puisi ketuhanan rindu sufi s syair sufi
    Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Previous ArticleReboisasi Sebelum Musim Hujan
    Next Article Aku akan Menjadi Seorang Ayah

    Postingan Terkait

    Puisi-Puisi Riki Utomo

    21 September 2025

    Puisi-Puisi Kang Thohir

    7 September 2025

    Puisi-Puisi Hazuma Najihah

    10 Agustus 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Postingan Terbaru

    Refleksi dalam Cerpen “Requiem Burung Gereja”

    11 November 202530 Views

    Sandal Jepit Pesantren

    9 November 202511 Views

    Mengenal Sistem Administrasi Negara Indonesia

    30 Oktober 20252 Views

    Membaca ‘Rahasia Tanda’ di Universitas Pancasakti Tegal

    29 Oktober 202511 Views
    Kategori
    • Berita Terkini (206)
    • Bisnis (7)
    • Buku (80)
    • Cerbung (19)
    • Cerpen (157)
    • Dongeng (90)
    • Drama (28)
    • Europe (1)
    • film (1)
    • Highlights (2)
    • Kritik Sastra (75)
    • Lingkungan (52)
    • Money (5)
    • Musik (18)
    • News (9)
    • Pendidikan (66)
    • Politics (3)
    • Profil Redaksi (16)
    • Puisi (186)
    • Sains (50)
    • Science (5)
    • Sinematografi (22)
    • Sosial Politik (29)
    • Sosialita (141)
    • Sports (5)
    • Tech (5)
    • Tradisi (98)
    • Travel (4)
    • UK News (4)
    • World (1)
    Advertisement
    Follow Kami
    • Facebook
    • Instagram
    • YouTube

    Bermis Serpong ASRI Blok B7/19 RT/RW 02/04, Cisauk - Tangerang

    Untuk Pengajuan Iklan dan Kerja Sama Hubungi:

    Email : redaksi@mbludus.com / dapoertjisaoek@gmail.com
    Kontak: -

    Facebook Instagram YouTube
    Syarat dan Ketentuan
    Definisi

    Ketentuan Layanan

    Ketentuan Konten

    Penggunaan dan Hak Cipta

    Undang-Undang ITE

    Tim Redaksi

    Penerimaan Naskah
    Flag Counter
    Flag Counter

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Ad Blocker Enabled!
    Ad Blocker Enabled!
    Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please support us by disabling your Ad Blocker.