Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Mbludus.com
    • Beranda
    • Berita
    • Humaniora
      • Sosial Politik
      • Sosialita
      • Pendidikan
      • Tradisi
      • Lingkungan
    • Sains
    • Sastra
      • Cerbung
      • Cerpen
      • Dongeng
      • Drama
      • Kritik Sastra
      • Puisi
    • Kreasi
      • Bisnis
      • Musik
      • Sinematografi
    • Merchandise
      • Buku
      • Baju
      • Kerajinan Tangan
    • Lainnya
      • Profil Redaksi
      • Penerimaan Naskah Mbludus.com
    Mbludus.com
    You are at:Home » Puisi » Sisa Air Hujan
    Puisi

    Sisa Air Hujan

    19 Januari 2020Tidak ada komentar2 Mins Read17 Views
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Share
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp

    Puisi seperti sedang merangkum kehidupan, dia bisa saja menukik runcing pada perasaan-perasaan yang nyaris tak terjangkau oleh pandangan atau pendengaran. Namun, bisa juga lebih mudah dibaca dan dirasakan. Eksplorasi penyairlah yang dapat membawa puisi memiliki kedalaman, keluasaan. Pengalaman-pengalaman itu bisa saja menjadikan puisi sebagai sesuatu yang menarik atau tidak sama sekali. (Redaksi)

    [iklan]

    Puisi-Puisi Kurliyadi

    Lorong 

    bersembunyi, menyanyi rindu
    ranting patah angin kemarau
    jauh di matamu, suaraku bau luka,
    sekilas aku pandang, umur tetap bertemu

    renyah ciumanmu, lekuk berbekas
    pelukan hangat, perpisahan cukup tahu
    betapa rindu masih sikat gigi sebelum tidur
    membaca doa, meletakkan mimpi
    menuang puisi tak habis dibaca

    tinggal datang temui aku
    sisanya hanyalah bayangan
    tidak lagi sampan melayarkan namamu
    saat gelombang tubuh ini hanya sinar rembulan
    yang belum purnama di tanggal lima belas

    2014

    Di Taman Bunga

    di taman bunga malam larut di pohon mahoni
    pedagang kaki lima menyembunyikan kecemasan
    membangun ruangan hidup.
    di sudut taman, di bangku warna merah
    perempuan menggeser duduknya lebih dekat dengan lelaki berjas hitam, sepatu coklat, bibir bau bir
    menghadap rumah tuhan, memutar kenangan
    mengembalikan ciuman yang dulu pernah terjadi

    sisanya suara lonceng angka dua belas,
    embun kembali bertamu menuju muasal
    dingin mengelembungkan cuaca
    perempuan itu berdiri, memotong kuku malam
    menyimpannya di dalam kutangnya sendiri

    2014

    Sisa Air Hujan

    aku tidak menangis lagi
    seperti dulu luka-luka menemani niat suatu perjuangan
    mungkin rasa harga tulus bukan lagi nanar masa lalu
    dan aku bersaksi bahwa tiada nama lain selain namamu di doaku

    kau tidak lagi menangis hari ini, haya dan selamanya
    rusuk bahagia telah menemukanmu
    membuat lebih bisa tersenyum sehabis urat sedih menimpa
    buatlah sungai dengan airmatamu
    aku ingin berenang dan mencuci darahku
    lalu percaya alirannya akan membawaku melanjutkan manis cerita
    tidak tertahan oleh batu-batu dan laparnya ikan-ikan penghuninya

    aku tidak ingin bersumpah demi langit dan bumi
    di dalam aku sudah berdarah, kembalikan darahku
    biarkanlah aku tetap hidup dengan cintaku
    demikianlah aku, adam yang akan kehilangan suatu paginya
    cahaya itu, menara itu, wajah itu

    sisa air hujan di daun waru telah kering oleh kenangan
    aku kembali menekuni puasaku pada puisi
    sebab sehabis lelahku lelap tidur
    aku bermimpi bertemu bayanganmu

    2015

    Kurliyadi lahir di kepulauan Giligenting Sumenep Madura, salah satu alumni pondok pesantren Mathali’ul Anwar Pangarangan Sumenep, menulis karya sastra berupa puisi, cerpen, novel, roman, pantun ,esai dan lainlain.dalam dua dua bahasa (Indonesia dan Madura) beberapa karyanya juga pernah dipublikasikan di media massa.

    puisi hujan puisi lingkungan sastra lingkungan
    Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Previous ArticleMemesan Takdir
    Next Article Gogolio Terompet Batang Padi

    Postingan Terkait

    Puisi-Puisi Riki Utomo

    21 September 2025

    Puisi-Puisi Kang Thohir

    7 September 2025

    Puisi-Puisi Hazuma Najihah

    10 Agustus 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Postingan Terbaru

    Refleksi dalam Cerpen “Requiem Burung Gereja”

    11 November 202530 Views

    Sandal Jepit Pesantren

    9 November 202511 Views

    Mengenal Sistem Administrasi Negara Indonesia

    30 Oktober 20252 Views

    Membaca ‘Rahasia Tanda’ di Universitas Pancasakti Tegal

    29 Oktober 202511 Views
    Kategori
    • Berita Terkini (206)
    • Bisnis (7)
    • Buku (80)
    • Cerbung (19)
    • Cerpen (157)
    • Dongeng (90)
    • Drama (28)
    • Europe (1)
    • film (1)
    • Highlights (2)
    • Kritik Sastra (75)
    • Lingkungan (52)
    • Money (5)
    • Musik (18)
    • News (9)
    • Pendidikan (66)
    • Politics (3)
    • Profil Redaksi (16)
    • Puisi (186)
    • Sains (50)
    • Science (5)
    • Sinematografi (22)
    • Sosial Politik (29)
    • Sosialita (141)
    • Sports (5)
    • Tech (5)
    • Tradisi (98)
    • Travel (4)
    • UK News (4)
    • World (1)
    Advertisement
    Follow Kami
    • Facebook
    • Instagram
    • YouTube

    Bermis Serpong ASRI Blok B7/19 RT/RW 02/04, Cisauk - Tangerang

    Untuk Pengajuan Iklan dan Kerja Sama Hubungi:

    Email : redaksi@mbludus.com / dapoertjisaoek@gmail.com
    Kontak: -

    Facebook Instagram YouTube
    Syarat dan Ketentuan
    Definisi

    Ketentuan Layanan

    Ketentuan Konten

    Penggunaan dan Hak Cipta

    Undang-Undang ITE

    Tim Redaksi

    Penerimaan Naskah
    Flag Counter
    Flag Counter

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Ad Blocker Enabled!
    Ad Blocker Enabled!
    Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please support us by disabling your Ad Blocker.