REVITALISASI PONDOK PESANTREN SEBAGAI PEGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN MEMBENTUK POLA KEHIDUPAN YANG BAIK
Ruhan Wahyudi
Di Indonesia istilah kuttab lebih dikenal dengan istilah “pondok pesantren”, yaitu suatu lembaga pendidikan islam yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan terebut, serta didukung adanya pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para santri. Perkembangan pendidikan Islam akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang niscaya sebagai bentuk strategi sustainabilitas di tengah tuntutan situasi global yang terus berkembang, termasuk pendidikan pondok pesantren sebagai basis pendidikan masyarakat pedesaan. Pesantren secara tidak langsung tertuntut ikut merespon perkembangan tersebut dalam bentuk terus mengupayakan perubahan sistemik dan manajerial, terutama dalam hal manajemen kurikulumnya
Dalam kamus besar bahas Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat. Di sisi lain Pendidikan pesantren menurut Mastuhu dalam manfred adalah menciptakan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berhikmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin di tuju ialah kepribadian mukhsin, bukan sekedar muslim
Pendidikan sebagai sumber utama dalam kehidupan
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dipondok pesantren merupakan lembaga pendidikan, pondok pesantren yang semula memfokuskan pada pendidikan salaf, dengan masuknya materi-materi pelajaran umum yang juga memperhatikan kepentingan keduniaan. Hal ini didasari bahwa dalam era manusia tidak cukup hanya berbekal dengan moral yang baik saja, tetapi perlu di lengkapi dengan keahlian atau ketrampilan yang relevan dengan kebutuan kerja juga membutuhkan keahlian atau keterampilan yang jelas, yang dapat mengantarkannya untuk menguasai lapangan kehidupan tertentu. Ini semua akibat dari adanya tuntutan perubahan isasi kelembagaan pendidikan, terutama sekali pondok pesantren yang selama ini sangat akrab dengan pendekatan tradisional. isasi di dunia dakwah dan pendididikan Islam kontemporer, tidak hanya mengubah basis sosio-kultural dan pengetahuan santri semata, melainkan juga mengimbas pada masyarakat Islam secara keseluruhan.
Sistem pendidikan pondok pesantren santri dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam menjalankan tugasnya sebagai juru dakwah ajaran Islam atau sebagai orang yang berakhlaqul karimah. Seseorang dikatakan profesional, bilamana pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, sikap kontinyu, yakni selalu memperbaiki dan memperbaharui model-model atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zamannya. Maka dar itu pendidikan dalam pondok pesantren juga tidak selalu fokus difokuskan terhadap belajar saja akan tetapi mempraktik langsung, mulai dari dasar kehidupan cara menampilkan etika yang baik yang sudah menjadi rujukan utama sebagai seorang santri.
[iklan]
Pondok Pesantren Sebagai Pembentuk Pola Kehidupan Santri
Mengetahui pola kehidupan santri dipesantren tentu sudah tidak asing lagi bagi kalangan masyarakat. Kenapa, karena dipesantren kita tentu akan diajarkan yang namanya sikap kepada guru, orang tua, teman dan lainnya sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa santri tidak hanya diberi arahan tetapi santri juga harus mempraktikkan langsung, sebagai kehidupan sehari-hari. Kalau kita lihat dari sejarah pendidikan di pondok pesantren sebagai sistem pendidikan Islam tradisional telah memainkan peran cukup penting dalam membentuk kualitas sumber daya manusia dan pondok pesantren salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah, akan tetapi pesantren tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran para santri dengan penjelasan-pejelasan, tetapi untuk meninggikan moral, menghargai nilai-nilai spritual dan kemanusian dan menjadi tingkah laku yang jujur dan bermoral.
Dan tentu yang manjadi tradisi pesantren adalah lembaga suatu pesantren. Maka disitu akan terlihat nilai-nilai yang ada dipesantren yang sudah menjadi bahan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya nilai-nilai kesederhanaa, kebersamaan, keikhlasan maupun kemandiriannya, itu yang harus dimiliki seorang santri ada istilah terdapat nilai kebersamaan. Biasanya hidup satu atap yang sama, sehingga nilai kebersamaan begitu kentara. Berbagi sesama santri sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, saling membantu satu sama lain dan sebagainya. Santri melakukan komunikasi melalui simbol, lazimnya berupa medium bahasa, santri akan menilai, memberi makna, memutuskan suatu tindakan berdasarkan makna tersebut. Proses encoding atau kegiatan yang dilakukan oleh santri untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya kedalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indera. Seperti penghormatan, ketaatan, loyalitas dan lain sebagainya. Interaksi sosial santri dilihat sebagai proses pada diri santri untuk membentuk dan mengatur perilaku santri tersebut dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain.
Nilai kebersamaan tersebut, diimplementasikan pada dinamika pola hidup santri di pesantren. Pola hidup merupakan kebiasaan atau tata cara hidup secara terus menerus dan berulang-ulang dalam hidup seseorang. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana cara menjalai hidup dengan cara yang baik dan wajar. Sedangkan dinamika mempunyai makan gerakan dari dalam dan menimbulkan perubahan dalam tata hidup yang bersangkutan. Dinamika pola hidup santri merupakn kebiasaan santri selama di pesantren dari bangun sampai istraahat lagi. Dinamika pola hidup santri terlihat dari tiga aspek, yakni: pola hidup sehari-hari (aktivitas dan kegiatan santri), pola sederhana (pola makan dan cara berpakaian),
Dari situlah kita harus belajar bahwa pesantren itu bukan hanya mempelajari dengan kitab-kitab saja akan tetapi juga ilmu umum dan belajar untuk meningkatkan moral, juga meningkatkan sikap yang toleran, untuk menjalani hidup dengan damai meski tantangan selalu ada, karena pondok pesantren adalah tempat yang paling indah penuh warna.
Gapura, 27 November 2020
Ruhan Wahyudi; Mahasiswa Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menulis sejak kelas 2 MA Nasya’tul Muta’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep Madura, puisinya dan cerpennya tersiar di media lokal maupun nasional, serta termaktub dalam diberbagai Antologi bersama dan beberapa Negara. Pernah mendapatkan penganugerahan Puisi Umum Terbaik yang Di adakan Disparbud DKI Jakarta Pusat 2019 bekerjasama Yayasan Hari Puisi. Dan Harapan 2 lomba cipta dan baca puisi tingkat Nasional yang di adakan PC NU Sumenep. Dan sering kali di undang berbagai Festival sastra Internasional Gunung bintan 2019 maupun 2020 dan lainnya. Bisa dihubungi lewat FB Ruhan Wahyudi IG ruhanwahyudi atau Gmail Ruhanwahyudi707@gmail.com.
sumber Gambar: http://darussalamgarut.or.id