Menguliti negeri sendiri berarti membuka luka, mencipta airmata untuk hati yang masih memiliki nurani. Betapa besar nurani setiap manusia di negeri ini tersingkir oleh dirinya sendiri. Demi pengakuan, kekuasaan, kepuasan. Stratifikasi sosial masih menjadi sembilu. Begitu Zaeni Boli mengungkapkan dalam puisi-puisinya. Kehilangan wajah negeri. Membuat mata terbuka lebar bagi yang mau mengerti. Selamat membaca. (Redaksi)

[iklan]

Puisi-Puisi Zaeni Boli
Tak perlu ada diksi
 
Tak ada yang menyimpan
Wajah diksi
Di kotaku Weber Bercanda
Tentang apa yang ia sebut pengetahuan
Orang orang kota menyimpan lelahnya dalam hati
Namun lewat jendela
Bernama wajah ia
Terbuka
Ada suara batuk
Ada suara klakson
Tapi ada pula diam yang angkuh

Orang-orang kota
Menyimpan rahasia
Dalam handphone
Namun dunia tetap saja
Tau apa isi hatinya

Liburan ke Bali,Lombok
atau Disney Land

Selfie sana
Selfie sini
Tak pernah tau berapa ekor kucing
Yang mati di negerinya
Dan dibuang di jalan

Mari menjumlah entah selain engkau
Warna baju yang ada di gang

Atau kita telah kehabisan akal
Untuk bermurah hati
Menawarkan duduk pada ibu hamil
Atau nenek yang kepayahan dalam Comuter Line

Tak perlu ada diksi
Untuk berbuat baik sayang

Cawang 2016

OT*

Galaksi mimpi mimpi
Satpol PP galak galak
Polisi galak galak
Orang kaya dengan deretan mobil mewah
Galak galak

Para calon senyumnya manis
Hanya senyumnya

Aku melihat barisan spanduk ,banner dan slogan
Yang aduhai

Nasi bungkus isi orek tempe,
sambel juga telor dadar
dimakan malam hari
baunya sedikit aneh

Kutatap engkau tuan
Di sepanjang jalan
Kususuri jalan kota
Tak sedikit pun kau bicarakan kami
Hal hal yang manis saja
Bayar pajak demi pembangunan
Bla,bla,bla

Lupakan kaum papa
Mereka diurus Tuhan
Juga Satpol PP

Galaksi mimpi mimpi
Jalan proyek
Jalan malam
Dengan segudang gundah

Orang orang terlantar
Tidurnya pulas
Diemper Toko

Bekasi 2016

Relung hati yang Bocor

Suara datang hilang tenggelam

Kursi-kursi mati
Berdebu

Bisik bau
Membawa pergi jam
Ke arah kematian
Kesadaran pingsan
Dan menemukan dirinya telanjang

Sirine
Tanpa permisi
Memasuki
Hati dan kepalamu
Yang bocor

Keasinan-keasinan
Membawa dingin laut
Ke meja makan

Moh Zaini Ratuloli (zaeniboli). Lahir Flores,29-08-1982. Belajar membaca puisi sejak 1989 ,belajar menulis puisi sejak 2002 biasa menulis dihalaman facebook,tapi beberapa karyanya juga pernah ikut di Antologi Puisi menolak korupsi (Jilid 2b dan jilid 4),Memandang Bekasi 2015,Sakarepmu 2015,Capruk Soul jilid 2,Antologi Puisi Klukung 2016,Memo Anti  Kekerasan terhadap  anak,Lumbung Puisi jiid 5 “Rasa Sejati”(antologi) 2017  dan Koran maupun bulletin lokal di Bekasi .sejak 2013 –sekarang tergabung dalam komunitas Sastra Kalimalang(Bekasi). Juga aktif bergiat di literasi dan teater.Sekarang tinggal di Flores aktif di Nara Teater ,menjadi ketua TBM Lautan Ilmu dan mengajar di SMK SURA DEWA Flores Timur. Alamat email:zaeniboli@yahoo.co.id. fb:zaeni boli

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *