IZRAIL DALAM RUPA LAIN

Telah kuangkat sebagai anak
Perlawanan terhadap cinta
Lalu kubina hingga dewasa
Sampai menjadi manusia

Sebab pertaruhan
Bukan sekedar kesakitan
Lepas nyawa dari badan
Tapi juga mempertahankan
Sesuatu yang diidamkan

2022

PEREMPUAN DALAM SEBOTOL VODKA

Surga neraka meruap dalam aroma cinta
Saat ranjang buah dada terbuka
Ketelanjangan pintu menumpahkan birahi
Pada kata tak dinikahi
Hingga tuhan pun ditikam dalam
Dengan pengakuan kelam

2022

SEBELUM CAHAYA PADAM

Beri waktu sekejap saja, kekasih
Hanya untuk sekadar meluruskan

Simpangan yang memendam kerinduan
Telah mengenakan baju harapan
Dari kumal kesia-siaan

Untuk terus dipertahankan
Sekaligus diperjuangkan

2022

PEREMPUANKU

Semoga potongan kata
Dari keliaran rindu ini
Mampu sedikit mengecup kemolekanmu
Walau mulutku basah salah

Sebab sekedar mengucap namamu saja
Mimpi terlanjur jadi terjaga
Dari lidah bau mengaku cinta
Pada tidur panjang penuh dusta

2022

SIAPAKAH

“Siapakah yang memindahkan sungai di bumi yang gersang ini?”
Setelah berabad peziarah menanti doa
Yang kering oleh terik matahari
Dari alpa semesta menyalakan cahaya

Semoga saja
Kehilangan rindu ini
Tobat menuju sebuah alamat
Ketika cinta berjalan jauh tersesat

2021

Ence Sumirat lahir di Cianjur 1971. Belajar menulis puisi secara otodidak. Karyanya banyak dimuat di media cetak seperti Pikiran Rakyat, Sabili, Suara Karya, Cakra Bangsa, dan lain-lain disamping media online. Puisinya terkumpul dalam antologi bersama seperti Sampah (2020), T (2021), Gembok (2021), Tadarus Puisi V (2021), Tadarus Puisi VI (2022), Kilau Sungai Lelap Tidurmu (2022), Antologi Puisi Budaya Chile-Indonesia (2022), Antologi Puisi Budaya Indonesia-Spanyol (2022) dan lain-lain.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *