Puisi-puisi Ay Ka berjudul  Smile, Di Masa Depan, Rubah Api, dan Song of Eternity berhasil terpilih oleh Redaktur untuk tayang kali ini di mbludus.com. Puisi puisinya mampu mengantarkan pembaca mengaduk aduk imajinasi dan sesekali melompat dari satu dunia ke dunia yang lain, seolah menembus dinding rutinitas untuk mendapatkan ranah pemberontakan terhadap kejadian yang ada menjadi bagaimana sebenarnya. Tentu tidak semua pembaca sepakat tentang adanya  keberuntungan dalam  mendapatkan sensasi paradoks antara diksi dan imajinasi yang tersembunyi. Atau bahkan mungkin malah ada yang bertanya: Apanya. Selanjutnya terserah kita semua. (redaksi)

[iklan]

Puisi-Puisi Ay Ka

Smile

                                    Tribute to Caesar Clown

ada dewa yang diciptakan oleh orang-orang
karena kesedihan tampak menakutkan
bagi penguasa

dewa dan senyum lebar
juga keberuntungan tiada akhir

mengakhiri luka, bukan dengan cara
tertawa yang abadi

tapi mereka tak punya pilihan
kelaparan menciptakan kemalangan
penindasan lebih menakutkan
daripada kematian

tapi mereka tak punya pilihan
buah sejenis apel, tapi bukan jambu
atau khuldi, menjadi pilihan terakhir

duka adalah fana
: kebahagiaan semu

tawamu abadi
bahkan ketika kawanmu mati
 

Di Masa Depan

                                    Tribute to Kozuki Oden

bebatuan kuno lebih tua
dari abad kekosongan tak mengukir namamu

sekalipun wanokuni
adalah legenda pengukir poneglyph

kematian adalah kisah
suram rebusan air di atas panci

lalu

di masa depan
di waktu yang lain

matahari kembali terbit
di ujung mata katana
 

Rubah Api

                                    Tribute to Kinemon

dua katana
mencipta api jiwa
samurai kuri

 

Song of Eternity

                                    New Alliance for Freedom

melintasi masa depan
adalah cara menutupi
kematian palsu

menembus jarak
dari masa lalu
mengobarkan pembebasan

kota-kota jajahan
negeri para samurai
setelah dua puluh tahun lamanya

sembilan samurai
juga ninja, suku mink, dan topi jerami
memegang kunci

masa depan
dimulai pada hari ini
tetes darah bayarannya

setelah ribuan pengorbanan
atas kehancuran
dari naga kehancuran

hari ini
sejarah menuliskan kisah lainnya
sendiri
  

Ay Ka, penulis dan fotografer partikelir.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *