Alat Musik Tradisional Banten
Sekitar abad ke -5 Banten adalah merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Sekarang, Banten adalah sebuah Provinsi yang letaknya di ujung bagian barat pulau Jawa. Dulunya Banten merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat yang akhirnya menjadi wilayah pemekaran pada tahun 2000.
[iklan]
Banten memiliki banyak tempat yang bisa dijadikan referensi untuk melepas penat seperti Taman Nasional Ujung Kulon, salah satu lokasi konversi alam yang penting di dunia. Selain dari segi keindahan alam, Banten juga menyimpan potensi kearifan lokal dengan adanya beberapa kesenian seperti Debus, Tari Topeng, dan Lojor.
Berikut ini adalah beberapa jenis alat musik tradisional Banten yang sampai saat ini masih sering dimainkan oleh masyarakat di Banten dan sekitar Banten:
1.Angklung Buhun
Angklung Buhun adalah seni musik yang tak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat Baduy. Menurut sejarahnya, Angklung ini berasal dari Kab. Lebak dan dari namanya menunjukkan bahwa angklung ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Arti dari Angklung Buhun adalah Angklung Tua.
Alat musik tradisional ini biasa juga disebut Angklungnya suku Baduy. Bagi masyarakat suku Baduy, kesenian alat musik ini merupakan salah satu kesenian yang dianggap sakral dan memiliki nilai-nilai tertentu yang biasa ditampilkan pada acara tertentu saja, atau pada saat menanam padi.
Penggunaan Angklung Buhun diyakini sudah cukup lama sejak terbentuknya masyarakat Baduy sehingga penting bagi mereka mempertahankan eksistensi alat musik ini. Angklung Buhun hanya dimainkan pada saat acara tertentu saja dan biasanya hanya dimainkan satu kali dalam satu tahun, pada saat upacara Ngaseuk. Upacara Ngaseuk adalah upacara adat pada saat penanaman padi. yang diharapkan akan berjalan lancar dan diberkati hingga panen nantinya.
Cara memainkan Angklung ini memang mirip dengan angklung lain pada umumnya, yang membedakan adalah tampilan pernak-pernik pada bagian atas angklung, biasanya dihiasi dengan batang padi atau daun panjang yang diikat. Pemain Angklung ini juga “diharuskan” laki-laki yang memang mengerti dan seorang seniman Buhun.
2. Bedug
Bedug adalah alat musik yang berbentuk seperti sebuah gendang namun ukurannya cukup besar dan penggunaannya diyakini sudah cukup lama di Indonesia. Bedug dulunya berfungsi sebagai alat komunikasi tradisional seperti ketika akan adanya kumandang adzan, hampir tiap-tiap daerah menggunakan alat musik tradisional ini. Selain itu, bedug juga bisa digunakan untuk memanggil warga atau isyarat yang lainnya, seperti tanda bahaya atau semacamnya.
Bedug terbuat dari batang kayu yang ukurannya cukup besar, panjang sekitar 1 m atau lebih dan bagian tengahnya dilubangi seperti berbentuk tabung. Salah satu ujungnya yang terlihat lebih besar ditutupi dengan kulit binatang. Suara bedug mampu menggetarkan dada dengan suaranya yang bernada rendah tetapi terdengar hingga jarak yang cukup jauh.
3. Dogdog Lojor
Dogdog Lojor adalah alat musik tradisional Banten yang bentuknya seperti bedug tetapi ukurannya lebih kecil dan panjang. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi acara adat seperti acara Seren taun, Ruawatan dan lainnya.
Nama alat musik ini diambil dari bunyi yang dikeluarkan oleh alat ketika dimainkan, yaitu: “dog dog dog” , sehingga banyak orang yang menyebutnya Dogdog dan Lojor adalah bahasa Sunda yang artinya Panjang.
Dogdog Lojor memiliki panjang hampir 1 meter, sehingga pantas saja disebut gendang bedug panjang. Dalam sebuah acara biasanya terdapat 2 – 3 alat musik ini dengan iring-iringan Angklung. Penggunaan instrumen ini dibedakan karena memiliki fungsi dan simbol tertentu dalam permainannya.
4. Lesung atau Lisung
Alat musik Lesung berasal dari daerah Cilegon yang kemudian berkembang menjadi sebuah keseneian local di masyarakat hingga saat ini untuk menyambut hari panen raya yang bertujuan untuk mengungkapkan kebahagiaan atas kerja keras dan perjuangan yang mereka lakukan. Kesenian itu dikenal dengan nama Bendrong Lesung.
Alat musik lesung ini terbuat dari terbuat dari kayu dan suara yang dihasilkan mirip seperti musik perkusi, hanya suara: “tuk, tuk, tuk”, tapi semangat dari para pemain yang umumumnya adalah wanita inilah yang bisa membangkitkan semangat bagi yang menikmatinya.
5. Pantun Bambu
Pantun Bambu adalah jenis alat musik tradisional Banten yang banyak dijumpai di Cilegon sejak dulu. Alat musik ini dulunya sering dimainkan oleh Petani di sawah pada saat mereka istirahat atau selesai bekerja di sawah. Seiring dengan berkembangnya zaman, alat musik ini akhirnya digunakan untuk tujuan kesenian dan hiburan. Sekitar tahun 2001, Pantun Bambu diakui oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaann Cilegon sebagai alat musik tradisional daerah tersebut. Pada saat dimainkan, alat musik tradisional Pantun Bambu juga bisa dikolaborasikan dengan alat musik tradisional Banten lainnya, seperti Patingtung, Rudat dan alat musik lainnya. Pantun Bambu ini bisa juga digunakan untuk mengiringi tari-tarian atau lagu daerah. Jika dimainkan secara baik dan kompak, Pantun Bambu akan menghasilkan irama yang unik dan bisa membuat kita tersenyum saat mendengarkan. (AY)
Sumber gambar: https://alatmusikindonesia.com/alat-musik-tradisional-banten/
Makasih ya!😊