Awal tahun 1980-an trend tanaman hias mulai menghinggapi pecinta tanaman hias tanah air. Bukan hanya kaum wanita, tetapi para lelaki pun bisa punya hobi memelihara dan melakukan budi daya tanaman hias. Dari sisi harga, kaum lelaki lebih berani menjadi kolektor tanaman hias. Sebab di situ ada potensi investasi, yang sewaktu waktu bisa dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Investasi tanaman hias ini, sebut saja semisal tanaman bonsai yang sejak tahun delapan puluhan sampai saat ini masih dijual di harga relatif mahal, bahkan bisa tembus ratusan juta rupiah.

Pada awal tahun delapan puluhan jenis jenis tanaman hias yang mulai trend disenangi oleh masyarakat luas, misalnya: Cicas Revoluta, Cicas Zamia, Anturium Keris, Sri Rejeki, Kuping Gajah, Begonia, Bunga Nusa Indah, Paku Pakis Haji, Suplir, Kaktus, Kedondong Cina, Zamio Culcas Polio, Palem, Bunga Lipstik Gantung, Aglonema Sitiphong Hibrid, Encepalartos, Nolina, Dracena, Pandanus Africanus, Heliconia, dan Bonsai.

Anturium

Anturium Jemani Varigata

Beberapa macam pohon Palem yang terkenal di tahun tahun itu adalah: Palem Raja, Palem Washington, Palem Botol, Palem Bismarkia, Palem Redneck, Palem Jenggot, Palem Ekor Bajing, Palem Putri, Palem Merah, Palem Kuning, Palem Cinensis, Palem Segitiga Biru, Palem Jepang, Palem Regu dan Palem Sleeping Beauty. Palem Raja di tahun itu pun menjadi idola taman, dan di tanam di pinggir kiri dan kanan jalan utama di beberapa Perumahan mewah.

Palem

Palem Merah

Selepas masa reformasi tahun 1998, ada trend baru tanaman hias, yaitu: Anturium Gelombang cinta, Anturium Hokeri dan Anturium Jemani. Aglonema hasil silangan baru juga menjadi idaman pecinta tanaman, terutama karya Grek Hambali dari Bogor seorang Pemulia tanaman Aglonema. Hasil karya Aglonema silangan Grek Hambali antara lain: Pride of Sumatra, Donacarmen, Madame Suroyo, Adelia, dan Widuri. Semuanya dijual dengan harga perdaun hidup mencapai ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Aglonema idaman lain, berasal dari hasil silangan produk Thailand semisal jenis Cochin, Stardust, Dud Anjuamane, Butterfly, dan Siam Aurora. Kabarnya silangan Grek Hambali laku terjual sampai menembus harga Rp 1 Milyar untuk satu pot tanaman Aglonema jenis Harly queen.

Aglonema

Tanaman Aglonema

Tanaman lain yang trend juga yaitu Adenium, Eporbia, Dracena tricolor, Berbagai Philodendron, Alokasia dan Caladium. Trend tanaman hias serasa ditutup rapat ketika mulai memasuki tahun 2008. Mulai tahun 2008 ini tanaman hias hampir tidak laku, dan banyak pedagang bangkrut. Sebagian beralih berdagang: burung, ikan hias dan batu mulia. Sebagian Petani tanaman hias pun beralih ke budidaya tanaman buah. Entahlah, fenomena penurunan trend tanaman hias ini, apa sebabnya belum ada yang mengerti persis. Demikian juga fenomena kenaikan trend tanaman hias, juga belum ada yang bisa memprediksi secara tepat, mengapa bisa terjadi.

Dracena treecolor

Dracena Treecolor

Tahun 2008 sampai dengan tahun 2019 benar benar tahun prihatin bagi pegiat usaha tanaman hias. Sebagian penghobi pun sibuk iseng sendiri dan mencari hobi baru. Pada awal tahun 2020 musim Pandemi Covid 19 tiba, justru mulai ada satu dua penghobi tanaman hias kembali ke habitatnya: Berburu tanaman hias. Sambil Work From Home sesekali kembali rajin memelihara koleksi tanaman hiasnya, dan perburuan tanaman berkelas pun dimulai, sampai akhirnya menjadi trend di tahun 2021. Apalagi didukung dengan maraknya penjualan melalui bisnis online.

Pada masa Pandemi covid-19 di tahun 2020 s/d 2021, geliat trend tanaman hias ditandai dengan perburuan pecintanya terhadap jenis tanaman Philo varigata, semisal Philo Janda Bolong, Philo Jari, dan Philo Monstera. Harganya pun tembus ratusan juta rupiah untuk satu pot tanaman.

Setelah tiba masa transisi dari Pandemi Covid-19 ke Endemi, sekitar awal tahun 2022, pergerakan trend tanaman hias mulai kurang bersemangat, ditambah kesibukan eforia sebagian besar masyarakat pada kegembiraan mudik Lebaran Idul Fitri 1443 H. Mumpung dibolehkan mudik bersama, dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Mungkin fokus di situ kegiatan masyarakat pada umumnya.

Selepas Idul Fitri 1443 dan di masa transisi Pandemi ke Endemi ini, akankah trend tanaman hias, kembali bergerak ke jalur tanaman tanaman berkelas alami semisal tanaman jenis Varigata, dan Kristata, atau justru ke arah tanaman hasil seni kreasi yang memadukan antara kreatifitas bercocok tanam dengan segala ilmu budidaya tanaman, dengan kreasi seni tingkat tinggi semacam tanaman bonsai? Kita tunggu saja, ke arah mana angin geliat trend tanaman hias akan bertiup dan berlabuh. Semoga ada kabar baik.

Anturium

Anturium Hokeri


Penulis Kek Atek
Pemilik Usaha Rumah Kebun “Man Atek Collection”, di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *