Penyair adalah penjelajah kata-kata. Dia dapat menempatkan kata pada peristiwa apa pun dan di mana pun. Kata-kata yang disusun olehnya memberikan suatu imaji yang merangsang pembaca untuk menemukan makna. Namun, tidak semua penyair dapat meracik kata, terkadang penyair terjebak pada suasana batinnya sendiri, terjerumus pada ruang gelap kata-kata. Selamat Membaca. (Redaksi)

[iklan]

Puisi-Puisi Ivan Aulia

Mengenang Bapak Demokrasi Sepanjang Massa

Kehilangan seorang bapak teknologi bangsa
Mendirikan pesta demokrasi telah lahir sejak era reformasi
Berakhir dengan sakit yang dideritanya kesekian hari
Bagaimana lagi pesawat selama ini didirikan membuahkan hasil
Menerbangi impian untuk imbangi ilmu

Saat menjabat jadi pemimpin negara ketiga ditengah reformasi melanda
Hanya sebentar saja karena tak tahan dengan kekuasaan
Akhirnya pensiun lalu berluang untuk berkarir jadi eyang berprestasi
Perjalanan telah meraih penghargaan sampai menempuh usia sesepuh
Begitulah sang pejuang demokrasi menduduki rumah pustaka
Eyang Habibie telah menghembuskan nafas terakhir
Hanya bisa terpajangi prestasi dan segudang penghargaan
Dari pare-pare sampai menerjunkan dunia telah mengakhiri hidup
Semoga mengenang sepanjang masa

Surabaya, 11 September 2019

Hutan dan Lahan Melahap si Jago Merah
 
Semua itu memberdayakan hutan dan lahan
Tiba-tiba api menjalar di sudut tempat
Tidak terbayang alam ini indah berubah jadi sakit
Masyarakat beraktivitas jadi terganggu karena jarak pandang tertutup
Kaget bukan pelaku pembakaran melainkan faktor musim kemarau

Justru itu hujan belum kunjung turun tapi yang pasti hanya sekadar harapan
Langit biru tertutupi asap kebakaran lahan dan hutan
Melenyapkan tempat tinggal dan jalan tersesat
Menduga oknum tak peduli lingkungan
Hingga merayap nasib alam lestari itu
Tak hanya melahap pepohonan tetapi daun yang ikut terbakar
Sampai hewan terpanggang
Pasrah hanya meraup kerugian
Kapan hujan turun menyapu api sebanyak itu
Semoga musim kemarau segera berakhir

Surabaya, 2019

Melewati Daerah Terpencil
 
Ketika melangkah ke tempat terpencil
Lewati desa yang mengarungi keindahan
Seolah-olah jalan penuh menanjak
Sampai di sana inilah ujian yang dijalani
Kamar mandi kurang memadai
Lalu kualitas keruh hingga apa adanya
Sepulang dari ibadah itulah kekagumanku yang ingin terwujud

Membangun mimpi tak cukup
Langkahkan kaki menuju ke tempat jauh dari kota untuk menuntut ilmu
Meskipun terpencil semangat kian membara
Ia yakin sepulang dari sekolahku bawakan impian di surga kelak

Surabaya, 2019

M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini aktif di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya, FSLDK Surabaya Raya,  dan UKKI Unitomo Surabaya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *