Puisi memiliki kaitan erat antara emosi estetis dengan obyek atau sesuatu bentuk yang bertujuan sehingga dapat menggerakan pikiran seseorang. Dari situlah terbangun imaji untuk mendapatkan sensasi rasa dan sebuah mediasi semiotik. Selamat Membaca. (redaksi)

[iklan]

Puisi-Puisi Khossinah

Mandi Kembang

Berikanlah kepada kami
Dupa dan air dalam tempayan
Atau sejumlah kembang
Untuk menggelar pemandian
Mandi kami mandi abadi
Mandi memurnikan semadi

Meski hulu tak ada tepi
Gugurlah tubuh kami dengan wangi
Dengan lagu yang lengking
Dan doa para penggiring

Jangan bertanya dulu tentang apa pun
Bahkan tentang airnya yang mendidih
Sebab mandi ini

Adalah mandi untuk mati

Gapura, 2019

Tanduk Kelam

Semesta berkudung asin gelisah
Mata tajam
Suara dirobek sumbang
Bertahun –tahun mimpi bersurai

Di balik pintu penantian layu
Di ceruk batu kelu memburu
Dewa-dewi hujan menari hampa
Irama gandrung mengawal tiada

Malam ini
Bacalah mataku dengan seksama
Wahai pemilik raga
Wahai pemeluk angkara

Jantung langit meradang
Puisi dibungkam kebencian

Kidung senandung derita
Duka mendera setiap jumpa
Demdamku, dendammu
Menggema di seluruh arah
 
Gapura, 2019

Malam Kelabu

Kita mulai berkelana
Di malam yang ramai dan ganas ini
Hati mendekap gemetar
Mata dan jiwa tak dapat menolak galau

Tubuh kita menempel
Di seluruh penjuru kenangan
Bersentuhan, bergesekan sepanjang perjalanan
Sungguh apa yang kita cari
Selain usaha untuk saling melepaskan?

Kita selalu saling memahami
Termasuk memahami
Siapa di antara kita yang paling mencintai

Kita mulai berkelana
Di malam yang ramai dan ganas ini
Aku tidak cukup utuh,
Bersamamu,
Gemuruh sempurna menggumpal
Dalam batinku

Gapura, 2019

Dua Simponi

1/
Ke udara kabut memintal kuncup
Matahari pagi limbung dengan wajah kusut
Di ambang pintu,
Siapa yang tersuruk ke ceruk matamu?

Gendang ditabuh bertalu-talu
Angin susuri diri
Ingin lucuti perih

2/
Dengan berbunga, kuseret sunyi menepi
Benang sajak tersulam begitu rapi
Ragaku mawar berduri,

Berlumur gelisah
Kuncup selamat pagi
Dari syair sekawan puisi
 
Gapura, 2019

Khossinah adalah salah satu Siswi MA. Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep. Merupakan ketua Sanggar Kencana dan alumnus Sanggar Sareang MA 1 Annuqayah Putri. Kini berdomisili di Gapura Timur, serta ketika puisi ini dimuat dia hampir menyelesaikan studinya di kelas XII Prodi Ilmu Pengetahuan Sosial.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *