MAIN GATRIK

Salah satu jenis permainan anak-anak yang sudah jarang kita jumpai lagi – bahkan mungkin sudah tak bisa kita temukan lagi – adalah permainan Gatrik. Permainan ini cukup populer khususnya di daerah Jawa. Permainan Gatrik ini juga punya beberapa istilah, antara lain : Tok Lele, Bhentik, Gepok Lele, Tok Kadal, Kalawadi, dsb.

Peralatan yang dipergunakan dalam permainan sangatlah sederhana dan mudah dibuat, yaitu :

  1. Dua bilah bambu atau ranting kayu, yang terdiri dari
  2. Bilah bambu/kayu panjang sekitar 40-50 cm, disebut gatrik panjang
  3. Bilah bambu/kayu pendek sekitar 10-15 cm, disebut gatrik pendek atau anak gatrik
  4. Lubang berbentuk elips di tanah sebagai tempat memainkan gatrik. Panjang lubang sekitar 15 Cm, lebar 5 Cm dan kedalamannya sekitar 3-5 Cm. Sebagai pengganti lubang bisa juga dipergunakan 2 buah batu koral yang agak besar dan pipih atau bisa juga potongan batu bata (lihat gambar)

Permainan Gatrik dimainkan oleh dua kelompok. Kelompok 1 dan Kelompok 2. Masing-masing kelompok bisa terdiri dari  2, 3 orang atau lebih. Bisa juga hanya oleh 2 orang saja. Permainan diawali dengan menentukan siapa atau kelompok mana yang main terlebih dulu dan siapa atau kelompok mana yang jaga. Penentuan ini seperti pada umumnya permainan tradisional, dilakukan dengan cara: suit, pingsut, sut, encon atau gamsit.

Suit atau gamsit ini cukup dilakukan oleh wakil dari masing-masing kelompok. Bisa satu kali atau 3 kali gamsit. Setelah itu permainan gatrik pun dimulai.

Suit atau gamsit untuk menentukan pemenang dapat dilakukan dengan 2 cara :

Pertama, Adu Jari antara telunjuk, jempol dan kelingking, yaitu:

Telunjuk ketemu kelingking – telunjuk menang
Kelingking ketemu jempol – kelingking menang
Jempol ketemu telunjuk – jempol menang

Kedua, Adu Bentuk Telapak tangan (mengepal, terbuka, dan dua jari)

Tangan mengepal lambang batu, telapak tangan terbuka lambang kertas, dua jari lambang gunting
Batu lawan gunting – batu menang
Gunting lawan kertas – gunting menang
Kertas lawan batu – kertas menang

Permainan Gatrik terdiri dari tiga tahap permainan. Setiap pemain dari kelompok harus memainkan ketiga rangkaian ini.

Babak Satu (Nyongkel anak gatrik)

[iklan]

Pemain meletakkan anak gatrik atau gatrik pendek dengan posisi menyilang di atas dua buah batu atau lubang. Anak gatrik atau gatrik pendek lalu dilontarkan (dicongkel) dengan gatrik panjang (lihat gambar ).

Tugas lawan adalah menjaga lontaran gatrik pendek, sebisa mungkin ditangkap. Jika dapat menangkap maka ia akan mendapatkan nilai dan terjadi pergantian pemain.

Jika tidak bisa menangkap anak gatrik, masih ada satu kesempatan lagi dengan melemparkan gatrik pendek dari tempatnya terjatuh ke gatrik panjang yang diletakkan melintang di atas lubang atau batu.. Bila lontaran mengenai sasaran, permainan dilanjutkan atau diantikan oleh pemain berikutnya.

Babak Kedua (Mukul anak gatrik)

Bila kelompok jaga tak berhasil menangkap anak gatrik atau mengenai gatrik panjang dengan lemparan anak gatrik, maka permainan masuk babak kedua atau tahap kedua.

Dengan satu tangan pemain harus memukul anak gatrik dengan gatrik panjang sejauh mungkin. Caranya adalah :

  1. Gatrik panjang dan anaknya dipegang dalam satu tangan.
  2. Anak gatrik dilontarkan ke atas dan segera dipukul sekeras-kerasnya dengan gatrik panjang
  3. Anak gatrik akan terlempar dan penjaga bersiap menangkap. Bila tertangkap, kelompok jaga mendapat nilai yang telah disepakati dan terjadi pergantian pemain. Bila tidak bisa tertangkap, gatrik pendek dilemparkan sebisa mungkin ke arah lubang gatrik atau batu.

Bila hasil lemparan anak gatrik jatuh dekat lubang gatrik atau batu dan kemudian diukur jaraknya antara posisi anak gatrik dengan lubang tak sampai sepanjang gatrik panjang, maka pemain tak mendapat nilai dan dia digantikan oleh pemain berikutnya dari kelompok pemain. Bila jarak antara anak gatrik dan lubang cukup jauh maka nilai dihitung dengan menggunakan gatrik panjang mulai dari tempat gatrik kecil ke arah lubang, sampai beberapa kali (n x gatrik panjang).

Dalam permainan di babak kedua ini, ketika yang jaga melemparkan anak gatrik ke arah lubang gatrik atau batu, si pemain (yang siap-siap di dekat lubang) boleh memukul anak gatrik yang dilemparkan ke arah lubang itu. Tujuannya adalah memperjauh jarak anak gatrik dengan lubang, sehingga akan didapatkan hitungan nilai yang cukup banyak. Dalam hal ini kelompok yang jaga pun boleh menangkap kembali anak gatrik yang dipukul itu. Bila si pemain tak berhasil memukul anak gatrik maka dia dinyatakan gagal dan tak boleh melanjutkan permainan ke babak berikutnya.

Babak Ketiga (Ketok Lele)

Babak ketiga atau babak terakhir adalah apa yang disebut dengan: pok lele, ketok lele, tok lele atau tok kadal. Caranya adalah:

  1. Menaruh anak gatrik di dalam lubang gatrik dengan separuh atau sebagian dari ujung anak gatrik itu keluar lebih tinggi dari permukaan lubang atau batu.
  2. Bagian ujung anak gatrik yang keluar dari lubang dipukul hingga terlempar naik, lalu segera dipukul lebih keras lagi ke depan. Penjaga tetap bertugas menangkap anak gatrik. Bila tidak tertangkap, pemain tinggal menghitung jarak pukulan yang dihasilkan antara anak gatrik dengan lubang gatrik atau batu. Jarak yang diukur dengan gatrik panjang itu menjadi nilai pemain yang akan menentukan kemenangannya di akhir permainan gatrik.
  3. Pada babak ketiga atau babak permainan ‘Ketok Lele’. Bila pemain yang giliran jaga dapat menangkap anak gatrik maka seluruh nilai milik kelompok yang sedang memainkan gatrik akan langsung hilang. Berpindah menjadi tambahan nilai bagi lawan yang telah berhasil menangkap anak gatrik.

Dalam menjalankan permainan babak ketiga (ketok lele) ini, pemain boleh melakukan variasi pukulan. Yaitu tidak langsung memukul jauh pada pukulan yang kedua, tetapi menimang atau meninting anak gatrik terlebih sampai beberapa kali baru kemudin memukulna sejauh mungkin. Dalam hal ini pemain akan mendapatkan bonus hitungan menjadi kelipatantertentu berdasarkan jumlah timangan atau tintingan. Misalnya pemain berhasil meninting atau menimang anak gatrik sampai 2 kali, maka nilai dihitung dengan kelipatan 2. Yaitu 2, 4, 6, 8, dst.

Pemenang, hukuman dan cara perhitungan nilai.

Kelompok atau pemain yang dinyatakan sebagai pemenang adalah yang pada akhir permainan nilainya tertinggi.

Nilai bisa didapat oleh:

  1. Pemain atau kelompok yang mendapat giliran jaga ketika berhasil menangkap anak gatrik pada saat pemain lawan sedang menjalakan permainan di babak 1, 2 dan 3. Besarnya nilai tergantung kesepakatan bersama.
  2. Bagi yang memainkan gatrik, nilai didapat dari pengukuran gatrik panjang yang dilakukan pada permainan di babak 2 dan 3.

Bagi kelompok atau pemain yang hitungan nilainya kecil biasanya dapat hukuman yang telah disepakati. Misalnya yang kalah menggendong yang menang . Jarak gendong  ditentukan dengan memukulkan anak gatrik seperti pada permainan babak kedua. Selamat mencoba. (AY)

Cisauk Juni 2019.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *