
Setiap penulis memiliki proses kreatif yang berbeda-beda dalam menghasilkan karyanya. Ada yang dimulai dari munculnya ide. Dengan kata lain, ada semacam pusat tema dalam pikirannya, sehingga karya-karyanya cenderung saling terikat. Ada yang lahir dari keadaan sekitar, melihat peristiwa-peristiwa yang pada akhirnya mendorong ia untuk menulis. Ada pula karyanya yang lahir terinspirasi dari karya-karya lainnya. Terkadang, ada penulis yang menghasilkan dari ketiba-tibaan. Dari kekosongan diri, menulis atau mengetik lalu dengan sendirinya membentuk suatu karya. Ide-ide itu terbaca pada cerpen-cerpen yang diterbitkan di portal mbludus.com rentang waktu Desember 2020 – November 2021.
Cerpen sesungguhnya adalah sebuah potret sosial pada zamannya. Ia diciptakan tidak sekadar sebuah kisah fiksional belaka. Tetapi, bisa jadi cerpen ditulis sebagai sebuah refleksi, evaluatif, pantulan dari persoalan sosial dan budaya. Dunia fiktif tidak semata-mata cerita saja, terkadang memiliki keterikatan dengan kehidupan sosiologis penulisnya. Ia memotret atau merekam fakta sosial di sekitar kehidupannya.
Begitulah terkumpul pada buku kumpulan cerpen ‘Perjamuan Masa Lalu Menuju Garis Batas’, hampir kebanyakan ditulis dengan latar belakang kehidupan masyarakat di Indonesia. Antologi cerpen ini akan menjadi ‘potret’ tentang kehidupan masyarakat Indonesia yang ternyata telah diwarnai kehidupan heterogen, unik, dan sekaligus juga problematik. Mulai dari persoalan sosial, ekonomi, politik hingga percintaan. Tentu saja tidak secara keseluruhan dapat terwakilkan pada cerita-ceritanya, paling tidak kita dapat menemukan gambaran potret kehidupan mereka untuk dijadikan bahan bacaan yang edukatif dan inspiratif.
Selamat kepada pembaca. Selamat kepada penulis. Selamat bercerita.
Berikut daftar ke dua puluh enam penulis yang terpilih :
- Tidak Ada Dendam yang Benar-Benar Tertuntaskan – Rumadi
- Iblis di Kepala Jalu – Ian Hasan
- Tuyul Pikmars (Piknik Ke Mars) Naik UFO – Lintang Alit Wetan
- Elegi Puisi Cinta – Finka Novitasari
- Coretan Pendek di Hari Lahir – Mae
- Emles Sang Penyanyi – Gusti Fahriansyah
- Menuju Garis Batas – Mohamad Tamrin
- Wanita Dekapan Semesta – Abdurrahman Hidayat Ramadani
- Tirai Luka – Ramli Lahaping
- Mati – Joko Rabsodi
- Bibir-Bibir Yayah – Uki Bayu Sejati
- TiGa CerMin GomBal – Yoyok We Suwardi
- Air Mata Surga – Aliawan Ghozali Isnaen
- Sebatas Jejak – Thaifur Rahman Al-Mujahidi
- Seonggok Tubuh di Gedung Putih Jalan Kaliurang – Ahmad Radhitya Alam
- Sepasang Air Mata Perempuan Hazmat – Eri Setiawan
- Perjumpaanku dengan Nenek Tua – Agus Indra Gunawan
- Mayat di Tempat Tidur Yulia – Johara Masruroh
- Pak Miun Gila – Bulan Nurguna
- Anjing Pembunuh – Yogi Dwi Pradana
- Kotak Musik Untuk Azalea – Winda Efanur FS
- Saged Jonumu – Fita Aman Sari
- Perjamuan Masa Lalu – Afthon I.H
- Perjalanan Nenek Sukiyah – Widya Yustina
- Terompet Usang Tahun Baru – Pensil Kajoe
- Liburan Semasa Corona – Romi Afriadi