Entahlah bagaimana tepatnya memindai pribadi yang satu ini. Guru yang Penyair, ataukah Penyair yang menjadi Guru. Sebab ketiga Puisinya sanggup mengungkapkan kesejatian dari pikiran sekaligus rasa dan makna yang terkandung di dalamnya.

Ada bait mendayu-dayu bak pujangga kelana yang melanglang buana. Di sisi lain ada bait yang menyisakan jejak nasihat apa adanya sebagai wejangan dari seorang Guru yang sama sekali tak terkesan menggurui. Disamping itu dalam guritan puisi puisi Penyair Moh Jumadi, S.Pd, atau yang biasa dipanggil Mas Jumadi ini juga ada terduga lontaran pikir yang beraroma transenden ke arah spiritual yang cenderung pada tataran kesufian, dengan sedikit tambahan aroma pemberontakan pada kahanan kekinian.

Ketiga Puisi /KISAH DAUN KAMBOJA/, /KARMA/, dan /SEMARAK SADRANAN/ bisa menjadi semacam perenungan yang menggabungkan semangat antara Kepenyairan, Ranah Pembelajaran, sekaligus Transenden Spritual.

Apakah memang demikian? Selanjutnya seratus persen diserahkan pada rasa bahasa dan bahasa rasa pembaca sekalian. Selamat menikmati. (Redaksi)

KISAH DAUN KAMBOJA

Pastinya bukan cerita tentangmu
Lembaran usang adalah ceritaku
Kisah seribu zaman terlantar
Bagai daun-daun kering

Bait-baitnya masih ada dan tersimpan utuh
Tentang daun kamboja yang terhempas
Kering, kerontang, tinggal ampas
Setiap lembarannya masih punya arti

Iklas pasrah menerima
Melayang tak tentu arah dan tujuan
Jatuh terjerembab ke bumi
Menumpuk, memupuk dan menyuburkan

Purwodadi, 1 Maret 2022

KARMA

Jangan mengatakan atau menulis kata
yang kamu tak tahu kesejatiannya
atau gambar besarnya
Apalagi hanya dituntun oleh kebencian membabi buta
atau kecintaan berlebihan meraja
yang tak pernah bisa dilacak akarnya
hanya sebagai gumpalan emosi semata

Kalau terpaksa bicara atau menulis narasi
janganlah dengan menghakimi
merendahkan insani
apalagi menghina tradisi
yang demikian hanya memuaskan napsu diri
tak menghasilkan solusi
kecuali kerusakan ditunggangi emosi

Ingat pada saatnya nanti
semua akan diadili
dan dimintai pertanggungjawaban pribadi
penyesalan tak ada guna lagi
karena bubur sudah tidak bisa menjadi nasi
tinggal meratapi karma nasib sendiri
terkurung dalam sunyi, sepi dan mati

Purwodadi, 30 Maret 2022

SEMARAK SADRANAN

Lagi ramai Sadranan!
ada juga yang bilang Megengan.
beda daerah beda istilah.
intinya sama
yakni bancakan dan mendoakan arwah Leluhur
menjelang puasa.

Ini Adat sakral Wong Jawa
sudah berlangsung turun temurun
para Milenia juga tidak ketinggalan
tidak sedikit yang ikut meramaikan

Adat Nyadran
budaya Bangsanya sendiri
kenapa perlu elergi?!
secara nalar memang musti begitu.
wong Jawa aja ilang Jawane!

Walau ada segelintir orang yang agak gimana gimana
kalo menyinggung Sadranan.
ya sudah gak apa-apa!
keyakinan manusia itu masing-masing
dunia isinya beragam
tidak seragam
dimaklumi saja!

Wong nyatanya beras beli sendiri
bukan dia yang beliin
abaikan!

Sadranan bisa dimengerti sebagai tolak balak
orang yang suka sedekah
akan terjauhkan dari marabahaya
ini rumusnya.
pun Sadranan
adalah ungkapan rasa syukur
telah diberi umur panjang
serta kesehatan.

Utamanya ingat para Leluhur
secara seksama mendoakan
sehingga sejahtera di alam baka
suwarga Langgeng!

Yang belum Nyadran masih ada waktu
bukan sebuah kewajiban
tapi ini tentang kesadaran diri
pilihan keyakinan
penalaran
tahu balas budi

Permohonan kepada Gusti Allah Kang Amurba Jagat
gotong royong dan usaha menegakkan jati diri
agar tidak berkiblat pada budaya bangsa lain.

Purwodadi, 1 April 2022

Moh Jumadi, S.Pd, biasa dipanggil Mas Jumadi. Saat ini mengajar di SDN 2 Kuripan. Dia tinggal di Jetis Utara RT 10 RW 16 Purwodadi Grobogan Jawa Tengah. Prestasi yang pernah diraih adalah juara 1 lomba menulis puisi tingkat nasional yang diadakan oleh Komunitas Penyair Seluruh Indonesia (KOPSI) tahun 2019. Juara 1 lomba menulis puisi tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh penerbit Cahaya Pelangi Media (CPM) tahun 2020. Juara 2 penulis buku terbanyak se kabupaten Grobogan tahun 2020.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *