Ada tiga unsur yang paling mendasar dalam punilasan sebuah puisi, yaitu: pilihan kata, bunyi, dan estetika. Ketiga unsur inilah yang kemudian menjadikan puisi sebagai Bahasa Rasa yang punya Rasa Bahasa. Nah seperti apa kiranya Rasa Bahasa dalam Bahasa Rasa itu. Silahkan menikmatinya dalam serangkaian judul puisi berikut ini. (Redaksi).

[iklan]

HONGCOLOMONYONG
Hongcolomonyong pyekotok plonyot plonyot
miyongmiyong konyolomunyeng munyeng
clekinut mlenut-mlenut
Plekunther
Pret
para kampret merepet dan hidup semakin bapet
mulut-mulut membungkam, terbungkam dan dibungkam
mata-mata memejam, terpejam dan dipejam
telinga-telinga menuli, tertuli dan ditulikan

nyolongnyo nyolongnyo. nyo nyo
plekutuk kepruk kepruk
tungplak tungpluk grayah grayah
klepak klepok blegedhug bledher. plekunther. slup

Maka ketika kaki melangkah, lihatlah apa terjadi
jlegk… jlegh… regudhug regudhug istana mimpiku ambrug
warakadah saoblah-oblah negara bubrah tatanannya

Hancur moralnya gosong nuraninya
ya siraja katrok penguasanya
siasia tumpah suci darah para pahlawan
siasia banting tulang peraskeringat siang malam
siasia bicara
siasia teriak
siasia menangis
siasia segala upaya
siasia sajakku
hongcolomonyong
Preett!!!

*

Tjisaoek, mei 2011

 

SUNGGUH BODOH ORANG PINTAR DI NEGERI INI
:memo buat presiden

Bermula dari sebuah peristiwa sederhana
segenggam dua genggam tanah
dan sejimpit tahi ayam,
saya masukkan ke dalam kantong plastic warna hitam
di atasnya saya taruh sebiji benih
seminggu kemudian tumbuh sepohon tomat
dua bulan kemudian
buah tomat bergelantungan di setiap dahan

Amboi, betapa subur tanahku
seandainya satu desa menanam tomat
seandainya satu kabupaten tidak hanya menanam tomat
atau negeri ini serius tanam sayur, padi, palawija, dan buah-buahan
rasanya tak harus kita bergantung pada amerika, eropa,
apalagi asia.

Padahal tak hanya tomat bisa tumbuh di bumi ini
padahal tanah kita berhektar-hektar
padahal banyak orang pintar di negeri ini
atau kita memang bodoh atau malas
Sungguh, pak presiden, ini cerita bukan rekayasa
juga bukan upaya mencuri hati agar bapak berkenan
mendengarkan suara hati nurani kami

Silakan buktikan
silakan bapak tanam sepohon tomat atau cabe
di kebun belakang istana
jika nanti tak terbukti ucapan saya
itu berarti istana sudah terkontaminasi pupuk impor

Tjisaoek, 31.08.15
orang bodoh yang tidak malas
abah yoyok

ADALAH SEBUAH NEGERI

adalah sebuah negeri
dimana rakyatnya tak bisa lagi menapak di bumi
hidup dalam halusinasi karena mimpi-mimpi
telah habis dikorupsi

adalah sebuah negeri
dimana puisi menjadi pelangi
yang mengajarkan kepada kita
bagaimana membangun imaji menjadi jalan keluar
dari segala penyakit dan lapar

adalah sebuah negeri
dimana keindahan langitnya menjadi hiburan
menjadi obat penawar dendam dan sakit hati

adalah sebuah negeri
dimana harapan hanyalah segumpal awan
yang tergantung pada angina dan cahaya matahari

Negeri Awan, begitulah namanya
bukan negerimu juga bukan negeriku
adalah negeri dimana kita berseteru
ragu-ragu
dan bersatu

***

Tjisaoek, 8 januari 2016

PESUGIHAN DAJAL NUSANTARA

Wangi kembang sebarkan bau melati
Badut-badut menari
Sorong kanan sorong ke kiri
Comot sana comot ke mari

O, negeriku yang gemah ripah loh jinawi
Negeri surga, ya surganya para pencuri
Barang siapa tak pandai mencuri
Ia bisa mati berdiri

O, setan segala setan
Yang sembunyi di gelap kelam hati
Yang menguasai jagat kesesatan
Yang mencabik-cabik wajah ibu pertiwi
Datanglah kalian
Masuklah. Menyatu dalam jiwa ragaku.

Heng wilahong
manjing sira
manjing marang hawa nafsuku

Ya hu cak…
Ya hu cak….

bim salabim abra kadabra
jadilah aku Dajal Nusantara

Seibu topeng melapisi wajahku
Seribu jurus tipudaya melekat di lidahku
Seribu kamera memancar di mataku
Tanganku, tangan seribu pencuri

Waspadalah Indonesia!

***

Dapoer Sastra Tjisaoek, 2012

KUMANTRAKAN MANTRAKU

atas nama kepedihan jelata rakyat di gelap kelam hati langit negeri ini. atas nama perih dukalara luka ibu bumi, ya ibuku si ibu pertiwi, kumantrakan mantraku di lidah sembilu katakata. Kumantrakan mantraku di dinding busuk beku hati para tiran, di meja-meja para penguasa, di bunga-bunga mimpi mereka para durjana

wahai air mata darah
menggelombang badailah
luluhlantakkan segala niat keji para mereka
membaralah wahai api kesedihan
bumihanguskan setiap nyala nafsu serakah paling jahiliyah
siji longkah kedele mampang ujung gunung seriwit kutil
dempak kisut
.
Fuiih…!

Duh engkau, tumpah darahku
rekah lah rekah menggempabumi
rubuh rebahkan menara-menara tipu daya
bertiuplah angina semau-maumu
jadlah putting paling beliung
di perut para durjana yang menggelembung busung

siji longkah kedele mampang ujung gunung seriwit kutil
dempak kisut
.
Fuiih…!

qulhuku qulhu dergabaliq. Larapati diwolak-walik
allohuma sato berasa mati
sato marah sato mati, hantu marah hantu mati
syaiton marah syaiton mati, iblis marah iblis mati
jalma marah jalma mati

sapa sira sing khianat
marang amanat penderitaan rakyat
dilit maning bakalan modar
Mo Dar
DAR
!

Tjiasoek, 2011

 

Abah Yoyok, seorang penyair dari Banten. Penulis yang dikenal dengan puisi-puisi asal gobleg adalah marbot dari komunitas dapoer sastra tjisaoek.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *