Hanya Jam Tangan
: Refleksi Kepada Kawan Seperjuangan Pesantren

Aku tahu, dalam jam itu
Tak terdapat senyuman ayah dan ibumu
Juga toh, detiknya sering melukai tanganmu
Sehingga ditong rumah sakit, sesaat kau
Mengobati kesalmu, kau membuangnya

Cobalah ingat kemarin
Saat kurakit detik menit dan jam
Sehingga menjadi sempurna senyummu

Apakah aku terlalu bisu
Untuk menjadi alarm jam tidurmu
Atau aku terlalu tuli
Ketika kau berdering kepada angka angka ingatan
Yang kutuliskan hanya dalam jam Itu

Sukorejo, 01 Januari 2022

Mata Senja
: Teruntuk Sahabat Hegal

Senja ini kembali kujahit
Menanti hujan, menafkahi angan
Dahulu, kita dan waktu masih bernyanyi
Menarikan mimpi, menidurkan sunyi
Masih sempat bermain kecil
Diantara madrasah dan asrama

Tapi itu dahulu
Kini, kau sedang sibuk dengan langgarmu
Mengantarkan ibu sekaligus air matamu
Ke dermaga senyum hingga terminal rindu
Hingga payah waktumu
Detik-detik itu berupa nasihat
Menjelma mata air muasal airmatamu

Ingatlah…
Sudah berapa senyum kita lepas
Kemarau badai tak henti-hentinya merusak napas

Sadarlah…
Senja ini mari kita sederhanakan
Dibawah naungan malam
Semoga mata dan do’a, bersaksi
Menyederhanakan segala dan kisah-kisah yang tertunda

Bondowoso, 15 Mei 2022

Kabar Buruk Semesta
: Refleksi Permasalahan Hidup

Dikening hujan
Masih tersimpan aroma mawar, melati dan kamboja
Hinga badai badai berdamai disudut surga, katanya

Bagaimana menghiasi wajah semesta
Sedang angina sibuk menawan tanah
Menggugurkan daun dipekarangan surga

Bagaimana meriasi tubuh semesta
Sedang ombak berpasang-pasang
Menghantam teduh mata
Menghatamkan irama airnya

Bagaimana ruh, tangan dan kaki berjalan
Sedang semestamu berprasangka dosa
Bergaun sepi, merapalkan Qosidah Al-Munfariji

“Semoga fajar terbit, memekarkan pagi dengan segala kesaksian alam”

Bagaimana keadaan nyawamu?
Masihkah tertanam dendam
Atau sekedar bayangan nafsu
Ketika diliputi tawassul alam

“Innama’al Usri Yusro”

Kau tuli membisukan mimpi
Membusukkan segala diri
Selepas angin membawa kabar
Semoga mendung menyimpan senyum
Dan humus berbunga, berbuah ikhlas
Disebrang surga
Akulah kembang semesta…!

Bondowoso, 09 Mei 2022

Rifky Gimnastiar lahir ketika Tuhan tersenyum pada senin dini hari, 17 Maret 2003 di kota penuh romansa, Bondowoso. Yang terkenal dengan “Kota Tanpa Samudra”. Penulis merupakan Alumni PP. Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo dan menjalani proses awal berkesenian di Rumah Proses Sanggar Seni Matahari OSIS SMK Ibrahimy 1 dan kini merupakan Mahasiswa Aktif STAI At-Taqwa Bondowoso Prodi Pendidikan Agama Islam(PAI).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *