CINTA, Cerita Indah Namun Tiada Arti. Juga penuh misteri tapi asyik. Almarhum Gombloh mengatakan dalam salah satu lagunya: Kalau cinta sudah melekat tai ayam serasa coklat. Penyair M.Z. Billal dari Indragiri Hulu, Riau lain lagi sudut pandangnya tentang Cinta. Dia punya Cinta Yang Penuh. Cinta menurutnya adalah seperti buah apel yang rela dibelah jadi dua bagian oleh pisau yang kau sembunyikan di dadamu. ia tidak menolak untuk berdarah. sebab kau telah mahir untuk menyembuhkan luka-luka. Seperti pada larik ini pun terbaca begitu melankolis Ia mengecupmu, dan kau memeluknya. Kau memenuhi bibirnya dengan bibirmu, ia berpetualang ke dalam tubuhmu. Selamat membaca. (redaksi).

Cinta Yang Penuh

#1
ia tak marah bila dipersalahkan
dan tidak berusaha menjelaskan.
ia tahu kau merasa terluka,
namun kau tidak tahu kalau ia
lebih sering terluka daripada kau.
ia tabah dan membiarkan punggungnya
menyembunyikan hal-hal berat
dari seluruh yang berat sering
kauperlihatkan di dadamu kepadanya.
ia tidak memiliki apa-apa
untuk mengasihimu kecuali cinta
yang penuh dan menenangkan.
tapi ia meragukan dirinya sendiri
apakah kau akan menerima cinta
yang tak pernah sanggup kaugenapi.
sebab ia tahu kau tahu tentang
apa-apa yang ia ketahui tentangmu.

#2
ia tidak bertanya siapa gerangan
dirimu saat ia memilihmu untuk dicintai.
melainkan ia bertanya pada dirinya sendiri
siapa gerangan ia yang bisa diterima
olehmu untuk dicintai. ia merasa
dadanya penuh oleh cinta. ia seperti
mampu memberi ruh kepada bangkai
bunga-bunga alamanda di taman kota
yang sekarat pada ujung hari. ia sepenuhnya
apel yang rela dibelah jadi dua bagian
oleh pisau yang kausembunyikan
di dadamu. ia tidak menolak untuk
berdarah. sebab kau telah mahir
untuk menyembuhkan luka-luka.
demikianlah bagaimana cinta yang penuh
bekerja untuk memenuhi hari-hari mereka.

#3
ia dan kau sama-sama tidak punya alasan
untuk saling meninggalkan. ia tahu kau marah,
dan kau tahu ia marah. ia sedih kau sakit,
dan kau sedih ia sakit. ia tertawa kau bersenda,
dan kau tertawa ia bersenda. ia takut kau benci,
dan kau takut ia benci. ia mengecupmu,
dan kau memeluknya. kau memenuhi bibirnya
dengan bibirmu, ia berpetualang ke dalam
tubuhmu. ia tahu kau menua, dan kau tahu
ia menua. ia memugar dadanya jadi ruang keluarga,
kau menjadi perapian saat ia merasa dingin.
ia menyempurnakan kau dengan cintanya
dan kau menyempurnakan ia dengan cintamu.

Kamar Alegori, Januari 2021

Mendengarkan Poetry in Motion*)

meski kau tutup telingamu
tapi irama tak berhenti
mengalun
dalam dada.
puisi telah memainkan
sebuah lagu romantis
di lantai dansa
dekat jantungmu.
ia memanggil-manggil
namamu
menyebut semua
keindahan
yang menggetarkan ruh
menuju ke tiap sudut
pancaindramu.

I love every movement
And there’s nothing I would change….

di luar hujan
di dalam secangkir teh
mengepul.
kau teringat pacar
masa kecilmu.
ia gadis bermata indah
dan bertanya-tanya
sendiri
bagaimana kabarnya
ia sekarang.
lalu kau melihat
bayangannya
di kaca jendela.

Poetry in motion / walkin by my side
Her lovely locomotion / keeps my eyes open wide

ia menghampirimu
dan membacakan
sebuah puisi
tentang bunga-bunga
dan matahari januari.
ia telah tumbuh
tinggi.
sepasang matanya
adalah telaga kembar.
tempat kau
membasuh sunyi
dan menuliskan
balasan puisi.
“jangan pergi,
tolong tetap di sini.”

Kamar Alegori, Januari 2021

*)Poetry in Motion adalah lagu yang dipopulerkan oleh Johnny Tillotson

Jalan Pulang

satu-satunya jalan pulang saat nanti kau tersesat
jauh dan merasa begitu cemas adalah kembali pada
diri sendiri. ia barangkali telah tertinggal jauh
di belakang punggungmu. merasa begitu rindu
pada kau yang selalu rajin memeluknya setiap
pagi turun bersama sinar matahari di ambang jendela.
bahkan ia tidak bisa melupakan masa-masa terbaik
ketika kau membicarakan tentang masa depan
dan menenggelamkan tiap kesedihan ke dalam
meditasi gelas-gelas kopi. ia hanya bisa memandang
sepasang tungkaimu menjauh dan raib pada rembang petang.

kau tahu, pengkhianat terburuk di dunia  adalah kau
yang melepaskan jati diri hanya untuk menjadi
orang lain. memenjarakan bagian yang baik di lembah
tak bernama dan meninggalkannya dalam kesepian.
ia tersedu-sedu memanggil namamu tapi kauabaikan.
dalam gelap maupun terang ia tetap memelihara ingatan
dan memasang petunjuk jalan. agar nanti atau
entah kapan saat kau ingin pulang, kau mudah menemukan
rute untuk kembali kepada dirimu sendiri.

jadi bisakah kau tidak pergi jauh lagi?
sebab ia tahu hal paling kautakutkan bukan kehilangan
melainkan kelupaan yang kemudian menjelma tembok
sangat tinggi dan menghalangi seluruh pandanganmu.
kau harus selalu ingat, sebaik-baiknya jalan pulang
ialah kepada dia yang tidak pernah menolak seluruh
waktumu. dia, dirimu sendiri yang tiada bosan menjagamu
saat patah hati dan tersekap kesendirian.

Kamar Alegori, Juni 2020

M.Z. Billal, lahir di Lirik, Indragiri Hulu, Riau. Menulis cerpen, cerita anak, dan puisi. Karyanya termakhtub dalam kumpulan puisi Bandara dan Laba-laba (2019, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali), Antologi Rantau Komunitas Negeri Poci (2020) Membaca Asap (2019), Antologi Cerpen Pasir Mencetak Jejak dan Biarlah Ombak Menghapusnya (2019).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *