Webinar Bincang Antar Periset – Seri #05,
Perhimpunan Periset Indonesia – PPI Jawa Barat
Dalam upaya memberikan gambaran dan solusi tentang ketahanan pangan di Provinsi Jawa Barat, maka Perhimpunan Periset Indonesia Wilayah Provinsi Jawa Barat (PPI Jabar) menginisiasi kemungkinan kerjasama dan sinergi antar instansi pemerintah maupun swasta, dan peran serta periset di Jabar dalam mendukung Ketahanan Pangan di Jawa Barat.
Peran serta dan kerja samanya berbasis pemanfaatan Inovasi Smart-Farming. Untuk itu PPI Jawa Barat telah menyelenggarakan Webinar BAPER (Bincang Antar Periset) Seri #05, dengan tema “Jejaring Pemanfaatan Inovasi Smart Farming Mendukung Ketahanan Pangan di Jawa Barat” pada Rabu, 29 Mei 2024, dari jam 13.00 – 16.00 WIB.
Mengingat begitu pentingnya peran ketahanan pangan untuk Provinsi Jawa Barat dan Nasional pada umumnya, sangat strategis untuk dilakukan sosialisasi melalui Webinar dengan menekankan pada peran inovasi smart-farming melalui Webinar BAPER Seri #05.
Manfaat yang diharapkan dari Webinar ini, antara lain adanya gambaran dan solusi tentang permasalahan pembangunan pertanian di Jawa Barat, dan timbulnya inisiasi peran aktif Periset Jawa Barat dalam mendukung pembangunan pertanian di Jawa Barat.
Di samping itu, kegiatan ini diharapkan mampu memicu para Periset untuk menghasilkan berbagai karya inovasi dan teknologi dalam mendukung pelaksanaan Program Pemerintah Daerah Jawa Barat, utamanya dalam pembangunan pertanian di Jawa Barat.
Dari Webinar BAPER Seri#05 diketahui bahwa ketahanan pangan di Indonesia masih mengalami berbagai masalah, khususnya di daerah Jawa Barat. Mulai dari masalah persediaan pangan, kemampuan daya beli masyarakat dan distribusi dalam menjangkau kebutuhan pangan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah masyarakat Indonesia yang bekerja di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan pada Februari 2023 sebanyak 40,69 juta orang atau 29,36% dari total pekerja. BPS juga melaporkan bahwa provinsi yang menghasilkan produksi beras sebagai bagian pendukung ketahanan pangan Nasional tertinggi kedua setelah Jawa Timur adalah Jawa Barat.
Satu diantara sektor penting yang mendukung ketahanan pangan adalah bidang pertanian yang merupakan bagian dari tulang punggung perekonomian di Jawa Barat.
Sebagai moderator Webinar adalah satu diantara Pengurus PPI Jabar Bidang Kerjasama dan Hilirisasi yaitu Iskandar Ishaq. Adapun paparan presentasi dan diskusi yang mendukung topik Webinar disampaikan secara komprehensif dalam 4 Sub Bidang pembahasan oleh para narasumber yaitu: (1) Drh. Indriantari, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Prov. Jabar, (2) Drs. Gunawan S. Prabowo MT, Pusat Riset Teknologi Penerbangan –BRIN, (3) Dr. Ir. Yayan Apriyana MSc, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA)-BRIN, dan (4) Tosan Ajie, SE, Ketua Umum Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia (ASPAI). Hal ini sesuai dengan isi brosur Webinar yang telah dipublikasikan secara luas beberapa hari sebelumnya.
Materi yang sangat menarik disampaikan oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya. Peran kebijakan provinsi Jawa Barat pada tahun 2024 di bidang ketahanan pangan sangat dibutuhkan terkait dukungannya terhadap potensi pengembangan inovasi yang telah dilakukan oleh para inovator dan periset. Hal ini tentunya tidak terlepas dari konsep perundangan yang berlaku mengenai: kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan, keamanan pangan serta perannya terhadap pengembangan di masyarakat.
Peluang inovasi berupa teknologi UAV yaitu Drone Position Farming (DPF)untuk mendukung pertanian cerdas di Indonesia merupakan inovasi yang layak dikembangkan secara masif untuk mendukung percepatan ketahanan pangan di Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya. Inovasi tata cara pertanian yang berbasis informasi yang rinci untuk meningkatkan produksi pertanian,secara tepat: waktu, ukuran dan penindakan. Hal ini di lapangan sangat prospektif untuk diimplementasikan di masyarakat.
Pada kesempatan ini dikupas juga mengenai bagaimana implementasi dampak perubahan iklim mendukung ketahanan pangan yang secara detil disampaikan, pada sub bahasan pokok berupa: (1) dampak cuaca ekstrim terhadap tanaman pangan; (2) aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pada sub sektor tanaman pangan;(3) implementasi lapang, monitoring dan evaluasi aksi dampak perubahan iklim dan strateginya. Hal ini sangat membantu para seluruh stake holder dalam antisipasi perubahan iklim terhadap potensi ketahanan pangan di Jawa Barat dan Nasional pada umumnya.
Dalam rangka jejaring kerjasama, peran swasta dan pelaku pertanian sangat dibutuhkan informasi dan peran aktifnya. Berdasarkan sharing informasi pelaku usaha, disampaikan mengenai status budidaya anggur dan potensi pemanfaatan smart-farming untuk mendukung swasembada anggur. Paparan secara lengkap mengenai karakteristik anggur, perkembangan, tantangan dan peluang pengembangan anggur serta potensi smart-farming untuk budidaya anggur tersampaikan secara menarik oleh ASPAI sebagai wacana jejaring usaha produk pertanian prospektif di masyarakat.
Berdasarkan hasil paparan dan diskusi yang cukup komprehensif tersebut, diharapkan dapat membuka wawasan dan informasi konkrit mengenai status dan peluang pengembangan inovasi yang layak diterapkan secara masif di lapangan sehingga mampu memberikan dampak nyata untuk ketahanan pangan di Provinsi Jawa Barat dan Nasional pada umumnya. Sumbangsih para inovator baik melalui PPI Pusat dan Daerah khususnya PPI Jabar serta kinerja aktif yang produktif dapat terjalin secara nyata dan terealisasi konkrit di masyarakat. Peran jejaring dan kerjasama yang semakin intensif sangat dibutuhkan oleh seluruh stake holder baik instansi pemerintah pusat dan daerah serta swasta untuk kemajuan pertanian dan ketahanan pangan di provinsi Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya.
Webinar disiarkan langsung secara luas melalui pertemuan online maupun di media sosial Youtube. Jumlah partisipan Webinar dari kedua media online tersebut melebihi seratus orang. Sebagian besar aktif untuk mengikuti diskusi maupun bertanya jawab, bahkan mengusulkan agar PPI Jabar membenuk Tim kecil untuk menindak lanjuti semacam kerjasama maupun sinergi antara: PPI Jabar, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Prov. Jabar, Perguruan Tinggi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pelaku usaha di bidang pangan khususnya petani Anggur.
Dalam sambutan pembukaan dan atau penutupannya, Ketua PPI Jabar yakni Dr. Yuyu Wahyu menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi atas terlaksananya Webinar BAPER #05 – PPI Jabar.
Disamping itu, juga akan berusaha menindaklanjuti hasil rekomendasi Webinar, terutama dalam hal menjalin kerjasama antara PPI Jabar dengan: Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Prov. Jabar, Perguruan Tinggi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pelaku usaha di bidang pangan khususnya petani Anggur.
Tiada gading yang tak retak, dibalik sukses Webinar BAPER #05 ternyata terselip secuil kendala berupa terputusnya jaringan Zoom online, sehingga Webinar terhenti di sesi terakhir beberapa saat. Oleh karena itu setelah terhubung kembali, moderator yaitu Iskandar Ishaq menyampaikan permohonan maaf atas ketidak nyamanan akibat kendala tersebut.
Di tempat terpisah, Bidang Kerjasama dan Hilirisasi PPI Jabar sebagai pelaksana penyelenggaraan Webinar BAPER #05, melalui Kepala Bidangnya, Atik Bintoro juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak terkait Webinar karena ketidak nyamanan tersebut, dan berterimakasih atas segala partisipasi dari banyak pihak demi suksesnya Webinar BAPER #05.
(Liputan Kek Atek)