
Pernikahan Yang Buruk
My best friend… sebut saja bernama Aneu menikah selama 10 tahun sebelum akhirnya berpisah dengan perasaan trauma yang dalam. Menikah belum genap sebulan kala dia baru tahu kebiasaan buruk suaminya. Pria dengan sifat anomali yang segera saja membuatnya mengandung dan melahirkan anak perempuan. Suaminya gemar merusak barang sambil memaki dan mencaci. Apalagi jika dia kalah taruhan dalam berjudi atau punya masalah dalam pekerjaannya. Pria yang nampak lembut dan penyayang kala masa pendekatan itu ternyata berperangai buruk ketika sudah menjadi suami.
Aneu tidak berencana hamil kembali sebetulnya, tetapi mertuanya memohon agar Aneu punya momongan lagi dengan harapan anak berikutnya laki-laki dan membuat suaminya itu bisa berubah. Wajar jika mertuanya ingin dia punya anak lebih dari satu. Karena suaminya adalah anak tunggal dan dia ingin ada cucu laki-laki sebagai penerus darah selanjutnya. Di kehamilan kedua, ndilalah Aneu melahirkan anak kembar berjenis kelamin laki-laki. Suka cita meliputi kebahagiaan keluarga itu. Tapi hanya sebentar. Alih-alih suaminya bisa sadar setelah punya anak lelaki kembar adalah impian. Aneu merasa hidupnya semakin dalam dan kelam. Suaminya mulai memakai obat-obatan. Inex. shabu dan morfin atau heroin, adalah kebutuhan sehari-hari melebihi nasi. Sering dia tidur seharian di sofa ruang tamu seperti pingsan akibat pengaruh obat bius. Mereka satu rumah tapi tak saling bicara dan dengan siklus kehidupan berbeda. Suaminya itu jarang normal dan sadar pada siang hari. Anak-anaknya pun bahkan takut berada di sekitar ayahnya.
[iklan]
Aneu memutuskan bercerai ketika anak sulungnya sudah berusia 8 tahun dan si kembar 5 tahun. Perceraian dengan proses yang panjang dan melelahkan. Aneu dengan sabar mengikuti semua prosesnya. Pihak suaminya tak mau bercerai. Tapi Aneu punya senjata pamungkas. Dia memiliki banyak bukti bahwa suaminya adalah ‘pemakai’ berat. Ancaman akan melaporkan semuanya kepada pihak yang berwajib membuat Aneu memenangkan pertandingan. Mereka akhirnya resmi bercerai.
Trauma Akibat Perceraian
Aneu tak lagi punya gairah untuk memikirkan pria. Jangankan mencoba mencari pengganti? Bermimpi bersuami kembali pun dia tak pernah.
“Aku membuang banyak waktu meski masa lalu adalah sesuatu yang tak bisa diulang. And the future? Segala hal dalam hidup rasanya unsure… Selain anak-anak… Aku tak punya bayangan lain untuk ke depan”. Itu kata Aneu suatu hari kepadaku kala aku bicara soal jodoh and kemungkinan menikah kembali.
Dan waktu terus berjalan. Beberapa tahun kemudian Aneu pergi berlibur ke Bali bersama anak-anaknya. Ketika mereka sedang mengantri di sebuah cafe di bandara sebelum menuju Jakarta, Aneu menemukan satu dompet tebal. Di depan mereka tadi adalah seorang bule. Aneu beserta ke 3 anaknya tak jadi mengantri beli kopi. Berlarian sambil setengah berpencar mereka mencari si Mister bule yang ketinggalan dompetnya. Ketemu. Si pria bule yang ternyata asal Austria itu mengucapkan terima kasih dan tak mau pergi sebelum mentraktir kopi. Aneu menolak… Tapi si kembar merengek meminta es krim… Jadilah mereka sempat makan es krim bersama sebelum masing-masing berpisah menuju pintu keberangkatan pesawat masing-masing.
Asam di Gunung Garam di Laut
Pertemuan singkat namun berlanjut lewat E-mail dan WhatsApp. Bulan-bulan pertama hanya basa-basi. Setahun… dua tahun berikutnya saling bertukar kabar adalah kebiasaan, hingga akhirnya mereka seperti berpacaran meski jarak jauh. Aneu tidak merancang semuanya. Kebetulan pria bule itu seorang duda tanpa anak yang ahli ekonomi. Dia ternyata seorang profesor doktor whatever yang sering memberikan ceramah atau menghadiri undangan-undangan seminar di berbagai negara Eropa di mana dia menjadi pembicaranya.
Aneu bisa jatuh hati? Pastinya. Pertama kali dia jatuh cinta setelah trauma. Pria yang berbeda dari bukan hanya ras, suku dan agama. Karena mereka juga beda budaya dan bangsa. Tapi dengan waktu akhirmya Aneu terbiasa dengan semuanya. Saling berkirim kabar dan ucapan perhatian keseharian berbalut rindu tentu saja.
Pria itu ingin sekali bertemu kembali. Tentu. Sebetulnya Aneu juga ingin sekali jumpa kembali. Tetapi jarak dan waktu membuat hal itu seperti tak mungkin. Hingga pada suatu hari si Pria bule itu punya jadwal undangan ceramah di Singapore meski itu masih sekitar 5 bulan lagi tapi sang Mister sudah mencantumkan itu di agendanya. Aneu mau akhirnya. Bertemu di Singapure yang hanya 85 menit terbang dari Indonesia, pikirnya.
Jatuh Cinta Kembali
Butuh waktu lama untuk mereka janjian. Aneu terlalu banyak pertimbangan. Kemudian si Pria bule itu janji akan menjemputnya di salah satu bandara tersibuk di dunia ini. Aneu nervous. Beberapa hari sebelum mereka bertemu dan membuat janji? Aneu sempat gugup dan hampir membatalkan semuanya. Tapi… kemudian pria itu menenangkannya. Menghibur Aneu, bahwa semua akan baik baik saja. Sekaligus mengajari Aneu untuk rileks. Jika Aneu merasa tak nyaman? Dia bisa kembali ke Jakarta dengan penerbangan berikutnya.
Aneu terbang juga akhirnya dengan pesawat pagi. Kemudian Aneu mendarat di Singapura. Aneu lewati proses imigrasi yang panjang dan melelahkan. Menarik koper ukuran kabinnya pelan-pelan dan mulai mencari pintu keluar.
Aneu kembali gugup, merasa malu dan tak percaya diri. Dia tidak tahu harus bagaimana berakting jika nanti mereka sudah bertemu? Aneu berjalan perlahan setengah grogi menuju pintu keluar. Kemudian Aneu melihat pria itu yang menunggu di pintu keluar. Sayangnya dia sibuk dan tak sadar kalau Aneu sudah lewat di depannya padahal. Maklum… Sebanyak 80 % penumpangnya adalah orang Asia… Plus Aneu memakai pashmina atau kerudung menutupi rambutnya… Manalah pria bule itu bisa ngeh?
Lagipula dia tengah sibuk dengan handphone. Aneu yang sudah lihat lalu berjalan ke pinggir. Menyelinap hingga dia tak lihat. Kemudian Aneu ada di sekitarnya. Di belakangnya. Pria itu masih tetap sibuk. Aneu membiarkan. Si Pria bule itu lalu nampak tegang. Beberapa menit kemudian dia sadar terlihat gelisah. Karena penumpang dengan jadwal kedatangan Aneu sudah habis keluar. Tentu saja Aneu melihat semuanya. Aneu hanya sejauh sepuluh meter di belakangnya. Kemudian pria itu terlihat menelpon. Ternyata dia menelpon Aneu. Aneu menjawab teleponnya sambil bilang.. bahwa dia harus menoleh ke belakang.
Kemudian… Pria itu berbalik. Dia melihat ibu 3 anak yang berusia lebih muda 4 tahun darinya itu. Mata mereka saling bertemu. Sumpah. Kata Aneu… Itu tatapan terindah yang pernah dia alami. Seolah… Tatapan yang menembus hingga ke jantung. Mata birunya… Aneu tak akan melupakannya. Begitulah ternyata sepasang mata pria ketika menatap lawan jenisnya. Ibarat mata elang yang meski di atas awan, dia akan jeli melihat seekor anak ayam di bawah sana? Entahlah.
Kemudian pria itu mematikan telponnya. Dia berjalan perlahan ke arahnya. Dan Aneu? Ah… Katanya dia rasa ingin pingsan. Pria itu keren. Tampan. Dan lebih good looking dari foto-foto yang pernah dia kirimkan. Pokoknya dia berbeda dari perjumpaan tak sengaja mereka tiga tahun lalu. Lalu sebuah pelukan hangat terjadi. Diikuti ciuman manis. Sumpah, seperti mimpi yang Aneu alami. Mereka tak sempat bicara apa-apa lagi. Rindu seperti melarutkan semua perasaan yang tadinya bercampur-campur.
Kemudian pria duda tanpa anak itu memeluknya sekali lagi. Aneu juga tak menolaknya. Kemudian tangan mereka tak terlepas sepanjang jalan hingga menuju parkiran. Pria itu tanya banyak hal. Tentang perjalanan di penerbangan. Tentang akan ke mana mereka kemudian? Juga tentang makanan yang ingin Aneu santap? Karena itu hampir waktunya makan siang. Sementara Aneu? Dia menjadi terlalu pendiam. Aneu harus kumpulkan kekuatan untuknya supaya dia tidak mabuk asmara. Karena pria itu terlalu lembut dan perhatian di balik sosok gagah dan wajah tampannya.
Then… hal yang tak dibayangkan terjadi. Di dalam mobil pria itu kembali menciumnya. Aneu tak keberatan. Aneu malah menikmati semuanya sebetulnya. Perempuan itu tak bisa sanggup ungkapkan. Entahlah… ke mana saja dia selama ini? Saling melumat itu ternyata tak selalu menjijikkan. Bahkan bertukar liur pun seperti terasa manis jika kamu melakukannya dengan orang yang tepat. Seseorang yang kau pilih dan ijinkan dalam keadaan sadar. Seseorang yang dengan waktu bisa mengisi hatimu.
Kemudian mereka saling dekap. Menetralisir gairah yang hampir menguasai semuanya. Seperti letupan-letupan magma yang panasnya ribuan derajat. Kemudian mereka saling menatap lagi. Mata mereka seolah ungkapkan segalanya. Dan Anne tahu… Bahwa dirinya sudah jatuh cinta (lagi).
‘Ketahuilah, Apapun yang membuatmu tergetar… Itulah yang terbaik untukmu…‘ (Rumi)
Mantan suami Aneu? Tak pernah berurusan dengan polisi. Tapi dia meninggal pada suatu pagi. Kabar beredar gagal jantung sebagai penyebab. Meski banyak rumor juga bahwa Over Dosis penyebab kematiannya. Keluarga menolak otopsi.
Aneu sudah menikah dengan pria itu dan kini tinggal di Austria beserta anak-anaknya tentu saja.
(Cikeu Bidadewi)