Seribu Tahun Lagi, Seribu Puisi Mematri
…I am a very good archer. I use archery as my way of meditation. I cannot sit down and just meditate in the classical sense. I am very active……….. When I do archery, I am totally there with my bow, my target, my arrow, and I don’t think, I am communion with the universe. The Archer-Paolo Coelho
Apa yang dipaparkan Paolo Coelho memiliki filosofi yang sama dengan proses penciptaan karya–, puisi, yakni sama-sama menyusup ke bagian tersembunyi dari diri kita, untuk mempelajari esensi kehidupan dengan memperhatikan hal-hal sederhana yang mengelilingi kita—mitos, sejarah, ritual, kisah cinta dan luka-luka yang menganga—bak sajak-sajak yang termaktub dalam buku antologi ini—Seribu Tahun lagi.
Luar biasa, proses temu karya ini banyak mengajari kami mengenai hakikat menulis, mulai dari persahabatan, hingga pentingnya arti sebuah rasa, diksi, eksplorasi dan juga pentingnya konsentrasi, harus teliti seperti memanah penuh hati. Itulah hakikat menulis, kita belajar menjalani hidup dengan sepenuhnya, kemudian menunaikannya dalam bait-bait yang berbaris sepanjang jalan pulang.
Tanpa musim, tanpa harus melupakan, kami atas nama Masyarakat Literasi Jember bekerjasama dengan Komunitas Sastra Krajan menghaturkan beribu terima kasih tak terhingga kepada para sahabat pena, dari Aceh sampai Papua, bahkan dari belahan benua yang berbeda, semoga apa yang kita ikhtiarkan bersama mampu menjadi mata panah yang membidik batin dan jiwa musim yang kadang sulit dimaknai. Berdasarkan hasil penilaian kurator dari sekian jumlah naskah dan pengirim, dipilih sebanyak 112 penulis dan ditambah dua koordinator acara. Jadi total ada 114 penulis yang dimuat dalam antologi “Seribu Tahun lagi”. Sebagian banyak naskah bagi yang tidak lolos, karena tidak sesuai dengan ketentuan/administrasi.
Tak lupa jua, kami haturkan terima kasih kepada Prof. Dr. Djoko Saryono dan Dr. Akhmad Taufiq, M.Pd., yang telah meluangkan waktu untuk menulis prolog dan epilog buku ini, semoga kesejukan selalu bersemi dalam hari-hari beliau berdua. Amin.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada saudara Lubet Arga Tengah sebagai pimpinan Komunitas Sastra Krajan, Redaktur penerbit CMG sekaligus pelaksana kegiatan event ini, saudara Siswanto (ketua Lesbumi PCNU Jember) yang selalu mendukung dengan ikhlas, saudara Fileski (pendiri dan redaktur Negerikertas.com), saudara Ali Ibnu Anwar (direktur Sutera.id), Raden Syukron (Ilustrator cover buku STL) dan semua yang telah mendukung serta mensupport program ini termasuk para penulis/penyair yang terlibat dalam program pembuatan antologi puisi dalam rangka untuk memperingati Hari Puisi Indonesia 26 Juli 2021.
Sebagai penutup, jalan masih panjang, harapan masih terburai, kami mengharap, mari kita rawat bersama busur dan anak panah ini, sebab nasib terlalu sangsi untuk dibidik.
Salam Literasi!
Muhammad Lefand
Pendiri dan Wali Masyarakat Literasi Jember sekaligus Koordinator Program Antologi Seribu Tahun Lagi