Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Mbludus.com
    • Beranda
    • Berita
    • Humaniora
      • Sosial Politik
      • Sosialita
      • Pendidikan
      • Tradisi
      • Lingkungan
    • Sains
    • Sastra
      • Cerbung
      • Cerpen
      • Dongeng
      • Drama
      • Kritik Sastra
      • Puisi
    • Kreasi
      • Bisnis
      • Musik
      • Sinematografi
    • Merchandise
      • Buku
      • Baju
      • Kerajinan Tangan
    • Lainnya
      • Profil Redaksi
      • Penerimaan Naskah Mbludus.com
    Mbludus.com
    You are at:Home » Puisi » Sajak Musim Tandur
    Puisi

    Sajak Musim Tandur

    24 November 20192 Komentar3 Mins Read44 Views
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Share
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp

    Di sini, puisi hidup dengan beragam tema. Puisi bisa semacam parodi atau bisa juga ditafsirmaknai sebagai pembalikan mitos. Inilah hebatnya puisi: penyair boleh sesukanya membuat judul, boleh sesukanya pula menyampaikan pesan tematiknya. Tentu saja keserbabolehan itu, kebebasan kreatif itu, tetap berada dalam apa yang disebut konvensi bahasa. Dengan cara itu, pembaca memperoleh kemungkinan untuk melakukan berbagai penafsiran. Selamat Membaca. (Redaksi)

    [iklan]

    Puisi – Puisi Heryus Saputro Samhudi

    Ballada Asmun

    Asmun asal Banyumas
    kejaring razia
    becak miliknya dibawa truk entah ke mana
    mungkin ke surga neraka
    (di kaki lima Asmun terpana pulang ke rumah
    Matanya basah)

    Bini tercinta tercenung di pintu pondokan
    si sulung anaknya 6 tahun, minta baju seragam sekolah
    si bungsu yang cengeng, merajuk minta dibelikan ubi goreng
    (di dapur Asmun tersungkur di periuk nasi tak berisi)
    Asmun tersenyum. Matanya basah

    — Lantas gimana, Kang? – tanya bini
    Asmun tersenyum. Matanya basah

    Asmun usaha cari kerja seputar kota tak juga ada
    tenaga kasar cangkul dan palu tak juga laku
    kerja tak ada Asmun melacur jadi penganggur

    Bini tercinta main serong sama tetangga
    — Anak-anak merengek minta makan
    sewa pondok empat bulan belum dibayar –
    bini membela diri
    (Asmun tersenyum di tepi ranjang matanya nyalang)
    harga dirinya meraih parang  menghunus duka tersayang
    Asmun tersenyum. Matanya basah.

    Asmun tersenyum di balik terali
    Asmun tersenyum di tengah jalan
    Asmun tersenyum di mana-mana
    Asmun tersenyum, tersenyum
    basah matanya.

    Di Atas Geladag Iloluta

    Geladag sepi suara
    ombak yang purus datangnya dari kipas angin barat
    ditembungnya sajak malam pasang gelombang
    dilimburnya gigir laut
    menahan laju arungku

    Geladag sepi suara
    bulan sepotong seperti hilang arti
    buat dicinta atau digubah menjadi mimpi
    atas rindu pada yang jauh
    di batas waktu

    Geladag sepi suara
    di tiang palka tersirat siar-Mu
    Selamat datang kesangsian
    ini kusiapkan seadanya
    kalau saja memang saatnya
    bola-labuh mesti dinaikkan
    dan jangkar kulego lagi
    di peluk-Mu

    Selat Makasar, Januari ‘80

    Sajak Musim Tandur
    (Baduy, November 1980)

    puji syukur bagimu: Pohaci Sang Hyang Asri
    yang setia mengasuh tabur-benihku
    mengandungnya sepeluk musim
    menjaganya dari Kala Durga
    sampai panen menyapa

    — petik, petiklah fitrahku
    putik alam rizki semesta
    atur-bagi sebijak-arifmu
    sama merata semua sedulur
    sama sekata harkat manungsa

    (Aku pasti luangkan waktu
    hening shamadi di pucuk purnama
    jumat, salasa, gulita raya:
    “Zamanmu masih harus terus berlanjut
    sampai batas niskalaKu”)

    puji syukur bagimu: Pohaci Sang Hyang Asri
    mitra-sejajar dwipayanaku
    srilambangmayapadaku

    — duh, sridewi sri nu Pohaci
    tabur-urai benih-tandurku
    pada gembur pada subur
    biar kuncup biar kulub…

    Kandang Badak

    Kesederhanaan yang pernah kita miliki
    selesailah di sini
    pesanggrah tak lagi berdiri
    telah merapuh dibakar sepi
    atap di mana kita pernah berteduh
    telah rubuh diterjang waktu
    dimakan rayap
    sebagian dijadikan kayu bakar
    diperkosa api pendaki yang ingkar pada cintaNya

    Yang tinggal
    pilar-pilar batu bekas tungku perapian dan coreng-moreng
    tegak, menyandang kenang
    sendiri
    meneguk sepi
    antara Gede dan Pangrango

    3 April 1979

    Heryus Saputro Samhudi, Mantan Redaktur Senior majalah Femina yang aktivis Pecinta Alam Indonesia, Komunitas Seni Bulungan, dan Asosiasi Tradisi Lisan. Sejak tahun 1975 banyak menulis esai, cerpen dan puisi di berbagai media cetak surat kabar dan majalah. Pernah mendapat 16 Penghargaan Jurnalistik dari berbagai Lembaga dan Instansi di Indonesia. Dua kumpulan buku kumpulan puisinya adalah Oro-Oro Ombo (2017) dan Tanjakan Seribu Janji (2018).

    Sajak Selembar Diploma, memenangkan Juara 3 Lomba Cipta Karya Puisi-Radio ARH dan DKJ (1977), Pada tahun 1980, puisi Geladag Illolutta dan Kandang Badak mendapat penghargaan bulanan lembar sastra majalah Zaman.

    Catatan:
    Puisi-puisi dinukil dari Antologi Puisi
    Lustrum 1 Kelompok Poci Jakarta 1985

    parodi puisi puisi balada puisi klasik puisi lokal puisi tradisi
    Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Previous ArticleCiung Wanara
    Next Article Derek Berkurban Kelinci

    Postingan Terkait

    Puisi-Puisi Riki Utomo

    21 September 2025

    Puisi-Puisi Kang Thohir

    7 September 2025

    Puisi-Puisi Hazuma Najihah

    10 Agustus 2025

    2 Komentar

    1. Heryus Saputro Samhudi on 29 November 2019 8:16 pm

      Terima kasih sdh memuat puisi-puisi saya. Semoga bermanfaat. Sehat sejahtera selalu, mbludus.com

      Reply
      • nana sastrawan on 11 Januari 2020 10:56 am

        sama-sama. terimakasih kembali. kompak selalu, bang Heryus.

        Reply
    Leave A Reply Cancel Reply

    Postingan Terbaru

    Refleksi dalam Cerpen “Requiem Burung Gereja”

    11 November 202530 Views

    Sandal Jepit Pesantren

    9 November 202511 Views

    Mengenal Sistem Administrasi Negara Indonesia

    30 Oktober 20252 Views

    Membaca ‘Rahasia Tanda’ di Universitas Pancasakti Tegal

    29 Oktober 202511 Views
    Kategori
    • Berita Terkini (206)
    • Bisnis (7)
    • Buku (80)
    • Cerbung (19)
    • Cerpen (157)
    • Dongeng (90)
    • Drama (28)
    • Europe (1)
    • film (1)
    • Highlights (2)
    • Kritik Sastra (75)
    • Lingkungan (52)
    • Money (5)
    • Musik (18)
    • News (9)
    • Pendidikan (66)
    • Politics (3)
    • Profil Redaksi (16)
    • Puisi (186)
    • Sains (50)
    • Science (5)
    • Sinematografi (22)
    • Sosial Politik (29)
    • Sosialita (141)
    • Sports (5)
    • Tech (5)
    • Tradisi (98)
    • Travel (4)
    • UK News (4)
    • World (1)
    Advertisement
    Follow Kami
    • Facebook
    • Instagram
    • YouTube

    Bermis Serpong ASRI Blok B7/19 RT/RW 02/04, Cisauk - Tangerang

    Untuk Pengajuan Iklan dan Kerja Sama Hubungi:

    Email : redaksi@mbludus.com / dapoertjisaoek@gmail.com
    Kontak: -

    Facebook Instagram YouTube
    Syarat dan Ketentuan
    Definisi

    Ketentuan Layanan

    Ketentuan Konten

    Penggunaan dan Hak Cipta

    Undang-Undang ITE

    Tim Redaksi

    Penerimaan Naskah
    Flag Counter
    Flag Counter

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Ad Blocker Enabled!
    Ad Blocker Enabled!
    Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please support us by disabling your Ad Blocker.