Rebana Betawi
Rebana merupakan alat musik perkusi yang tergolong dalam alat musik membranofon. Rebana disebut juga rebab, redap dan kompangan. Bentuk dan ukurannya bermacam-macam serta memiliki bingkai yang terbuat dari kayu berbentuk lingkaran dengan diameter 25 cm hingga 30 cm atau lebih. Rebana digunakan untuk mengiringi lagu atau tarian dan juga dimainkan dalam kumpulan orkes musik (Ensiklopedia Musik Indonesia Seri P-T, 1986: 48).
Rebana Betawi terdiri atas bermacam-macam jenis dan nama, antara lain rebana ketimpring, rebana ngarak, rebana maulid, rebana birdah, rebana dor, dan rebana biang.
[iklan]
- Rebana Ketimpring
Rebana Ketimpring merupakan jenis rebana paling kecil, hanya bergaris tengah 20 sampai 25 cm. Di dalam satu grup rebana ketimpring terdapat tiga buah rebana yang masing-masing memiliki sebutan rebana tiga, rebana empat, rebana lima. Rebana lima berfungsi sebagai komando, diapit oleh renbana tiga dan rebana empat. Rebana ketimpring ada dua macam, yaitu rebana ngarak dan rebana maulid.
Sesuai dengan namanya, rebana ngarak berfungsi mengarak dalam satu arak-arakan. Rebana ngarak biasanya digunakan untuk mengarak mempelai pengantin pria menuju ke rumah mempelai pengantin wanita. Sedangkan rebana maulid berfungsi sebagai pengiring riwayat Nabi Muhammad SAW.
- Rebana Dor
Pada rebana dor terdapat lubang-lubang kecil untuk tempat jari. Fungsinya adalah untuk mengiringi orang bernyanyi, rebana dor pun disebut pula rebana lagu. Ciri khas rebana dor terletak pada irama pukulan yang tetap sejak awal lagu sampai akhir. Ciri lain adalah lagu Yaliil, yaitu bagian solo vokal sebagai pembukaan lagu. Lagu Yaliil mengikuti nada atau notasi lagu membaca Alquran, antara lain bernama Shika, Hijaz, Nahawan, Rosta. Cara memegang Rebana Dor terkadang bertumpu pada lutut kiri-kanan, sementara tangan kiri dan kanan bebas memukul rebana.
- Rebana Hadroh
Rebana Hadroh terdiri atas tiga atau empat buah rebana yang digunakan untuk mengiringi syair-syair hadroh. Rebana hadroh terdiri atas tiga instrumen rebana: bawa, ganjil atau seling, dan gedug. Bawa berfungsi sebagai komando dan irama pukulannya lebih cepat. Ganjil atau seling berfungsi saling mengisi dengan bawa, sedangkan gedug berfungsi sebagai bas.
Jenis pukulan rebana hadroh ada empat: tepak, kentang, gedug, dan pentil. Keempat jenis pukulan itu dilengkapi dengan nama-nama irama pukulan. Namanya antara lain pukulan jalan, sender, sabu, pegatan, sirih panjang, sirih pendek, dan bima. (NS)