BERLAYAR DI HOTEL TUA
suatu ketika kami berdansa
dalam api menyala
dengan sebelah mata buta
mengeja mesra
tiap gerik waktu
sepi tergangga
ada aroma darah
bukan perawan mewah
dalam genangan daun ganja
pil iblis
menyerang suara anjing
getir
laut jadi mengering
KISAH
jeng woro dara kebumen
dan mata-mata kelinci
berbedak tipis
betulkah
otak bergerak
dari waktu ke muara sunyi
musik kikuk
bulan berlumut
segala cerita kepastian
masa purba
kematian pendek
BIDAK CATUR BERGERAK
di sini kawan
lahar panas bermuara ke lantai
dalam permainan otak gila
bahasa tanah yang mengeras
tombak saja kelamin mereka
di rusuk-rusuk ranjang
permukiman liar
DRAMA SEHARI
pewarta menggelepar
di negeri-negeri berair
sepasang mata ganjil
membuka pintu benua
manusia kota gemar bernyanyi
tetapi lagunya adalah:
darah dan bencana!
STAGNASI
diseret tubuh ke laut
ketika matahari bertambah kurus
sepi adalah guncangan karang
telah kehilangan
potret paling hitam
sebuah jaring tak terpasang di telinga
airmata menggenangi
lumpur tanah
dibedah tulang-tulang
hewan buas
Pulo Lasman Simanjuntak, dikenal sebagai penyair medsos.Karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah deadline untuk penerbitan buku antologi puisi ke-8 berjudul BILA SUNYIKU IKUT TERLUKA. Karya puisinya telah dimuat (dipublish) diberbagai media cetak, media online, dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia. Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), Dapur Sastra Jakarta (DSJ), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP) , Sastra Nusa Widhita (SNW), dan anggota Sastera Sahabat Kita (SSK-Sabah, Malaysia). Bekerja sebagai wartawan dan bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.