Jeritan Semut di Atas Tanah Sang Tuan
Penderitaan apa yang paling menyakitkan, tuan?
Melangkahkan kaki di atas tanah mu, atau hangus di genggaman mu?
Apa jaminan hidup yang akan kau berikan pada ku, tuan?
Kesengsaraan? Penghinaan? Penderitaan? Penghianatan?
Aku yang membuat tanah ini berlambak
Lantas setelah itu? Kau rampas tanpa belas kasih
Menjadi budak di atas tanah kelahiran
Melayani kebengisan berdarah dingin
Menjerit pedih namun terhiraukan
Bagaimana jika aku pergi meninggalkan tempat ku berpijak kini?
Tentu saja bukan masalah besar bagimu, karena kau berkuasa
Bagaimana jika aku memberontak dihadapan mu?
Tentu saja, aku akan menjadi domba hitam tak berguna
Muak, dengar teriakan ku ini tuan.
Tuan Aku Muak.
Mencari Sekeping Rupiah Ditumpukan Emas
Di negri yang kaya ini aku asing
Matahari pun menertawakan ku dengan teriknya
Siapakah manusia miskin ini?
Bekerja dari pagi hingga petang, hanya menghasilkan keringat
Aduh. sialnya ku gagal mendapatkan sekeping rupiah
Tuan. Berikan aku sesuap nasi
Bodohnya, ini negri ku. Tapi aku lah pengemisnya
Mereka memperkaya diri dengan mengumpulkan emas
Sedang aku?
Lihat Lah!
Mereka mengatas namakan tujuan untuk menumpuk harta
Sedangkan
Aku!
Hei Tuan
Aku hanya berharap keluarga ku tetap hidup
Tapi apa yang terjadi?
Bahkan negri ini pun telah Mati!
Mati rasa sosial.
Menangkis Martabat yang Terinjak
Pagi ini kami bersuara dihadapan anda, puan dan tuan
Betekadkan keberanian dan kepercayaan diri
Mengharapkan sikap dan solusi yang bijak
Payah. Kami rasa sia sia
Bahkan seekor anjing pun paham,
Bila tidak boleh sembarang menggigit
Demi, menjaga harga dirinya, dia menghancurkan banyak harap
Bodoh nya, semua sudah diatur dengan tahta terlarang
Yang dia dapatkan dengan hasil suap
Bermodalkan suara, untuk menangkis martabat yang terinjak
Pulang, gagal membawanya
Hanya luka yang membekas di tubuh
Berlabel kan kashian. Sesak di dada dan berdoa
Semoga keadilan akan berpihak dan kebenaran menjadi saksinya.