Dalam rangkaian perhelatan sastra dan budaya yang digelar pada 4-18 Oktober, Tangsel Creative Foundation menggandeng para seniman, budayawan, dan musisi Tangerang Selatan.
Acara yang bertajuk “ My City My Responsibility” ini memiliki serangkaian acara: seperti Pameran Seni Rupa yang dibuka pada tanggal 04 Oktober. Deretan para pelukis Tangerang Selatan yang mengisi perhelatan ini, seperti: Ireng Halimun, Arif Conte, Arifin WTT, Ibnu Alwan, Iyusman Utomo, Luthfi Ayu, Mulyana Silihtonggeng, Novandi, Nurdin Yusup, RB Ali, Rifky Adrian, Suprobo, Sp Hidayat, dan Tomo. Pagelaran seni rupa ini dikuratori oleh Mayek Prayitno.
Selain itu, pada tanggal 11 Oktober, perhelatan ini juga mengadakan Pentas Sastra dan Mufakat Budaya yang akan diisi oleh: Dik Doank, Chavchay Saifullah, Ireng Halimun, Uki Bayu Sedjati, Abah Yoyok, Hadi Sastra, Madin Tyasawan, Dewi Nova, Titis Nariyah, Beni satria, Emperan Pamulang (EMPANG), Shobir Poer, Syaiful Anwar (Ipunk) dari DKTS. Acara ini juga dibuka untuk umum.
Acara dimulai pada pukul 16.00 WIB dan dibuka oleh Nadira selaku Master of Ceremony. Kemudian pembacaan puisi oleh Nurdin Yusuf, yang disusul oleh Kaifin Prasetyo dari Dapoer Sastra Tjisaoek. Kaifin membawakan puisi Kamus Kecil karya Joko Pinurbo. Kemudian, dalam acara ini juga menghadirkan pentas monolog reading yang dibawakan oleh Titis Nariyah dengan naskah berjudul ‘Nasib Sial Seorang Badut’ karya Agus Noor. Kritik tentang nepotisme dan kerja pejabat yang seperti badut (tidak serius) menjadi fokus dalam monolog karya Agus Noor ini.
“Pertunjukan dan pameran kontemporer bertema My City My Responsibility begitu melekat dan membuka pikiran,” tutur Istiana salah satu pengunjung saat diwawancarai mbludus.com, “banyak cara untuk melihat keteraturan warna, garis, bentuk, gerak, dan nada yang ditampilkan,” pungkasnya.
Acara terus bergulir hingga malam, dan ditutup dengan diskusi budaya oleh Ireng Halimun, Hilmy Fabeta, dan Chavchay Saifullah. (red/14/10/24)