Puisi memberikan ruang tafsir berbeda meskipun proses kepenulisannya didasari dari pengalaman si penulisnya. Untuk itulah, puisi dibutuhkan kecermatan dalam memilih kata, dihayati dari tema-tema atau peristiwa-peristiwa yang didapat. Maka, puisi akan tercipta tanpa terkurung oleh satu tema saja, oleh kegelisahan penyairnya semata, melainkan menjadi puisi yang hidup liar di pikiran pembaca. (redaksi).
Impian
Dalam senja yang begitu tenang
Engkau muncul di hadapanku
Membawa pemandangan yang berbeda
bagai Mutiara yang tak pernah terjamah
Dalam kesenangan kebahagiaan tanpa paksaan
Suara lembut yang menarik jiwaku
Dan impian-impian yang tak pernah terlihat
Tiupan angin yang berkawan
Menciptakan harapan yang membara
Sifat-sifat surgamu
Di sudut yang berbeda
Dasar jiwaku menggeliat naik
Tanpa air mata,tanpa penyesalan
Dan cinta
Menghidupkan hati ini sekali lagi.
Sidoarjo-Jakarta 2020
Ingatan
Dengan gagahnya,untuk yang kesekian kali
Aku mengingat rona wajahmu dalam pikiran
Menciptakan kedamaian dalam kegelapan
Membangun kekuatan yang telah lama terbelenggu
Dengan cinta dan harapan
Rasa takut yang selalu menyelimuti pikiran
Detik-detik kita lalui dengan keyakinan
Mengubah Langkah,mengubah anugrah
Sidoarjo-Surabaya 2020
Menjelang malam
Menjelang malam yang tertutup kabut
Rindu yang semakin menggetarkan jiwa yang tergeletak dalam angan
Bersembunyi di balik pohon Pinus
Angin bertiup dengan tertawa
Lewat tanpa salam dan penghormatan
Siapakah yang kau cari
Apakah sebuah mawar?
Atau hanyalah rumput liar?
Sidoarjo-Semarang 2020
Abdika Ardhana Qamara. Lahir di Situbondo,22 Juli 2000 dan tinggal di Kahuripan nirwana blok AA6 no 3 Sidoarjo. Ia sekarang masih Mahasiswa jurusan MSDM Politeknik Ketenagakerjaan Jakarta.