Mengenal Pembangkit Tenaga Listrik

Pada hari Minggu tanggal 04 Agustus 2019, terjadi gonjang ganjing kebingungan masyarakat akibat aliran listrik padam serentak, tiba tiba dan dalam waktu relatif lama. Sebagian kota di Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta mengalami pemadaman aliran listrik. Keluhan konsumen tentang hal ini langsung saja memenuhi jagat medsos.

Betapa tidak, karena kebutuhan tenaga listrik sudah menjadi sangat menentukan, berlangsung tidaknya kegiatan sehari hari, terutama segala hal yang berhubungan dengan tenaga listrik semisal : Komunikasi radio & satelit, Teknologi Informasi, Otomatisasi permesinan, sampai ke perangkat makan minum dan keperluan rumah tangga yang berbasis tenaga listrik. Hampir semua terganggu akibat pemadaman listrik.

Tentu pemadaman serentak dan mendadak ini sempat mengecewakan banyak orang  tersebab adanya kerugian konsumen yang ditimbulkan olehnya. Disisi lain PLN juga sudah berusaha keras untuk melakukan servis, perawatan serta perbaikan segala hal termasuk perbaikan Jaringan kabel.

Beberapa foto teknisi PLN bekerja keras di kabel Tegangan Tinggi telah beredar di dunia medsos WA-Grup, misalnya seperti di Gambar 1.

Gambar 1 : Perbaikan dan Perawatan Tegangan Tinggi
Sumber : Medsos WA Grup

Terlepas dari itu semua, sudahkah kita mengenal bagaimana prinsip kerja Pembangkit Tenaga Listrik yang menghasilkan listrik, dan terdistribusi sampai ke rumah kita masing masing melalui jaringan kabel listrik. Jangan-jangan kita sama sekali belum mengenalnya. Oleh karena itu  tidaklah berlebihan jika pada kesempatan ini kita perlu mengenal seputar Pembangkit Tenaga Listrik, meski hanya sekilas saja.

Listrik yang kita kenal saat ini berasal dari pendistribusian Pembangkit Tenaga Listrik. Sejak ide awal sampai dengan realisasi pembangkit tenaga listrik, pelaksanaannya mengalami perjalanan yang sangat panjang dan rumit, mulai dari jaman sebelum masehi sampai jaman milenium saat ini.

Di jaman Yunani kuno sekitar abad 6 SM dikenal Filosof bernama Thales.

Dia telah mengemukakan tentang adanya fenomena alam, bahwa batu ambar, semacam batu fosil yang digosok gosokkan pada kain wol, ternyata dapat menarik benda ringan seperti bulu. Fenomena ini kelak di kemudian hari dikenal sebagai fenomena listrik statis. Pengetahuan Filosof Thales ini, dalam perjalanan waktu mampu melahirkan tokoh tokoh di bidang Listrik, diantaranya yang relatif fenomenal adalah bapak listrik dunia, yaitu Michael Farady, lahir tahun 1791 di Newington, Inggris.

Pada tahun 1821 Micael Faraday menghasilkan penemuan berupa peralatan Rotasi Elektromagnetik. Alat ini menjadi embrio mesin dinamo listrik yang pertama di dunia atau dikenal dengan nama Homopolar Motor.

Pada tahun 1831, Faraday menemukan fenomena “pengaruh elektro magnetik”. Penemuannya dituangkan di dalam Hukum Faraday yang berbunyi bahwa “Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi yang sebanding dengan laju perubahan fluks.

Selanjutnya berdasarkan Hukum Faraday inilah para ahli terus menerus mengembangkan sampai menjadi Pembangkit Tenaga Listrik seperti yang ada pada saat ini.

[iklan]

Macam Ragam Pembangkit Tenaga Listrik.

Dewasa ini Tenaga Listrik bisa dibangkitkan melalui berbagai macam sumber tenaga di dalam mesin konversi energi sebelum didistribusikan ke pengguna di masyarakat luas.

Sumber tenaga yang dimaksud diantaranya adalah : Tenaga Diesel, Tenaga Uap, Tenaga Air, Tenaga Gas, Tenaga Bayu, dan Tenaga Nuklir.

  • Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Bahan bakar solar digunakan sebagai sumber tenaga pada pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Energi kimia dari solar dikonversi menjadi energi panas hasil pembakaran bahan bakar solar menjadi energi kinetik berupa gerakan putar pada poros engkol mesin diesel. Gerakan putar inilah yang akan digunakan untuk memutar Generator (Pembangkit Listrik) Tenaga Diesel, sehingga menghasilkan listrik yang siap didistribusikan ke pengguna.

Gambar 2 adalah contoh PLTD.

Gambar 2 : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

  • Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Gas, Air, dan Bayu

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), semuanya berbeda dengan PLTD yang menggunakan mesin diesel (Genset) sebagai mesin konversi energi motor bakar piston berbahan bakar solar.

Pada PLTD sebelum sampai menjadi energi kinetik berupa putaran generator listrik, Energi kimia pembakaran bahan bakar solar diubah menjadi energi panas, kemudian menghasilkan tekanan piston yang dapat menghasilkan energi kinetik berupa gerak bolak balik sekaligus menggerakkan poros engkol untuk berputar melalui gerakan batang hubung piston.Gerak putar poros engkol ini mampu memutar Generator untuk membangkitkan listrik, agar selanjutnya dapat didistribusikan ke Pengguna listrik.

Sedangkan Pembangkit Listrik selain PLTD, sebagai sumber tenaganya adalah energi kinetik yang berasal dari Uap, Gas, Air, Bayu maupun Nuklir. Masing masing sumber tenaga digunakan untuk menghasilkan energi kinetik di dalam sistem Turbin. Energi kinetik ini digunakan untuk menggerakkan sudu turbin agar menghasilkan putaran sesuai dengan arah putar Generator, dan selanjutnya dapat menghasilkan Listrik yang siap didistribusikan ke pengguna.

Adapun contoh masing masing Pembangkit Tenaga Listrik berbasis turbin dan reaktor nuklir terlihat di Gambar 3.

Gambar 3 : Pembangkit Tenaga Listrik berbasis Turbin dan Reaktor Nuklir

Sebagai usaha pemenuhan kebutuhan listrik, Indonesia telah menggunakan Pembangkit Listrik dari berbagai sumber tenaga yaitu : Solar, Uap, Gas, Air,dan Bayu. Sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir masih dalam taraf perencanaan untuk digunakan di masa yang akan datang. (AB).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *