Perut berbunyi atau biasa disebut keroncongan umum terjadi pada manusia. Sistem pencernaan manusia selalu berbunyi karena usus melakukan gerakan peristaltik. Peristaltik adalah gerakan meremas-remas agar makanan terdorong. Makanan yang dikunyah akan melalui kerongkongan dengan gerakan peristaltik. Setelah sampai di lambung, makanan akan diserap nutrisinya dan akan terdorong ke usus kecil dan besar sebelum akhirnya dibuang. Rangkaian proses inilah yang disebut peristaltik.

Saat makanan dan minuman masuk ke dalam sistem pencernaan, ada juga gas yang ikut masuk. Gas inilah yang kemudian membuat perut berbunyi. Sumber bunyi perut ini ada di bagian usus kecil. Tubuh manusia tidak berhenti membuat gerakan peristaltik dan bunyi perut akan memberi sinyal ke otak bahwa tubuh sedang lapar dan butuh makan. Bunyi perut ini nyaring saat perut kosong. Makanan dan minuman yang masuk akan meredam suara ini. Untuk mengurangi bunyi perut, konsumsi air putih, makan teratur, dan kurangi makan makanan yang mengandung gas.

Gerak usus peristaltik sangat penting untuk pencernaan, tapi kadang-kadang tidak berfungsi dengan baik. Terjadinya sembelit maupun diare adalah tanda ada masalah dengan gerakan peristaltik di saluran cerna, salah satunya sindrom usus malas.

Orang dengan sindrom usus malas memiliki usus yang bekerja lambat memindahkan makanan. Itu kenapa sindrom ini juga sering disebut sindrom usus lambat.

Seharusnya setiap kali Anda makan, saraf di saluran pencernaan akan mengirim sinyal ke otot-otot saluran cerna untuk melakukan gerak peristaltik supaya makanan berpindah.

Sayangnya, pada orang dengan sindrom usus malas, gerak peristaltik terblokir sehingga gerakan otot-otot usus menjadi lebih lemah dan lambat. Akibatnya, makanan tidak bisa dipecah dengan sempurna.

Timbunan makanan yang tidak tercerna pada akhirnya akan mengeras dalam usus dan memicu penyakit sembelit.

Sindrom usus malas ini juga disebut sebagai sembelit jangka panjang. Penyebab paling utamanya adalah kekurangan asupan makanan berserat dalam waktu cukup lama.

Sindrom akibat gangguan peristaltik usus ini juga sering tampak pada orang-orang yang memiliki gangguan makan, terutama anoreksia nervosa dan bulimia. Mereka dengan sengaja menggunakan obat pencahar berlebihan atau bahkan ketergantungan.

Obat pencahar tersebut digunakan untuk mengeluarkan makanan supaya berat badan tidak naik.

Selain itu, sindrom usus lambat juga umum terjadi pada orang-orang yang memiliki IBS (irritable bowel syndrome), pengguna narkoba, juga orang-orang yang diet ketat. (red.16/7/21)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *