Pada Jaman Now,  jaman ini,  mencari jodoh itu susah-susah gampang. Atau gampang-gampang susah? Tergantung.  Jika kamu smart?  Mungkin kamu akan secepat kilat mendapatkan jodoh cukup dengan menjentikan jari di jaman online ini.

Susah-susah gampang. Gampang-gampang susah. Betul?

Sayangnya… Tak semua mengalami hal yang sama. Alih-alih mendapatkan jodoh selamat dunia dan akherat alias jodoh impian, justru kamu akan tertipu.  Tak hanya di-PHP atau bertemu si Pemberi Harapan Palsu, namun bisa juga malah tertipu habis-habisan. Karena selain materi juga harga diri, dan ini banyak kejadian.

[iklan]

Pada jaman yang serba instan ini, bertemu jodoh itu kadang memang bisa instant se-instan bubaran. Jika tak hati-hati kita bisa mendapatkan seorang penipu/scammer.

Pada suatu pagi seorang kawan sudah  missed cal dan pesan di WA juga. Tak taunya cuma tanya alamat. Kampung Saranten atau Cimanganteun jika tak salah. Saya lupa karena kejadian ini sudah lama.  Dia bertanya, “Apakah itu benar di Bandung?”

Waduh. Saat itu saya bingung menjawabnya. Karena saya tak paham dan familier juga dengan nama daerah itu. Akhirnya saya googling. Ternyata daerah yang kawan saya tanya itu adanya di Bandung. “Pagi-pagi udah nanya alamat?” tanyaku setengah bercanda.

Enggak, Teh… ini ada cowok. Tapi kayaknya mencurigakan…” Kemudian dia kirimkan foto gambar KTP pria yang dimaksud.

Hmmm… Sepertinya sih iya… Itu foto KTP Aspal. Asli tapi palsu. Soalnya agak mustahil bin mustahal hari gini ada cowok ganteng… Usia baru 35 tahun. Statusnya duda, alias bercerai. Kerja di BUMN dan sambil senyum pula? Itu foto di KTP nya. Kok bisa ya? Namanya juga rasanya  terlalu keren. IVANDER ZAKI ZUBI. Hadeeeuh… Namanya mirip oramg Rusia campur Turki secara lahir di Cimanganten. Kok kayaknya… jarang ada yaaa…? Yang seperti itu? Terlalu sempurna, batin saya.

Cowok jaman kiwari. Duda pula. Dengan wajah ganteng? Sempat-sempatnya ngejar perempuan yang tergolong berpenampilan biasa kayak temenku itu? Secara di Bandung kan banyak cewek secantik and se-seksih Mulan Jamilatun. Oh…

Akhirnya gimana? Ya sudah. Saya kasih tau kepada kawanku itu agar berhati-hati. Cowok sekarang banyak modus-nya. Ada lho di Rawamangun… seorang perempuan kena tipu. Nggak tanggung-tanggung, 150 juta. Dia anak kost, kerja di departemen store Matahari. Meski bukan bagian SPG karena dia sudah selevel manager, tapi dengan usia  nyaris 40, kulit sawo matang, dan nggak terlalu cantik. Belasan tahun nge-kost. Meski orang tuanya di kampung itu keluarga berada, tetapi wanita ini pemalu dan tak punya cukup  waktu untuk bergaul. Sepertinya agak sulit baginya mendapatkan calon suami. Tak usahlah bicara tajir melintir alaihim and guanteng selangit. Punya pacar yang bisa datang apel pas malming saja… Sudah harus bersyukur.

Pada suatu hari, entah bagaimana ceritanya, dia kenal seorang pria yang alamak… membutakan mata hatinya. Pria gagah dengan nada suara yang selalu lembut dan penuh perhatian. Mendekatinya selama berminggu-minggu.  Luluh lah hatinya. Bagaimana tidak?  Cowok nan romantis, yang hampir setiap hari selama 3 bulan mengantar jemput dia dari dan menuju kantor. Setiap hari. Duda cerai tapi tak punya anak. Bisa dihubungi 24 jam. Ulala. Malah  ada malam-malam tertentu  dia juga didekap. Di atas dada bidangnya dia sempat tertidur kala mereka piknik ke pulau seribu. Dipeluk erat ketika selesai nonton bioskop, di depan pintu rumah kostnya sebelum pamit pulang. Dicium kening jika bertemu. Bahkan di-nina boboin di malam malam tertentu ketika dia gelisah meski hanya lewat video call.  Oh…

Belum lagi sapaan pagi sebangun tidur meski hanya lewat teks. Juga ucapan met bobo setiap malam meski lewat WhatsApp. Hal itu pasti indah and membahagiakan bagi seorang wanita. And baik bagi kesehatan jiwa tentu saja. Hiks…

Tapi itu cerita dulu. Antar jemput everyday. Telpon perhatian sehari 5x. Sampe makan pecel lele aja sambil disuapin. Bayangkan. Pan romantis pisan? Tapi ternyata buah romantis itu tidak murah. Pelan-pelan si ceweknya dirayu. Katanya ada aja. Beli motor atas nama si cowok biar gampang antar jemput. Lalu dirayu bayar uang muka tanah di Sawangan… supaya nanti ketika habis nikah katanya langsung bangun rumah sendiri. Atas nama si cewek. Uang muka talangin dulu. Dan dia yang akan melunasi. Terakhir-terakhir si cewek dibikin tambah ge-er. Katanya orang tua si cowok akan datang melamar. Bahkan sudah nyiapin peningset and bla bla bla.

Tapi apa daya? Hiks… Segalanya musnah. Si cowok pergi suatu hari. Membawa motor. Plus katanya uang muka tanah melayang. Pergilah lelaki itu untuk tak kembali. Meninggalkan luka menganga dalam hati si perempuan. Yang sekarang malah tambah kurus. Trauma. Dan enggak mau gaul. Beritanya jadi nyebar pula. Pertama teman kost nya aja yang tau. Lama-lama? Hampir se RT.

Hadeuh… Makanya jaman sekarang mah kudu hati-hati aja. Perempuan jangan gampang dirayu. Kebanyakan nonton film bollywood sih… cinta-cintaan. Romantis-romantisan. Kenyataan yang ada? Halaaaagh… Lelaki jaman ayeuna oge loba nu lieur. Wak wak wak wak…!

Jaman sekarang… Meski jaman sudah canggih… Tentu saja modus orang juga semakin beraneka macam. Terbayangkan oleh manusia polos nan naif. Contohnya mantan asisten rumah tanggaku. Kenalan di medsos. Konon si pria kerja di luar negeri. Kanada. Nggak nanggung. Tiap saat WhatsApp. Bilangnya kerja pelayaran itu duitnya enak asal dapat istri yang hemat dan bisa mengatur uang. Dikirim foto-foto indah dari luar negeri tiap saat. Foto pemandangan saja. Wajahnya mah hanya sesekali.

Dalam seminggu saling tukar WA dan tiap hari disuguhi kata-kata mesra. Apa nggak bahagia? Lalu mulailah bicara uang. Minta tolonglah untuk ditransferkan dulu untuk saudaranya di kampung. Dia sedang di laut. Susah ATM. Lalu minta tolong lagi 7 juta. Katanya ada orang jual sawah murah di samping rumahnya. Takut keburu dibayarkan orang. Nanti bisa untuk bikin rumah masa depan mereka pas setelah nikah. Terakhir… Dikirimkan foto tiket kepulangan dia pada suatu hari. Jam keberangkatan dari Kanada plus jam kedatangan di Soekarno Hata. Plus minta tolong ditransfer 2 juta lagi buat ke kampung. Karena adiknya juga ingin menjemput. 2 juta itu untuk sewa mobil dan bensin dari Kebumen. Mantan asisten rumah tangga saya ini menurut saja. Toh dia juga disuruh menjemput dan sewa mobil juga. Nanti bertemu di bandara dan langsung cari money changer untuk menukarkan uang bersama-sama.

Berangkatlah dia bersama ayah kandung dan supir plus mobil avanza sewaan menuju Jakarta. Dari Cimindi, Bandung pukul 2 dini hari demi menghindari macet. Pukul 6 pagi dia sudah parkir di bandara Ultima. Seharian menunggu dengan perut kelaparan dan tanpa keterangan apapun. Kebayang makanan di bandara yang harganya pasti luar biasa bagi mereka. Lalu nomor si pria pelayaran itu tak lagi bisa dihubungi. Sembilan belas jam menunggu di bandara dengan biaya parkir nyaris tak terbayar.

Cerita menyedihkan. Dan ini bukan satu dua kejadian. Korbannya banyak. Rata-rata mereka berkenalan lewat media sosial. Jangan salah, situs kencan online juga sekarang isinya banyak penipu. Ciri-cirinya mereka bagaimana?  Jika dia sudah show off… Memamerkan kekayaan?  Biasanya itu penipu. Pria kaya raya asli tak akan mau berkenalan lewat Facebook. Alamat tinggal di Manchester tapi  kuliah  dan lahir di Amerika. Foto-foto keren. Mobil mewah. Tapi ujug-ujug ingin kenalan dan minta berteman di Facebook? Itu pasti bukan modus lagi. Bokis!

So… Kita para wanita jangan bangga dulu pas ada seorang pria berseragam Angkatan Laut Amerika or Inggris misalnya, yang minta kenalan. Kebanyakan mereka nggak nanggung dalam berbohong. Mengaku Kapten Kapal lah… Pilot Pesawat Tempur  lah… Pengusaha lah…  Pokoknya foto-foto yang mereka tampilkan selalu luar biasa. Gagah dan kaya sesuai keinginan kita para penonton film Hollywood dan Drakor alias Drama Korea di mana pria kaya dan ganteng itu selalu saja jatuh cinta kepada wanita miskin. Ulala.

Cara mendeteksi mereka penipu atau bukan? Gampang. Jika dia langsung minta email. Jika dia menulis panjang dan lebar tentang dirinya. Lalu domisili yang tak matching dan kampus kuliahnya. Langsung meminta nomor HP tapi ketika diajak Video Call selalu beralasan. Itu ciri-ciri mereka.

Jangan tertipu foto. Jaman now itu soal gampang. Mereka tinggal edit. Mau berfoto seolah sedang berada dalam jet tempur pun bisa.

Balik lagi… Janganlah pula kita terlalu banyak mimpi. Karena jodoh akan datang ketika kita sudah membuka hati. Hidup ini tidak selalu kejam. Andai kita tak terlalu tinggi dalam berangan-angan.

(Cike Bidadewi)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *