“Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar, Allaahu akbar walillaahilhamd.“
Hampir setiap Lebaran Idul Fitri, tradisi silaturahmi yang dilakukan umat Islam antara lain : anjang sana, mudik ke asal kampung halaman, menyelenggarakan syukuran maupun reuni bersama keluarga, orang tua, dan sanak saudara, serta sahabat tercinta. Rasa rasanya ada sesuatu yang hilang jika semua itu tidak dilakukan.
Begitulah adanya Lebaran Idul Fitri tahun 1441 H/2020 M ini, banyak tradisi lebaran yang tidak bisa dilakukan, tersebab wabah Corona masih berlangsung di seluruh dunia, tidak terkecuali di Negara kita tercinta.
Protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus Corona, di antaranya: jaga jarak, memakai masker, jaga kebersihan, dan jangan berkumpul-kumpul. Semua itu tetap harus dilaksanakan, meskipun hasrat sangat ingin menjalankan tradisi berlebaran bersama keluarga dan orang orang terkasih.
[iklan]
Apa daya wabah virus corona sedang melanda.
Tahun tahun sebelum 1441 H, sejak tanggal satu bulan Ramadhan sampai menjelang malam Idul Fitri selalu ramai jama’ah kaum Muslim beribadah di Masjid maupun Mushola. Bahkan di malam Idul Fitri, semalam suntuk takbiran dilaksanakan sampai menjelang penyelenggaraan sholat Idul Fitri, segenap jama’ah mengumandangkan kalimat Takbir, Tahlil, dan Tahmid.
“Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar, Allaahu akbar walillaahilhamd.“
Artinya:
“Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar, Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.”
Kesyahduan, keceriaan, dan rasa haru senantiasa menyelusuf di geletar jiwa di hati setiap insan yang beribadah terutama pada detik detik terakhir di bulan Ramadon sampai saat sholat Idul Fitri. Tidak jarang air mata deras menetes, merasakan begitu kasih sayangNYA Allah SWT terhadap setiap insan, sementara diri ini masih jauh dari rasa bersyukur, kurang ikhlas, dan tidak betah bersabar dalam berjuang menjadi manusia yang bertaqwa. Padahal taqwa adalah tujuan utama dari beribadah di bulan Ramadhan. Suasana kejiwaan seperti itulah yang senantiasa hadir pada setiap akhir bulan Ramadhan sampai sholat Idul Fitri.
Lebaran tahun 1441 H kali ini serasa berbeda, sebagian tanah lapang maupun masjid ditutup tidak melaksanakan sholat Idul Fitri, kecuali yang wilayahnya tidak terjangkit paparan wabah Corona masih melaksanakan sholat Idul Fitri berjama’ah dengan pedoman pelaksanaan tetap mengacu pada protokol kesehatan.
Namun demikian bagi setiap Muslim, adanya wabah Corona bukanlah alasan untuk tidak berlebaran mensyukuri nikmat Allah SWT atas segala karuniaNYA.
Tradisi silaturahmi pun masih bisa dilakukan melalui cara yang tetap mengacu pada Protokol Kesehatan, misalnya bisa tetap menjaga jarak aman, tidak bersalaman, tidak berpelukan. Silaturohmi Halal bi halal bisa juga melalui Telepon, Media sosial, Video call atau Video meeting. Kalaulah harus berjabat tangan, cukup sedikit di ujung kuku jari tangan, atau seperlunya saja dengan isyarat sedekap di dada.
Pada dasarnya tradisi silaturahmi seperti Halal bi halal menyambung persaudaraan ketika Lebaran tiba, bisa dilakukan tetap hikmat dengan situasi dan kondisi seperti apa pun, termasuk ketika wabah Corona melanda seluruh Negera. Justru di tengah pandemik Corona ini, silaturahmi bisa saling menguatkan, memberikan dukungan, gotong royong, dan saling membantu mengatasi berbagai permasalahan atas segala musibah di Negeri kita. Yang penting Silaturahmi tersebut tetap selalu berpedoman pada Protokol kesehatan.
Pada akhirnya silaturahmi Halal bi Halal pun selalu bisa dilaksanakan. Hal ini mengingatkan pada penggagas tradisi Halal bi halal di Indonesia, yakni KH Abdul Wahab Chasbullah salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) bersama Soekarno Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Pada awalnya tradisi Halal bi halal muncul ketika Negara dalam suasana kurang harmonis karena adanya perbedaan di bidang Politik diantara para elit Politik. Sekitar tahun 1948 atas saran KH. Abdul Wahab Chasbullah, Soekarno pun mengadakan silaturohmi diantara para tokoh dengan istilah Halal bi halal.
Istilah ini mengandung makna mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan. Sejak itu Halal bi halal pun selalu dilakukan, dan segera menjadi tradisi silaturahmi di Indonesia ketika lebaran tiba.
Semoga Halal bi Halal dengan tetap menjaga Protokol Kesehatan di waktu Lebaran 1441 ini bisa menambah barokah, sukses, dan makin sehat untuk kita semua. Aamiin.
SELAMAT HARIRAYA IDUL FITRI 1441 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
“Taqobalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa kariim.”
Artinya:
“Mudah-mudahan Allah menerima amal ibadah kami dan kalian semua, dan terimalah ya (Allah) yang maha Mulia.”
“Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar, Allaahu akbar walillaahilhamd“
—
(AB)