
Dunia ini panggung sandiwara. Pastinya. Dunia ini memang bagaikan panggung sandiwara. Ceritanya mudah berubah. Ada yang kaya… ada yang miskin. Ada yang hidupnya selalu bahagia… tapi banyak juga yang nelangsa. Hidup memang rahasia Ilahi. Bahagia dan duka selalu datang silih berganti. Demikian pula dalam hal cinta. Terkadang tak lebih dari sekedar Cerita Indah Namun Tiada Arti.
Juragan Ayam Potong.
Samirah, adalah pedagang ayam potong yang paling banyak lapaknya di Pasar Modern (PasMod) dekat rumah. Mbak Samirah, sebut saja begitu, memakai hijab selain langsing, imut dan kuning langsat. Meski anak buahnya ada 20 orang lebih… namun Mbak Samirah tak segan turun tangan sendiri melayani pembeli. Namun belakangan ini, Mbak Samirah sudah tak terlihat lagi di lapaknya.
[iklan]
Semua tukang ayam di PasMod itu segan kepada Mbak Samirah. Lapaknya ada 6. Jualannya laku. Seminggu untungnya 50 juta. Sebulan 200 juta. Masa? Ih… Kok masa sih…? Beneran. Anak buah Mbak Samirah, terutama kepala lapak, dapat laptop satu-satu, dan Mr. Driver tetanggaku yang dipinjam untuk mengajari mereka bagaimana menggunakan gadget canggih itu. Dari anak buahnya lah si Mr. Driver tau berapa kira-kira pendapatan mereka. Kotor atau bersih? Daku nggak paham. Yang pasti… Mbak Samirah beserta para anak buahnya bisa menjual sekitar 1.000 ekor ayam potong/ hari. Pada Weekend bisa 1.500 hingga 2.000 ekor. Puasa dan jelang lebaran? Ulala… nggak usah ditanya lagi. Restoran langganan yang disuplai pun ada 3 restoran.
10 Juta per hari? Waw…!
So… Silahkan berhitung kasar saja. Jika rata-rata sehari katanya bisa habis 1.000 ekor dan keuntungannya adalah 10 ribu per ekor nya? Maka 1.000 ekor x 10. 000 rupiah adalah = 10 juta perhari. Untungnya saja. Potong gaji karyawan dan sewa lapak.. anggap saja 3 juta per hari. Masih punya untung 7 juta per hari. Berarti seminggu 49juta. Maka sebulan adalah hampir 200juta. Wew. Itu belum hitungan order langganan dari 3 Restauran. Ulala.
Mobilnya saja sampai ada 7 dan keren-keren. Mobil inova mah… cuma buat nganterin ati rempelo doang… barangkali? Xixixi.
Sejak kapan beliau sukses? 4 tahun belakangan ini. Selain beberapa anak buahnya dikasih komputer laptop. Ada kantornya juga lho. PT Ayam Potong Berkah. (Daku ngarang sih…)
Pokoknya Mbak Samirah gaya, deh… Tetapi… Bahagiakah Mba Samirah selalu? Ngga tuh. Seminggu ini dia tak ada. Sekalinya ada? Wajahnya kusut. Katanya… Adik kandungnya Mbak Samirah masuk kantor polisi. Hah! Kenapa? Gara- gara menusuk mas Jono.
Siapa pula Mas Jono? Beliau adalah suami Mbak Samirah sendiri. Kenapa? Gara-garanya Mbak Samirah curhat kepada adik kandungnya itu. Soalnya Mas Jono mau nikah lagi alias berselingkuh dengan gadis asal kampung Mencong, Ciledug yang berjarak 6 km saja dari rumah mereka. Hiks…
So.. Akhir ceritanya bagaimana?
Katanya sih… urusannya jadi rame. Suami Mbak Samirah alias mas Jono itu… Kekeuh… Melaporkan masalah ini ke polisi. Plus tambah alasan baginya untuk tak pulang ke rumah berhari-hari juga sih. Oalah…
Jadi bagaimana?
Yaa… Ngga tau, deh… Mungkin mas Jono and Mbak Samirah sudah kebanyakan uang? Mbak Samirah katanya masih ingat akan masa lalu mereka.
Lain dulu lain sekarang.
Dulu… Dagang sampai ngantuk-ngantuk. Jam 2 dini hari harus bangun. Mas Jono yang memotong ayam… Mba Samirah yang merebus air. Jualan ayam pakai ember sambil naik motor. Mereka dagang di pasar tradisional nan becek berdua. Tiap hari kerja keras memotong hingga mencabuti bulu sendiri. Jual sendiri. Belum tentu habis semua pula itu dagangan. Kini, ketika usaha sudah maju? Mas Jono nya malah bikin ulah.
Ya ampun… story of anak manusia itu selalu ada-ada saja. Tetapi mau gimana lagi? Namanya juga hidup? Godaan pasti selalu ada saja. Dikasih Tuhan bisnis lancar hingga jadi kaya raya? Eh… ada cobaan lain. WIL, alias Wanita Idaman Lain. Owh…
Dahulu? Ketika susah…? Setia? And makan sepiring berdua. Sekarang? Usaha udah maju? Anak anak sudah besar? Ada asmara lain di dada.. Owh…
Kini Mbak Samirah konon sering melamun. Hidupnya serasa hampa. Ibarat perahu yang tersesat tanpa arah karena tak bernakhoda.
Kalau daku yang jadi Mbak Samirah…? Dengan penghasilan ratusan juta per bulan… Harusnya nggak kudu pusing, sih! Jalan-jalan saja keliling dunia. Mana tau bisa ketemu orang luar. Daripada nangis-nangis and menghasut keluarga? Hingga kemudian jadi urusan polisi. Eh… Kok saya ngajarin, ya?
Mas Jono pun nampaknya nggak bisa lagi dikasih tau. Percuma mediasi keluarga. Pokoknya sudah bulat dia mau menikahi si gadis pujaan hati yang baru berusia 22 tahun itu. Memang bisa? Nikah lagi? Helloooow…. ? Bisa ajalah. Apalagi dengan alasan agama alias biar nggak dosa.
Hmm… ceritanya saya sudahi hingga di sini. Seiring jalannya waktu, luka-luka dalam hatinya pasti bakal sembuh. Mereka akan damai atau bercerai? I dont know. Mungkin setahun lagi baru kita bisa tau sambungan story mereka. Semoga yang terbaik. Karena seperti apa yang saya tulis di atas, bahwa dunia ini hanyalah panggung sandiwara. (Cikeu Bidadewi)