Novel Perjalanan Menuju Pulang, merupakan sebuah buku kolaborasi yang ditulis oleh Lala Bohang dan Lara Nuberg. Buku ini merupakan cerita pengalaman dari dua perempuan,yaitu penulis itu sendiri bernama Lala Bohang dan Lara Nuberg. Mereka berdua menelusuri mengenai garis kehidupan dari keluarga mereka,dan menceritakannya dalam novel yang berjudul Perjalanan Menuju Pulang ini. Mereka mencari tau seluk beluk aliran darah di dalam diri mereka berdua, yang tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga ada dari Belanda bahkan juga dari negara Jerman. Selain mencari tahu darah nenek moyang mana yang mereka berdua warisi,Lala dan Lara juga mengungkapkan berbagai sudut pandang mereka dari pengalaman pribadi saat mereka menjalani dan memaknai kehidupan.
Banyak hal-hal menarik yang saya peroleh mengenai sejarah atau peristiwa-peristiwa kehidupan dari kisah dalam buku tersebut. Buku novel ini dalam penyajiannya dikemas dengan nuansa kisah sejarah kolonial Belanda-Indonesia ini yang mampu membawa para pembacanya ikut mendalami peristiwa perjalanan sejarah yang terjadi pada saat itu dengan waktu yang cukup panjang. Mencakup berbagai kejadian penting dan bersejarah yang pernah terjadi di Nusantara lalu mencapai garis keturunan Lara dan Lala. Karya sastra yang memuat nuansa koloni pada masa Belanda dan melibatkan unsur ikatan batin antara tokoh dengan masa lalunya seperti yang tertuang dalam novel ini, cukup menarik untuk dijadikan sebagai history sejarah dalam mengetahui silsilah keluarga, melalui sebuah garis keturunan yang mengalir darah para nenek moyang mereka, sehingga dapat menjadikan identitas dan akar tubuh para keturunannya.
Membaca novel karya Lala Bohang dan Lara Nuberg ini saya membuat semakin menyadari betapa penting peristiwa masa lalu membentuk diri kita yang sekarang. Sesuatu yang mungkin baru akan kita sadari bermakna atau tidaknya saat itu juga. Bagaimana sekilas dan sekecil apapun sesuatu yang telah dilalui dan seseorang yang disamping kita tetaplah bagian dari sejarah. Sungguh cerita yang dibawakan dalam novel ini cukup menarik, kita sebagai pembaca dapat mengetahui bagaimana dua penulis dari generasi ketiga, Lara seorang perempuan yang lahir di Belanda dan Lala lahir di Indonesia, bercerita tentang ikatan mereka masing-masing berkaitan dengan masa lalu leluhurnya. Dengan adanya sejarah di masa lalu memberikan berbagai sudut pandang dan pengalaman yang berbeda-beda bagi setiap individu, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan mereka di masa sekarang ini. Kita dapat menyadari bahwa semua yang terjadi di masa lalu dan sekarang tersambung dengan benang merah, yang menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Cerita yang dibawakan dalam novel ini diawali dari pertemuan Lala Bohang dan Lara Nuberg dalam sebuah lokakarya. Obrolan santai mereka tentang hidangan khas nenek masing-masing, yang berasal dari dua latar budaya yang berbeda satu sama lain, namun ternyata serupa. Lala dan Lara pun menjelajahi atau mencari tau asul-usul keluarga mereka, mencoba mengenal mulai dari nenek buyut masing-masing yang nyatanya begitu asing, selain di dapat dari foto hitam-putih yang disimpan keluarga sejak puluhan tahun silam. Saat Lara perempuan keturunan Belanda itu berkunjung ke Indonesia, kebanyakan masyarakat Indonesia memandang dia sebagai “bule” alias turis. Jiwa ke Indonesia-an yang mengalir dalam darah Lara sangat sulit terlihat pada saat pertama kali melihat gadis bule tersebut. Namun, meskipun ia dibesarkan oleh keluarganya di Amsterdam, Lara terkadang merasa kurang betah tinggal di Belanda, justru Lara lebih suka dan nyaman berada di Indonesia.
“Aku percaya warisan nenek moyang kita tidak hanya memengaruhi perangkat keras, seperti nama keluarga dan penampilan fisik, tetapi juga perangkat lunak: kebahagiaan, rasa sakit, trauma, dan kenangan.” (hlm. 52)
Rangkaian dari kisah-kisah peristiwa yang dialami oleh para perempuan pada masa lalu yang berkaiatan dengan garis keluarga memiliki kedudukan dan pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan tradisi ataupun budaya serta kebiasaan yang dibangun dalam kegitan sehari-hari saat hidup. Lala dan Lara berbagi cerita tentang soal asal usul keluarga mereka serta sudut pandang mereka tentang pencarian identitas diri dan jati diri. Dalam novel Perjalanan Menuju Pulang ini kita seakan dibawa untuk disuguhi beragam peristiwa-peristiwa yang mengatarkan kita,untuk merasakan kejadian pada masa itu dan bagaimana pegalaman hidup mulai dari keseharian, politik pemerintahan,penindasan rakyat, serta imbas negatif di masa sekarang ini yang dirasakan oleh penulis novel tersebut.
“Kadang-kadang dia bergurau tentang saat-saat menyakitkan pada masa lalunya,semisal tentang saudara perempuannya yang menurutnya,membungkuk terlalu dalam kepada “De Jap” (orang Jepang),atau tentang “orang Belanda bodoh” yang tidak mengerti mengapa dia, seorang perempuan kulit cokelat,dapat berbicara bahasa Belanda begitu fasih! Sebelum mengunjungi Indonesia pada 2009, au tidak pernah benar- benar menyadari apa yang telah ditinggalkan. (hlm. 54)
Membaca runtutan asal-usul dari cerita mereka berdua, perempuan keturunan Belanda dan Indonesia seolah-olah membuat kita membaca sebuah buku harian dari sahabat perempuan kita sendiri. Apalagi pada bagian cerita tentang tukar menukar surat antara Lara dan Lala, ada semacam perasaan nostalgia pada masa lalu yang hangat ketika saling bertanya kabar dan berbagi kisah cerita lewat untaian kata-kata yang disampaikan dalam bentuk surat pada novel tersebut.
“Perdebatan tentang masa lalu, terkait dengan sejarah, sering kali rentan terjebak dalam diskusi tanpa akhir. Semakin banyak aku membicarakan sejarah dan semakin banyak sudut pandang yang kudengar, semakin aku dapat membentuk opiniku sendiri, proses ini menjadi semacam perjalanan pencarian yang sangat pribadi bagiku.” (hlm. 163)
Kenangan yang sangat menghangatkan hati tertuang dalam cerita novel yang ditulis oleh Lala Bohang dan Lara Nuberg ini. Perjalanan Menuju Pulang menjadi suatu buku novel dengan rangkaian bacaan yang dapat memberikan berbagai wawasan serta pengetahuan baru mengenai sejarah, membentuk sudut pandang mengenai identitas diri serta cara ketika menyikapi suatu jalan kehidupan, hingga kita dapat menemukan arti atau makna kehidupan yang menjadi bagian seseorang dalam mempelajari proses hidup. Novel ini mampu mengingatkan kita sebagai pembaca tentang betapa pentingnya peran dan latar belakang keluarga dalam membentuk jati diri kita saat ini. Dan dengan membaca novel ini dapat menyadarkan kita betapa berharganya waktu yang kita lalui bersama dengan orang-orang terdekat baik keluarga, teman, atau pun yang lainnya.Jadi banyak hal positif yang dapat diambil dari kisah-kisah pada novel berjudul Perjalanan Menuju Pulang Karya Lala Bohang dan Lara Nuberg ini.
Atika Rohmawati, Cilacap 6 Juli 2001.Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Universitas Muhammadiyah Purwokerto.