Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Mbludus.com
    • Beranda
    • Berita
    • Humaniora
      • Sosial Politik
      • Sosialita
      • Pendidikan
      • Tradisi
      • Lingkungan
    • Sains
    • Sastra
      • Cerbung
      • Cerpen
      • Dongeng
      • Drama
      • Kritik Sastra
      • Puisi
    • Kreasi
      • Bisnis
      • Musik
      • Sinematografi
    • Merchandise
      • Buku
      • Baju
      • Kerajinan Tangan
    • Lainnya
      • Profil Redaksi
      • Penerimaan Naskah Mbludus.com
    Mbludus.com
    You are at:Home » Buku » Kenangan Hidup Lala Bohang dan Lara Nuberg
    Buku

    Kenangan Hidup Lala Bohang dan Lara Nuberg

    25 September 2022Updated:25 September 2022Tidak ada komentar5 Mins Read4 Views
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Perjalanan Pulang
    Share
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp

    Novel Perjalanan Menuju Pulang, merupakan sebuah buku kolaborasi yang ditulis oleh Lala Bohang dan Lara Nuberg. Buku ini merupakan cerita pengalaman  dari dua perempuan,yaitu penulis itu sendiri bernama Lala Bohang dan Lara Nuberg. Mereka berdua menelusuri mengenai garis kehidupan dari keluarga mereka,dan menceritakannya dalam novel yang berjudul Perjalanan Menuju Pulang ini. Mereka mencari tau seluk beluk aliran darah di dalam diri mereka berdua, yang tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga ada dari Belanda bahkan juga dari negara Jerman. Selain mencari tahu darah nenek moyang mana yang mereka berdua warisi,Lala dan Lara juga mengungkapkan berbagai sudut pandang mereka dari pengalaman pribadi saat mereka menjalani dan memaknai kehidupan.

    Banyak hal-hal menarik yang saya peroleh mengenai sejarah atau peristiwa-peristiwa kehidupan dari kisah dalam buku tersebut. Buku novel ini dalam penyajiannya  dikemas dengan nuansa kisah  sejarah kolonial Belanda-Indonesia ini yang mampu membawa para pembacanya ikut mendalami peristiwa perjalanan sejarah yang terjadi   pada saat itu   dengan waktu yang cukup panjang. Mencakup berbagai kejadian penting dan bersejarah yang pernah terjadi di Nusantara lalu mencapai garis keturunan Lara dan Lala. Karya sastra yang memuat nuansa koloni pada masa Belanda dan melibatkan unsur ikatan batin antara tokoh dengan masa lalunya seperti  yang tertuang dalam novel ini, cukup menarik untuk dijadikan sebagai history sejarah dalam mengetahui silsilah keluarga, melalui sebuah garis keturunan yang mengalir darah para nenek moyang mereka, sehingga dapat menjadikan identitas dan akar tubuh para keturunannya.

    Membaca novel karya Lala Bohang dan Lara Nuberg ini saya membuat semakin menyadari betapa penting peristiwa masa lalu membentuk diri kita yang sekarang. Sesuatu yang mungkin baru akan kita sadari bermakna atau tidaknya saat itu juga. Bagaimana sekilas dan sekecil apapun sesuatu  yang telah dilalui dan seseorang yang disamping kita tetaplah bagian dari sejarah. Sungguh cerita yang dibawakan dalam novel ini cukup menarik, kita sebagai pembaca dapat mengetahui bagaimana dua penulis dari generasi ketiga, Lara seorang perempuan   yang lahir di Belanda dan Lala lahir di Indonesia, bercerita tentang ikatan mereka masing-masing berkaitan dengan masa lalu leluhurnya. Dengan adanya sejarah di masa lalu memberikan berbagai sudut pandang dan pengalaman yang berbeda-beda bagi setiap individu, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan mereka di masa sekarang ini. Kita dapat menyadari bahwa semua yang terjadi di masa lalu dan sekarang tersambung dengan benang merah, yang menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

    Cerita yang dibawakan dalam novel ini diawali dari pertemuan Lala Bohang dan Lara Nuberg dalam sebuah lokakarya. Obrolan santai mereka tentang hidangan khas nenek masing-masing, yang berasal dari dua latar budaya yang berbeda satu sama lain, namun ternyata serupa. Lala dan Lara pun menjelajahi atau mencari tau asul-usul keluarga mereka, mencoba mengenal mulai dari nenek buyut masing-masing yang nyatanya begitu asing, selain di dapat dari foto hitam-putih yang disimpan keluarga sejak puluhan tahun silam. Saat Lara perempuan keturunan Belanda itu berkunjung ke Indonesia, kebanyakan masyarakat Indonesia memandang dia sebagai “bule” alias turis. Jiwa ke Indonesia-an yang mengalir dalam darah Lara sangat sulit terlihat pada saat pertama kali melihat gadis bule tersebut. Namun, meskipun ia dibesarkan oleh keluarganya di Amsterdam, Lara terkadang merasa kurang betah tinggal di Belanda, justru Lara lebih suka dan nyaman berada di Indonesia.

    “Aku percaya warisan nenek moyang kita tidak hanya memengaruhi perangkat keras, seperti nama keluarga dan penampilan fisik, tetapi juga perangkat lunak: kebahagiaan, rasa sakit, trauma, dan kenangan.” (hlm. 52)

    Rangkaian dari kisah-kisah   peristiwa yang dialami oleh para perempuan pada  masa lalu yang berkaiatan dengan garis keluarga memiliki kedudukan dan pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan tradisi ataupun budaya serta kebiasaan yang dibangun dalam kegitan sehari-hari saat hidup. Lala dan Lara berbagi cerita tentang soal asal usul keluarga mereka serta sudut pandang mereka tentang pencarian identitas diri dan jati diri. Dalam novel Perjalanan Menuju Pulang ini kita seakan dibawa untuk disuguhi beragam peristiwa-peristiwa yang mengatarkan kita,untuk merasakan kejadian pada masa itu dan bagaimana pegalaman hidup mulai dari keseharian, politik pemerintahan,penindasan rakyat, serta imbas negatif di masa sekarang ini yang dirasakan oleh penulis novel tersebut.

    “Kadang-kadang dia bergurau tentang saat-saat menyakitkan pada masa lalunya,semisal tentang saudara perempuannya yang menurutnya,membungkuk terlalu dalam kepada “De Jap” (orang Jepang),atau tentang “orang Belanda bodoh” yang tidak mengerti mengapa dia, seorang perempuan kulit cokelat,dapat berbicara bahasa Belanda begitu fasih! Sebelum mengunjungi Indonesia pada 2009, au tidak pernah benar- benar menyadari apa yang telah ditinggalkan. (hlm. 54)

    Membaca runtutan asal-usul dari cerita mereka berdua,  perempuan keturunan Belanda dan Indonesia seolah-olah membuat kita membaca sebuah buku harian dari sahabat perempuan kita sendiri. Apalagi pada bagian cerita tentang tukar menukar surat antara Lara dan Lala, ada semacam perasaan nostalgia pada masa lalu yang hangat ketika saling bertanya kabar dan berbagi kisah cerita lewat untaian kata-kata yang disampaikan dalam bentuk surat pada novel tersebut.

    “Perdebatan tentang masa lalu, terkait dengan sejarah, sering kali rentan terjebak dalam diskusi tanpa akhir. Semakin banyak aku membicarakan sejarah dan semakin banyak sudut pandang yang kudengar, semakin aku dapat membentuk opiniku sendiri, proses ini menjadi semacam perjalanan pencarian yang sangat pribadi bagiku.” (hlm. 163)

    Kenangan  yang sangat  menghangatkan hati  tertuang  dalam  cerita novel  yang ditulis  oleh  Lala Bohang dan Lara Nuberg ini. Perjalanan Menuju Pulang menjadi suatu buku novel dengan rangkaian bacaan yang dapat memberikan berbagai wawasan serta pengetahuan baru mengenai sejarah, membentuk sudut pandang mengenai identitas diri serta cara ketika menyikapi suatu jalan kehidupan, hingga kita dapat menemukan arti atau makna kehidupan yang menjadi bagian seseorang dalam mempelajari proses hidup. Novel ini mampu mengingatkan kita sebagai pembaca tentang betapa pentingnya peran dan latar belakang  keluarga  dalam  membentuk  jati  diri  kita  saat  ini. Dan dengan membaca novel ini dapat menyadarkan kita betapa berharganya waktu yang kita lalui bersama dengan orang-orang terdekat baik keluarga, teman, atau pun yang lainnya.Jadi banyak hal positif yang dapat diambil dari kisah-kisah pada novel berjudul Perjalanan Menuju Pulang Karya Lala Bohang dan Lara Nuberg ini.

    Atika Rohmawati, Cilacap 6 Juli 2001.Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

    novel gramedia Novel Populer Perjalanan Menuju Pulang
    Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Previous ArticleDapur Besar Kuliner Para Dewa
    Next Article Puisi-Puisi Mochammad Asrori

    Postingan Terkait

    Puisi-Puisi Roket yang Unik

    23 Agustus 2025

    Memaknai Hijab dalam Novel Jodoh Pasti Bertemu

    27 Juni 2025

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    14 Juni 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Postingan Terbaru

    Refleksi dalam Cerpen “Requiem Burung Gereja”

    11 November 202530 Views

    Sandal Jepit Pesantren

    9 November 202511 Views

    Mengenal Sistem Administrasi Negara Indonesia

    30 Oktober 20252 Views

    Membaca ‘Rahasia Tanda’ di Universitas Pancasakti Tegal

    29 Oktober 202511 Views
    Kategori
    • Berita Terkini (206)
    • Bisnis (7)
    • Buku (80)
    • Cerbung (19)
    • Cerpen (157)
    • Dongeng (90)
    • Drama (28)
    • Europe (1)
    • film (1)
    • Highlights (2)
    • Kritik Sastra (75)
    • Lingkungan (52)
    • Money (5)
    • Musik (18)
    • News (9)
    • Pendidikan (66)
    • Politics (3)
    • Profil Redaksi (16)
    • Puisi (186)
    • Sains (50)
    • Science (5)
    • Sinematografi (22)
    • Sosial Politik (29)
    • Sosialita (141)
    • Sports (5)
    • Tech (5)
    • Tradisi (98)
    • Travel (4)
    • UK News (4)
    • World (1)
    Advertisement
    Follow Kami
    • Facebook
    • Instagram
    • YouTube

    Bermis Serpong ASRI Blok B7/19 RT/RW 02/04, Cisauk - Tangerang

    Untuk Pengajuan Iklan dan Kerja Sama Hubungi:

    Email : redaksi@mbludus.com / dapoertjisaoek@gmail.com
    Kontak: -

    Facebook Instagram YouTube
    Syarat dan Ketentuan
    Definisi

    Ketentuan Layanan

    Ketentuan Konten

    Penggunaan dan Hak Cipta

    Undang-Undang ITE

    Tim Redaksi

    Penerimaan Naskah
    Flag Counter
    Flag Counter

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Ad Blocker Enabled!
    Ad Blocker Enabled!
    Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please support us by disabling your Ad Blocker.