Oleh Muhamad Dupi

Di tengah malam yang dibalut hujan deras, rumah tua di pinggiran kota berdiri angker di antara gemuruh petir dan dingin musim dingin. Jendela-jendela rumah itu tampak buram oleh kabut, sementara dinding-dindingnya diselimuti lumut hijau. Di sinilah, di bawah langit yang gelap dan menderu hujan, Sujey dan Satya tiba untuk menangani kasus misterius yang baru saja dilaporkan oleh Rina, pemilik rumah yang terkesan semakin cemas.

Sujey, detektif berusia empat puluhan dengan penampilan yang berwibawa dan mata tajam, mengamati rumah itu dengan penuh perhatian. Rekannya, Satya, seorang detektif muda berusia akhir dua puluhan dengan keahlian analisis yang mumpuni, berdiri di sampingnya dengan ekspresi serius. Mereka melangkah keluar dari mobil mereka, menggandeng payung sambil melawan derasnya hujan.

Rina, wanita tua dengan rambut abu-abu yang tertata rapi dan kerut di wajahnya, menyambut mereka dengan suara gemetar. “Terima kasih sudah datang,” ucapnya, suaranya hampir tenggelam oleh suara hujan. “Saya benar-benar merasa ada yang tidak beres di rumah ini.”

Sujey mengangguk, memberikan isyarat kepada Satya untuk mulai memeriksa area sekitar. “Cerita kami bahwa ada barang-barang hilang dan suara-suara aneh di malam hari. Bisa ceritakan lebih lanjut tentang kejadian tersebut?”

Rina menggigit bibirnya, tampak berusaha keras menahan ketegangan. “Saya sering mendengar suara langkah kaki di malam hari. Barang-barang di meja kerja saya juga sering berpindah tempat tanpa saya tahu. Saya sudah mencoba memeriksanya, tapi tidak ada yang tampak mencurigakan…”

Sujey dan Satya mulai menginvestigasi rumah tua tersebut. Mereka memeriksa setiap sudut dengan hati-hati, menyadari bahwa rumah itu memiliki banyak ruang tersembunyi dan lorong-lorong sempit. Saat mereka memasuki ruang kerja Rina, mereka menemukan jejak-jejak kaki yang tampaknya tidak sesuai dengan ukuran sepatu Rina. Selain itu, beberapa dokumen dari meja kerjanya hilang tanpa jejak. Satya menyentuh jejak kaki di lantai, mencatatnya dengan seksama. “Ini tidak tampak seperti ukuran sepatu Rina. Ada kemungkinan seseorang masuk ke sini dan mengambil barang-barangnya.”

Sujey mengangguk, menatap ke arah dokumen-dokumen yang hilang. “Kita perlu mencari tahu siapa yang memiliki akses ke rumah ini selain Rina.”

Satu-satunya orang yang terlihat sering berada di sekitar rumah adalah Anton, tetangga Rina. Anton, pria paruh baya dengan ekspresi penasaran dan mata yang selalu terlihat waspada, sering tampak mengamati rumah tersebut. Ketika Sujey dan Satya menghampirinya, Anton tampak gelisah.

“Selamat malam, Anton,” ucap Sujey. “Kami sedang menyelidiki beberapa kejadian aneh di rumah Rina. Apakah Anda melihat atau mendengar sesuatu yang tidak biasa?”

Anton terdiam sejenak sebelum menjawab, “Saya tidak banyak tahu, Detektif. Saya hanya melihat beberapa kali, tetapi tidak ada yang spesial. Hujan ini membuat semua orang tampak lebih gelisah dari biasanya.”

Sujey merasa ada sesuatu yang tidak beres. Anton tampak terlalu berusaha untuk tidak menunjukkan kepanikan. Ketika Sujey dan Satya melanjutkan investigasi, mereka menemukan bahwa Anton sering berada di sekitar rumah Rina pada malam hari. Keberadaannya tampak terlalu sering untuk sekadar kebetulan. Kembali ke rumah Rina, Sujey dan Satya memeriksa ruang kerja lebih lanjut.

Tiba-tiba, mereka menemukan beberapa dokumen yang hilang tergeletak di sudut ruangan yang tidak biasa. Dokumen-dokumen itu tampaknya penting dan terkait dengan beberapa transaksi yang mencurigakan. Sujey memutuskan untuk memanggil Anton lagi.

Anton datang dengan ekspresi cemas. Sujey mengajukan beberapa pertanyaan lagi dan akhirnya Anton mengaku bahwa dia telah mencuri dokumen-dokumen tersebut. “Saya tahu ini tampak buruk, tetapi saya melakukannya untuk melindungi diri saya,” kata Anton dengan suara gemetar. “Rina… dia bukan orang yang kalian kira. Dia memiliki masa lalu yang sangat gelap.”

Sujey dan Satya bertukar pandang, tidak bisa percaya sepenuhnya dengan pengakuan Anton. “Apa maksudmu?” tanya Satya.

Anton mengambil napas dalam-dalam. “Rina memiliki banyak musuh di masa lalu. Dia adalah seorang penjahat yang melarikan diri dari hukum. Saya hanya tahu sedikit tentang apa yang dia lakukan, tapi saya takut dia akan membalas dendam jika dia mengetahui bahwa saya tahu.”

Sujey merasa kecurigaan Anton mungkin beralasan. Mereka memutuskan untuk menggali lebih dalam mengenai masa lalu Rina. Setelah melakukan penyelidikan tambahan, mereka menemukan catatan kejahatan yang mencengangkan: Rina memiliki catatan panjang tentang berbagai kejahatan, termasuk penipuan dan pencurian besar-besaran, yang belum terungkap ke publik.

Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa Rina telah melakukan berbagai kejahatan di masa lalu dengan sangat hati-hati. Dokumen-dokumen yang hilang dari meja kerjanya ternyata adalah barang bukti penting yang dapat mengungkap masa lalu kelamnya. Rina mencoba untuk menghancurkan barang bukti dan melarikan diri, tetapi Sujey dan Satya akhirnya berhasil menemukan dan menangkapnya sebelum dia bisa melarikan diri lebih jauh.

Ketika Rina ditangkap dan dibawa pergi, Anton berdiri di luar rumah dengan tatapan penuh rasa lega dan cemas. “Saya hanya berharap semua ini berakhir,” katanya kepada Sujey dan Satya.

Di luar rumah yang kini dipenuhi polisi dan saksi, hujan masih turun deras. Sujey dan Satya berdiri bersama di bawah payung, menatap rumah yang kini telah menjadi lokasi dari berbagai rahasia yang terungkap. Satya menggali dalam-dalam ke dalam catatan yang mereka temukan, sedangkan Sujey merenung tentang kompleksitas kasus ini.

“Kadang-kadang,” kata Sujey sambil menatap langit, “apa yang terlihat jelas bisa menjadi sangat rumit. Kita harus selalu siap menghadapi kejutan.”

Satya mengangguk setuju. “Benar sekali. Kasus ini membuktikan bahwa kadang-kadang, dalam mencari kebenaran, kita harus siap untuk menemukan hal-hal yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan.”

Dengan itu, Sujey dan Satya meninggalkan lokasi, siap untuk istirahat setelah malam panjang dan penuh ketegangan. Mereka menyadari bahwa dalam dunia detektif, setiap kasus adalah teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan, dan kadang-kadang, jawaban yang kita cari bisa mengejutkan lebih dari yang kita harapkan.

Muhamad Dupi, adalah seorang mahasiswa dengan minat utama dalam menulis cerpen, artikel non-fiksi dan melukis

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *