
Cerpen sesungguhnya adalah sebuah potret sosial pada zamannya. Ia diciptakan tidak sekadar sebuah kisah fiksional belaka. Tetapi, bisa jadi cerpen ditulis sebagai sebuah refleksi, evaluatif, pantulan dari persoalan sosial dan budaya. Dunia fiktif tidak semata-mata cerita saja, terkadang memiliki keterikatan dengan kehidupan sosiologis penulisnya. Ia memotret atau merekam fakta sosial di sekitar kehidupannya.
Begitulah terkumpul pada buku kumpulan cerpen ‘Perempuan yang Ngidam Buah Nangka’, hampir kebanyakan ditulis dengan latar belakang kehidupan perempuan di masyarakat pedesaan atau perkampungan. Kita bisa menyaksikan gambaran cara pandang masyarakat yang masih jauh dengan informasi dan pendidikan, sehingga ada beberapa sikap yang cenderung menyudutkan perempuan perihal kehidupan rumah tangga, yang timbul akibat persoalan ekonomi atau moral. Penulis sepertinya memang hidup dalam masyarakat yang seperti itu, sangat terasa pada setiap karakter tokoh-tokohnya, atau beberapa nama tempat yang ditulis seolah-olah tidak ingin disamarkan.
Antologi cerpen ini akan menjadi ‘potret’ tentang kehidupan masyarakat di perkampungan yang ternyata telah diwarnai kehidupan heterogen, unik, dan sekaligus juga problematik. Tentu saja tidak secara keseluruhan dapat terwakilkan pada cerita-ceritanya, paling tidak kita dapat menemukan gambaran potret kehidupan mereka untuk dijadikan bahan bacaan yang edukatif dan inspiratif.
Selamat kepada pembaca. Selamat kepada penulis. Selamat bercerita.
Untuk pemesanan buku silakan ke nomor WA 0896-1906-9200 (Penulis) atau 0877-7984-3099 (penerbit).