Buka WAG setelah 12 jam off… kabar duka ada 3. Di FB? Nggak usah tanya. Per hari bisa 7 hingga 10 teman yang posting berita itu. Di Masjid sekitar rumah? Minimal sehari satu pengumuman yang diawali Inallillahi. Malah pernah 3x. Beberapa kali dalam seminggu. Subuh, Dzuhur… Ashar. Mirip minum obat yang 3x sehari.

Apakah saya tak punya empati? Terserah lah… saking udah kleyengan mendengar dan membaca kata CORONA… daku mulai imun. Daku menghibur diri. Mereka yang meninggal karena tenggelam, kebakaran dan wabah bukankah Surga balasannya?

Kita semua akan pergi dari dunia ini anyway. Tinggal menunggu waktu. Kita semua akan menuju ke sana hanya saja kapan gilirannya? Itu yang masih rahasia.

Hidup adalah sulit? Pastinya. Hidup ini adalah selalu ujian dan cobaan. Setiap saat kamu diuji. Kamu lulus dari ujian satu… kamu segera diberikan ujian lain. So… kita makin kuat dan terlatih menghadapi apapun. Itu jika kita bijak. Bahwa hidup itu tiada yang mudah…? Sekali lagi… Itu bagi yang bijak.

Jika tidak sanggup? Tak mampu atau tak kuat menghadapi? Well… I dont know. Kamu bisa mencari pelarian. Lewat? I dont know. Jaman dulu mungkin pergi bertapa. Kamu bisa pergi untuk memperdalam agama, belajar silat. Belajar memanah, membatik. Mempelajari musik. Masuk pesantren. Terserah.

Atau kamu bisa cari pelampiasan lain. Merokok. Minum. Mabuk. Berjudi. Bahkan obat terlarang sekalipun? Itu juga terserah. Segala hal dalam hidup adalah pilihan. Dan semua pilihan-pilihan itu adalah hak kamu sendiri. Mau berolah raga atau tirakat? Mau puasa lalu belajar sholat? Itu juga terserah kamu. Mau menurut kepada orang tua atau kamu percaya dengan orang lain? Mau ikut saudara atau bujuk rayu teman? Itu semua suka-suka kamu…  Pokoknya… tiada hidup yang indah… tiada hidup yang mudah… siapapun kita.

Ingatlah… bukankah sejak dalam kandungan pun kita sudah berjuang? Bahkan ketika kamu belum menjadi aku. Kamu hanyalah sebesar titik yang dibelah jutaan dan tak terlihat mata kecuali mikroskop. Kamu hanya sperma ayahandamu. satu dari jutaan sel sperma yang berenang-renang… berebut dan harus berlari cepat. Berjuang menembus asam basa suhu untuk menembus satu sel telur dalam rahim ibumu. Jutaan sel berenang berbarengan mengejar satu. Sel telur. Yup… sel telur ibu kandung kita. Siapa terkuat, tercepat dan siapa yang paling beruntung? Dia lah yang berhasil menembusanya? Itu lah kamu. Itulah aku. Dan itulah  kita.(CBD)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *