Bermain Kreatif Pada Anak Membantu Meningkatkan Kecerdasan

Nana Supriyana, S.Pd

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan potensi diri guna memahami suatu pengetahuan. Tujuan dari suatu pendidikan Nasional adalah mempersiapkan generasi muda yang lebih inovatif dan kreatif yang mampu membangun suatu bangsa untuk lebih maju lagi. Orang-orang kreatif sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa, karena pada dasarnya mereka memiliki banyak ide dan gagasan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Akan tetapi tujuan tersebut belum tentu dapat terwujud sempurna jika anak tidak dilibatkan dalam proses kreatif sejak dini. Kreativitas dalam diri anak, hendaknya diasah dan diarahkan sejak usia dini menuju arah kebaikan, maka orangtua memilki peranan penting dalam mengembangkan kreativitas anak. Salah satu cara mengembangkan kreativitas anak adalah melalui bermain, karena pada dasarnya, anak-anak memang menyukai bermain.

[iklan]

Permainan seperti apa yang tepat untuk mengembangkan kreativitas anak, bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak melalui bermain, serta bagaimana peran orangtua dalam mengembangkan kreativitas anak.

Perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain yang kreatif, interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Semua anak usia dini memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat individual antar anak yang satu dengan anak yang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan bermain anak dapat mengembangkan potensi kreatifnya, anak dapat berkreativitas dalam setiap kegiatan bermainnya.

Ada beberapa tahapan bermain, di antaranya :

  1. Bermain Fungsional, gerakan sederhana dan berulang-ulang
  2. Bermain Membangun (Constructive Play)
  3. Symbolic atau Make Believe Play. Merupakan ciri periode operasional yang ditandai dengan bermain khayal (pura-pura). Pada tahapan ini, anak sudah mulai dapat menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau representasi benda lain.
  4. Social Play Games with Rules. Pada tahap ini anak menggunakan simbol yang banyak diwarnai nalar dan logika yang bersifat objektif dalam bermain.
  5. Games with rules and Sports. Aturan pada olahraga jauh lebih ketat dan kaku, namun pada tahap ini anak senang melakukan kegiatan ini berulang-ulang dan terpacu untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya pada tahap ini, bukan hanya rasa senang saja yang menjadi tujuan tetapi ada suatu hasil akhir tertentu seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja yang baik.

Lego

Bermain Lego dapat Mengasah Keterampilan

Lego merupakan sejenis mainan bongkar pasang yang biasanya terbuat dari plastik kecil, yang biasanya cukup terkenal di kalangan anak-anak. kepingan-kepingan lego bisa disusun menjadi model apa saja, seperti rumah, mobil, kreta api, kota patung, kapal, pesawat, robot dan lain-lain. Permainan ini hampir sama seperti building block biasanya sangat mengkhususkan namun lebih varian. Kalau building block, biasanya hanya mengkhusukan pada satu bangunan berupa rumah saja, namun untuk lego banyak objek yang ditirukan

Suatu ketika, penulis mengamati seorang anak, ia bernama Gahara Maena Sastrawan, lahir 13 Februari 2014. Usianya 6 tahun di tahun 2020. Setiap kali bertemu, ia sedang bermain dengan lego-legonya yang terserak di lantai, mungkin jika dikumpulkan pada wadah tertentu, bisa mencapai satu ember kecil. Seperti kebanyakan lego pada umumnya, setiap lego memiliki gambar intruksi untuk menuntun anak menyusun bentuk, dari berbentuk mobil, pesawat dll. Tetapi, jika diamati ia tidak menggunakan gambar petunjuk untuk menyusun lego-legonya. Pernah ditanyakan apakah ia sudah menyusun lego-legonya sebelum terserak sesuai bentuk gambar aslinya, jawabannya ‘iya’. Dan mengapa sekarang lego-lego itu dibongkar lalu dibiarkan terserak tak beraturan, tidak sesuai dengan pasangannya. Jawabannya ‘bosan’.

Rupanya, ia membongkar semua legonya untuk dirakit kembali menjadi sebuah bentuk benda yang diinginkannya. Benda-benda yang ada dalam imajinasinya sendiri. Penulis mengamati satu demi satu dari hasil susunan legonya yang membentuk benda-benda yang sungguh kreatif, tercipta berbeda dari bentuk pada umumnya. Dan ia sangat bangga menunjukan hasil kreasinya itu kepada orang tua, teman-temannya atau apa saja yang dikenalnya.

Dari peristiwa itu, dapat diketahui bahwa bermain kreatif pada anak usia dini dapat menimbulkan beberapa aspek positif, di antaranya :

  1. Menimbulkan rasa percaya diri
  2. Meningkatkan kecerdasan otak
  3. Mengembangkan imajinasi anak
  4. Menumbuhkan kreativitas
  5. Meningkatkan daya ingat dan lainya.

Tidak hanya itu, rasa senang dan bangga tercermin pada wajahnya, inilah yang paling penting. Bahwa anak memang mesti digiring pada hal-hal yang menyenangkan, tanpa beban, bebas, itulah mengapa pengenalan konsep pada anak usia prasekolah dilakukan sambil bermain, maka anak akan merasa senang dan tanpa dia sadari ternyata dia sudah banyak belajar.

lego

Bermain Lego

Anak-Anak dalam Permainan Orang Dewasa

Jika kita cermati pada tatanan kehidupan sosial, anak-anak sering menjadi korban pelampiasan orang-orang dewasa. Sebab anak paling mudah untuk disalahkan atau ditindas, mereka tidak memiliki kekuatan untuk melawan orang yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. Padahal Generasi selanjutnya yang akan meneruskan kiprah generasi masa sekarang tidak lain dari pada anak. Perkembangan masa yang akan datang bergantung pada potensi dan peran penting anak. Anak juga yang akan memajukan keluarga, sekolah, lingkungan masyarakatnya, bahkan bangsa dan negara. Dan posisinya dalam hal ini sangat strategis. Namun akan menjadi persoalan yang begitu riskan manakala terjadi ketidakutuhan dalam perkembangan fisik, mental, dan spiritual anak. Jelas ketidakseimbangan dan ketidakselarasan akan mewarnai kehidupan anak. Akibatnya anak tidak mampu menjalankan peran startegisnya sebagai generasi penerus. Sebagai langkah preventif, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, anak harus dilindungi.

Anak semestinya diletakan pada peranannya tersendiri dalam kehidupannya sehari-hari, bermain dan belajar. Terkadang, masih sering ditemukan anak-anak harus bekerja, mencari uang untuk membantu keluarga, bahkan harus putus sekolah. Banyak juga anak-anak yang kehilangan kedua orang tuanya, tak terurus dan dibiarkan terlantar, sehingga mereka kehilangan haknya untuk bermain dan belajar.

Tidak hanya itu, anak-anak sering kali dilibatkan pada permainan-permainan orang dewasa yang secara psikologi dapat memengaruhi perkembangan anak untuk lebih kreatif dan mandiri, memiliki budi pekerti yang baik. Anak-anak cenderung dijadikan eksploitasi hiburan orang-orang dewasa, misalkan di media sosial Tik Tok sekadar menyebut satu aplikasi, kerap kali anak-anak dilibatkan pada permainan orang dewasa. Dijadikan lelucon dan diperkenalkan kepada bentuk-bentuk kekerasan atau sikap-sikap yang tidak terpuji. Belum lagi pada perkembangan demokrasi di negara ini, sering kali ditemukan anak-anak dilibatkan untuk turun ke jalan, berdemontrasi dan lain-lain.

Anak-anak harus dapat perlindungan dari orang dewasa, bukan dijadikan bahan kesenangan orang dewasa dari aktivitas yang membuat mereka mengalami gangguan psikologis, yang mengakibatkan perubahan sikap menjadi buruk.

Untuk itu, mari kita jaga anak-anak kita dalam pertumbuhannya menjadi dewasa.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *