Suara jangkrik , kodok , burung dan keheningan pagi menyelimuti dingin Detusoko . Pagi ini saat mentari masih malu-malu muncul saya memilih untuk menelusuri jalan dari Susteran St Fransiskus Asisi menuju ke air panas Ae Oka salah satu destinasi wisata yang ada di Detusoko Barat, Ende. Pelan pelan keindahan itu tersikap setelah malam menggulung takdir berganti pagi cahaya pagi yang indah menyentuh sawah yang basah, embun yang menempel di bulir padi yang hampir menguning menambah keindahan pagi yang segar. Ini kenikmatan pagi yang datang nya tak lama dan membutuhkan sedikit waktu untuk dinikmati namun terkenang lama .

Detusoke

Saya memilih jalan kaki untuk bisa menikmati semua itu. Agar segala sesuatu dapat dinikmati secara maksimal keindahan yang mungkin sangat jarang ada di banyak daerah Flores pemandangan serupa Ubud di Bali dengan skala yang lebih kecil, budaya serta tradisi yang masih terjaga dengan baik dan bisa dinikmati oleh wisatawan yang datang sebuah nilai dari kearifan lokal yang menyatu dalam keselarasan alam di sekitar suara-suara pagi yang indah seolah-olah menandakan alam masih terjaga dengan baik di sini.

Salah satu yang menarik dari Detusoko adalah destinasi wisata air panas Ae Oka yang mana dahulu tempat permandian air panas ini adalah tempat memandikan kerbau liar untuk dijinakkan seperti yang dijelaskan di papan informasi didekat pintu masuk .Kecantikan yang dikemas dengan nuansa kekinian menambahkan suatu yang estetik pada tempat pemandian air panas ini.

Flores

Detusoko dengan Ae Oka nya adalah keindahan alam tak terpisahkan. Datanglah ke sini saat pagi dan nikmati suasananya dengan latar sawah dan kali batu yang indah. Detusoko Barat yang terletak di Ende adalah kekayaan alam yang perlu dijaga. Belum ke Ende jika belum ke Ae Oka meski terkesan berlebihan namun begitulah adanya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *