SITI HAJAR TELADAN PENUH HARAPAN
Atik Bintoro
“Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar,
Allaahu akbar walillaahilhamd”
Lebaran Idul Adha sejatinya adalah ibadah napak tilas perjalanan spiritual keluarga Nabi Ibrahim, khususnya terkait Pengorbanan anak dan bapak, serta ibunda di dalam jalan konsisten melaksanakan perintah Alloh SWT.
Dikisahkan, kurang lebih berawal dari perjalanan Nabi Ibrahim bersama istrinya Siti Hajar, dan putra semata wayangnya Ismail. Mereka bertiga naik Onta menyusuri lautan padang pasir yang belum pernah dijamah oleh manusia. Udara panas, dan sesekali terpaan debu padang pasir mengepung mereka di sepanjang rute perjalanan.
“Hai Ibrahim, Engkau bawa kemana kami ini ?”
Begitu lah kira kira Siti Hajar menyampaikan Tanya, Nabi Ibrahim pun menjawab :
“Kemana Onta ini berhenti, disitulah kita berhenti”
[iklan]
Setelah sekian lama perjalanan mereka, Onta berhenti di suatu tempat di bawah terik matahari, tiada pohonan yang menaungi. alam serasa panas, sepi serasa mematri hasrat untuk lebih mendekatkan diri pada Ilahi Robbi.
Nabi Ibrahim menurunkan Istri dan Putranya Ismail yang masih bayi, dan membekali mereka makanan serta air minum secukupnya, kemudian segera menuntun Ontanya meninggalkan mereka berdua, tanpa pernah menoleh lagi.
Tentu berbagai perasaan bergelayut, serasa tidak tega, tidak sampai hati meninggalkan anak Istri di tengah alam yang ganas, panas, dan tanpa tempat berlindung. Beberapa kali terdengar suara panggilan dari arah Siti Hajar, Nabi Ibrahim pun tetap melanjutkan perjalanan meninggalkan mereka, hanya terlihat punggungnya saja dari belakang.
“Wahai Ibrahim, Engkau menempatkan kami disini, dan meninggalkan kami di tempat yang tidak berpenghuni, tidak ada apa pun di sini. Apakah ini Perintah Alloh SWT. ?”
Mendengar pertanyaan ini, barulah Nabi Ibrahim balik badan, dan menjawab:
“Ya, benar… Ini Perintah Alloh SWT.”
Siti Hajar menjawab: “Kalau begitu, Alloh SWT tidak akan menyia nyiakan kami.”
Setelah itu Nabi Ibrahim berjalan meninggalkan mereka. Ketika sudah agak jauh, dan tidak lagi terlihat oleh mereka, Nabi Ibrahim berdoa:
Setelah sang suami meneruskan perjalanan, Siti Hajar pun melanjutkan kehidupan, mengasuh bayi Ismail dengan bekal makanan dan air seadanya. Ketika bekal minum mulai berkurang, dan air susu pun terasa kering, bayi Ismail terus saja menangis kehausan. Fatamorgana di Padang pasir mulai terlihat seperti mata air.
Siti Hajar berlari terus saja berlari menuju fatamorgana padang pasir, berharap pertolongan Alloh SWT segera datang, air segera ditemukan, meskipun berulang kali Siti Hajar gagal menemukan air. Dan berulangkali juga tetap berlari mengejar fatamorgana. Namun Iman telah membimbingnya agar tidak putus asa, tidak putus harapan bahwa Pertolongan Alloh sudah dekat.
Ibarat kata di zaman akhir ini di beberapa tempat ada yang bilang:
“Bagaimana mungkin kau berharap mendapatkan hasil yang berbeda, sementara berulang-ulang kali kau melakukan hal yang sama”.
Siti Hajar ibunda Nabi Ismail AS, memang perempuan pilihan, sejatinya bukan semata mata sumber air yang dia kejar, tetapi Pertolongan Alloh SWT-lah yang dia rindukan. Sehingga harapan demi harapan selalu tumbuh dalam niat, sikap, dan tindakan.
Dia yakin benar bahwa Alloh SWT tidak akan menyia nyiakan bagi siapa pun yang melaksanakan perintah Alloh, meski pun harus berlari berulang kali di tempat yang sama. Menuju tanda tanda air dan kembali ke tempat semula, menengok bayi Ismail.
Singkat cerita, justru mata air tiba-tiba memancar dari permukaan tanah di sekitar tempat bayi Ismail, bukan memancar dari tempat jauh, di tempat yang telah dikejar. Keajaiban datang ketika segalanya hampir terasa tiada lagi yang bisa diusahakan.
Air Zamzam hadiah dari Alloh SWT untuk mereka pun mengalir, sampai akhir zaman.
Kisah Siti hajar ini mengajarkan bahwa usaha yang terus menerus sama dan konsisten dibekali dengan penuh pengharapan datangnya pertolongan ALLAH. Ternyata hasilnya tak pernah terduga sebelumnya. Subhanallah!
Bisa jadi ribuan kali gagal menjemput terwujudnya harapan. Berlari dan terus berlari berharap menemukan air kehidupan. Namun hanya fatamorgana yang didapatkan.
Tak setetes pun air ditemukan.
Bayi Ismail habis suara tangisnya, ASI sang bunda pun mengering sudah. Bekal makanan dan minuman sudah tak tersisa lagi. Siti Hajar terus saja berlari mengejar impian: menemukan air. Hanya pertolongan Alloh yang dia rindukan.
Jangan jangan diantara kita ada yang seperti itu. Mengejar tambahan rejeki, kesana kemari, memburu mimpi mimpi yang tidak ketahuan kapan terbukti menjadi nyata. Lelah badan lelah pikiran. Tanpa terlihat hasilnya.
Suasana batiniah seperti itulah yang mungkin dirasakan bunda Siti Hajar. Namun Siti Hajar tetap memelihara harapan, bukan semata air yang dia kejar. Tetapi dia merindukan Pertolongan Alloh SWT.
Subhanalloh, mata air pun dikirim oleh Alloh SWT., bukan di tempat satu diantara lokasi pengejarannya yang penuh fatamorgana. Tetapi Justru di sekitar kaki ananda bayi Ismail.
Sebelumnya Siti Hajar tentulah tidak pernah tahu bahwa bumi di sekitar kaki Ismail akan memancarkan mata air. Jika dia mengerti dan punya bocoran informasi, pastilah Siti Hajar bisa bersabar menunggu, dan bisa leha leha, tidak perlu Lelah badan, dan Lelah pikiran.
Siti Hajar terus berlari dan terus saja berlari sampai datang Pertolongan Alloh SWT. Sampai datang segalanya menjadi begitu mudah, begitu indah.
Di dalam fenomena kekinian, Jangan jangan Pertemanan kita si Medsos, maupun di dunia nyata, atau pun aktifitas lain, adalah jawaban Alloh SWT atas pengembaraan kita mencari tambahan rejeki, tambahan iman dan tambahan taqwa.
Berlari ke sana ke mari, menjemput rejeki di berbagai tempat, dan tampil dalam bermacam macam Profesi. Subhanalloh…
Jangan jangan Persaudaraan, Persahabatan, maupun Pertemanan di dunia nyata maupun di Medsos secara Online atau pun aktifitas lain adalah “Air Zamzam”, Air Kehidupan kiriman Alloh SWT. Lebih lebih di musim pandemic Covid-19.
Melalui HP kita, melalui silaturohmi Online kita. Bukan di mana mana, bukan juga di tempat yg jauh di ujung sana.
Pandemik Covid-19 boleh saja mengepung dunia, tetapi Harapan atas Pertolongan Alloh bisa kita selipkan di setiap aktifikas kita sehari hari. Protokol Kesehatan: jaga jarak, Pakai masker, dan Cuci tangan pakai sabun, jaga kebersihan, dan jaga kebersihan adalah langkah menyongsong datangnya Pertolongan Alloh. Semoga.
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allohu Akbar walillahilhamd.
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441.
Mohon maap lahir batin.
Semoga tambah: barokah, sehat
dan sukses selalu untuk kita semua.
Aamiin.
Suasana Berkurban di Kawasan Komplek Lapan, Rumpin.